Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Horor Koplak) Pengalaman Bertemu Sosok Angker di Pinggir Jalan

13 Januari 2017   16:42 Diperbarui: 13 Januari 2017   17:18 3354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah kosong yang difoto dari arah barat, terletak persis di seberang jalan komplek kuburan (ujung sebelah kanan). Di area inilah saya bertemu dengan sosok angker. (dok pri).

Wajahnya betul-betul menyeramkan, saya yakin siapa saja yang melihatnya pasti lari terbirit-birit karena tidak sanggup melihat wajah lelaki itu.

“Oh Tuhan apa yang terjadi denganku?” Ujarku dalam hati saat itu.

Sesampai di rumah saya mulai menggigil ketakutan, kedua kakiku gemetar hampir membuatku tidak bisa berjalan lagi. Saya ingin histeris, berteriak sambil menutup kepalaku, tapi saya masih bisa menahan diri dan sadar bahwa ada keluargaku yang sedang tertidur lelap.

Saat mau tidur, saya pun berfikir dengan kejadian menyeramkan yang baru saja saya alami,

“Kenapa bisa ada seorang lelaki dengan wajah seseram itu berjalan sendirian di tengah malam buta di kawasan perkuburan itu? “Kalaupun dia pulang dari Puskemas yang tidak jauh dari situ untuk berobat, kenapa harus sendirian jalan kaki di jalan angker itu? Jika seseorang itu normal, pasti dia akan menginap di Puskemas? Benar-benar aneh.

Kejadian yang alami semakin menambah cerita-cerita mistis dari kawasan dan jalan di perkuburan itu, walaupun saya tidak menceritakannya kepada siapa pun termasuk keluarga. Kecuali jika mereka sudah membaca artikel saya ini.  Rasa penasaran saya akan cerita-cerita warga setempat, tentang bagaimana angkernya kawasan dan jalan di perkuburan itu saat tengah malam, terjawab dengan sendirinya. Saya sangat yakin cerita-cerita mistis dari para warga desa akan kawasan dan jalan di perkuburan itu bukan sekedar rumor.

Pengalaman Kedua

Waktu itu Mei 2015, saya juga  terpaksa pulang malam sekitar jam 2 pagi dengan sepeda motor karena harus posting tulisan di media dan browsing internet mencari referensi untuk tugas-tugas kuliah. Tepat di jalan sepi (jalan nasional) yang kiri-kanan-nya hutan karet saya berpapasan dengan seorang kakek membawa gerobak mesin yang nampak bercahaya kontras dengan hitam pekatnya malam. saat semakin dekat, gerobak yang dibawa sang kakek itu tampak hampir tidak menyentuh tanah, wajah kakek itu tampak pucat putih seperti mayat hidup, memakai topi kain abu-abu berbentuk kerucut, mirip bentuk pocong.

Di area jalan inilah saya bertemu dengan sosok kakek misterius. Di sebelah kanan ada pondok kebun hutan (bertanda putih) yang terlihat seram saat malam. Di area ini juga sering terjadi kecelakaan lalu lintas, yang tak jarang menelan korban jiwa. (dok pri).
Di area jalan inilah saya bertemu dengan sosok kakek misterius. Di sebelah kanan ada pondok kebun hutan (bertanda putih) yang terlihat seram saat malam. Di area ini juga sering terjadi kecelakaan lalu lintas, yang tak jarang menelan korban jiwa. (dok pri).
Saat berpapasan, pandangan kakek itu lurus ke depan tanpa melihat ke arah saya. BEBERAPA DETIK, Saat Berlalu, saya melirik kakek aneh itu lewat kaca spion, tapi kok gak ada, akhirnya saya menoleh ke belakang, ternyata emang benar, kakek itu tidak nampak lagi bersama gerobaknya, menghilang di gelabnya malam, padahal itu emang jalan lurus satu-satu-nya untuk melintas. Beberapa detik setelah itu, angin malam yang sepoi tiba-tiba bergemuruh "" D"ZZzUuuuut gitu" menerpa wajah saya. Sebuah pengalaman gaib yang membuat saya harus bertasbih sepanjang jalan, setelah kejadian itu, dan keringat dingin, serta tidak bisa tidur.

Dok; kyb
Dok; kyb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun