Selesai makan biasanya mereka mengadakan acara goyang yang diiringi dengan musik dan lagu daerah mereka yang namanya Weya Rabo/Wisisi dan Besek. Melalui acara goyang ini juga dijadikan ajang mencari jodoh atau saling jatuh cinta antara pria dan wanita.
Pesta Bakar Batu menjadi acara ataupun tradisi yang paling dinantikan warga Papua. Mereka bahkan rela meninggalkan dan menelantarkan ladang dengan tidak bekerja selama berhari-hari untuk mempersiapkan pesta ini. Pesta ini dipercaya mengangkat solidaritas dan kebersamaan masyarakat Papua. Disamping itu, mereka juga bersedia mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk membiayai pesta ini.
Tradisi unik Bakar Batu sebenarnya sudah lama ada. Namun selama ini tradisinya tertutupi arus modernisasi. Â Keunikan dari tradisi ini saya yakin akan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang, baik mancanegara dan lokal.
Bertemu dan Menyapa Dengan Hiu Paus
Salah satu daya tarik tersembunyi di perairan Papua tepatnya di Kaimana adalah Hiu Paus. Hiu paus dengan nama latin Rhincodon typus adalah pemakan plankton yang merupakan spesies ikan terbesar. Ukuran tubuhnya yang besarlah yang membuat ikan ini disebut Hiu Paus atau Whale Shark dalam bahasa inggris.
Bupati Kaimana Matias Mairuma mengatakan terdapat sekitar 15 ekor hiu paus yang sering berkeliaran di wilayah perairan sekitar Kaimana. Yang menarik dari hius paus di Kaimana adalah satwa ini bisa ditemui setiap pagi di setiap hari bahkan sepanjang tahun. Karena hiu ini rupanya menetap di Kaimana dan tidak melakukan migrasi. Itu berdeda dengan di tempat-tempat lain, yang hanya bisa ditemui pada saat saat tertentu saja.
Lembaga konservasi internasional yang pernah mengunjungi Kaimana mengatakan hiu paus biasanya tidak meentap di satu tempat dan melakukan migrasi. Namun hal ini tidak berlaku bagi hiu paus yang ada di perairan Kaimana. Hal ini diduga ketersediaan sumber makanan yang cukup serta iklim yang cocok di perairan Kaimana bagi hiu paus. Dugaan ini pun cukup beralasan, karena nelayan setempat yang mencari ikan di perairan Kaimana selalu memberi makan hiu paus itu. Hal itu sudah berlangsung puluhan tahun seperti yang terlihat pada video berikut:
Hiu-hiu paus ini diberi makan ikan-ikan kecil yang tidak dibawa pulang nelayan karena memang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Hiu paus biasanya datang ke lokasi penangkapan ikan nelayan sekitar pukul 05.00 hinggga 08.00 WIT. Para nelayan kadang terus melemparkan ikan-ikan kecil ke dalam laut untuk menarik perhatian hiu-hiu paus agar tetap mendekat. Setelah diberi makan, koloni hiu paus biasanya akan pergi dan akan kembali keesokan paginya.
Meskipun berukuran besar, hiu paus bukanlah ikan yang berbahaya bagi manusia. Hiu paus adalah hewan yang jinak, bisa diajak berenang dan bercengkrama bersama. Koloni hiu paus biasanya membiarkan para penyelam dan nelayan untuk mendekat, menyentuh, bahkan menungganginya. Berbeda dengan beberapa jenis hiu lain, hiu paus tidak memiliki gigi-gigi yang tajam. Untuk makan ikan ini terlihat menghisap ikan-ikan kecil yang ada di depan mulutnya.
Menurut para nelayan di perairan Kaimana, hiu-hiu paus itu sangat lembut dalam berenang dan sama sekali tidak terganggu dengan kehadiran manusia. Para wisatawan yang datang bisa menyelam, mendekat dan menyentuhnya (lihat video di bawah). Wah tentu sensasinya sangat asik dan luar biasa bisa bercengkrama, menunggangi bahkan berfoto dengan hewan laut yang satu ini.
Hiu paus bisa ditemui di teluk Bicari, yaitu di antara Kampung Maimai di daratan Papua dan Tanjung Erana di Pulau Namatota. Dari pelabuhan Kaimana, butuh waktu sekitar 50 menit menggunakan perahu motor berkecepatan tinggi untuk mencapai lokasi. Wisatawan yang datang, akan dapat melihat dan bercengkrama dengan kawanan hiu paus yang terbilang unik dan eksotis ini. Tentu ini akan menjadi pengalaman unik dan menarik. Yang terpenting adalah berangkat pagi-pagi karena di atas pukul 08.00 hiu paus biasanya sudah kembali ke lautan lepas.