Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sandiwara Radio dan Perubahan Iklim Global

16 September 2016   21:54 Diperbarui: 16 September 2016   22:28 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RRI stasiun Meulaboh Aceh Barat mengupas berbagai hal menyangkut Human Interest dalam program Sandiwara Radio termasuk siaga bencana alam. (Dok pri).

Gubernur Aceh Zaini Abdullah dalam sambutannya saat membuka seminar. (Dok pri).
Gubernur Aceh Zaini Abdullah dalam sambutannya saat membuka seminar. (Dok pri).
Maka dari itu, Indonesia membutuhkan upaya pencegahan agar-pulaunya-pulaunya tidak tenggelam. Menurut Gubernur Aceh Zaini Abdullah dalam sambutannya saat membuka seminar tersebut mengatakan “Upaya paling efektif adalah melakukan mitigasi dan adaptasi lebih dini. Mitigasi dapat berupa himbauan kepada masyarakat agar mengurangi emisi gas rumah kaca. Hal ini sudah kita lakukan misalnya melalui Sandiwara Radio yang ada di Aceh. Sedangkan upaya adaptasi merupakan suatu cara menentukan strategi yang bertujuan menekan, menyesuaikan dan mampu mengambil manfaat dari perubahan iklim. Misalnya memindahkan penghuni pulau ke pulau baru yang memiliki potensi alam lebih baik bila suatu tempat mereka berdiam terancam tenggelam,’’ujar pria yang akrab disapa Doto Zaini itu.

Menyimak apa yang dikatakan Gubernur Zaini, maka saya fikir sebagai partisipasi aktif, media atau program Sandiwara Radio perlu untuk lebih merespon dampak perubahan iklim global terutama pada ekosistem laut dan pantai yang sangat penting untuk Negara-negara kepulauan sebagai upaya dalam memecahkan permasahan perubahan iklim global.

Melalui acara ini, saya ingin program Sandiwara Radio dapat lebih merespon dampak perubahan iklim global. (dok pri)
Melalui acara ini, saya ingin program Sandiwara Radio dapat lebih merespon dampak perubahan iklim global. (dok pri)
***

Walau sering kali kita telah mengetahui ataupun mendengar tentang isu pemanasan global dan perubahan iklim yang dibicarakan pada berbagai pertemuan, tetapi nyatanya masih banyak yang tidak mengerti akan makna sebenarnya, belum memahami isu lingkungan tersebut dan belum menyadari bahwa kita sebenarnya berperan dalam menciptakan suhu bumi yang semakin panas beserta dampak-dampak negatif yang ditimbulkannya. Masih banyak yang mengartikan jika pemanasan global itu terjadi karena rumah-rumah sekarang banyak yang pakai kaca. Untuk itu, dalam mendukung upaya penyebarluasan informasi terkait pemanasan global, maka perlu terus atau lebih disosialisasikan dan diedukasikan lagi ke semua kalangan dan lapisan masyarakat terutama melalui dunia Sandiwara Radio yang barangkali akan menjadi media yang menarik untuk diminati, sehingga mendapatkan tempat di hati masyarakat. Bagaimana tidak, karena bahasa radio biasanya berakar pada budaya lisan sebuah masyarakat. Ini sangat menguntungkan, karena naskah drama sandiwara radio, akan benar-benar mengangkat budaya lisan tersebut dan menggugah imajinasi pendengar. Sehingga menjadi efektif dalam menyampaikan pesan.

Menghadapi permasalahan tersebut di atas, saya pikir melalui program Sandiwara Radio, masyarakat, dunia usaha maupun pemerintah serta pihak-pihak lainnya dapat diajak untuk berperan ataupun peduli dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup. Karena kita tahu masyarakat akan secara nyata berkontribusi besar mengatasi dampak perubahan iklim dengan membuat berbagai gerakan masyarakat berbasis lingkungan seperti penanaman pohon, pemeliharaan pohon, pengelolaan sampah secara benar, konservasi sumber daya alam baik hutan, lahan, sungai dan laut, penggunaan energi listrik dan bahan bakar secara arif dan bijak. Kemudian dunia usaha, sangat berperan dalam melaksanakan mekanisme produksi bersih yang menjadi cermin kepedulian pengusaha dalam memberi andil dalam pengelolaan lingkungan hidup. Begitu juga dengan pemerintah, baik pusat maupun daerah, yang dapat membuat perubahan besar dengan dengan mengutamakan pengelolaan lingkungan dalam seluruh kebijakan yang dikeluarkannya. Hal-hal di atas merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan di mana pengelolaannya merupakan tanggung jawab bersama.

RRI stasiun Meulaboh Aceh Barat tetap konsisten dan komitmen melaksanakan program Sandiwara Radio. (Dok pri).
RRI stasiun Meulaboh Aceh Barat tetap konsisten dan komitmen melaksanakan program Sandiwara Radio. (Dok pri).
RRI stasiun Meulaboh Aceh Barat mengupas berbagai hal menyangkut Human Interest dalam program Sandiwara Radio termasuk siaga bencana alam. (Dok pri).
RRI stasiun Meulaboh Aceh Barat mengupas berbagai hal menyangkut Human Interest dalam program Sandiwara Radio termasuk siaga bencana alam. (Dok pri).
Upaya mitigasi terkait gerakan-gerakan seperti yang saya sebutkan di atas sangat mungkin diterapkan melalui program Sandiwara Radio. Melalui Sandiwara Radio, dapat kita selipkan pesan dalam bentuk naskah drama berupa himbauan dan edukasi kepada masyarakat untuk melakukan penanaman pohon, mengurangi penebangan hutan dan pengelolaan sampah secara benar. Karena pepohonan sangat bermanfaat untuk mengurangi pemanasan global, yakni menyerap gas CO2. Dalam sandiwara radio dapat diungkapkan bahwa dalam suatu penelitian, satu pohon ukuran rata-rata dapat menyerap gas  CO2 kurang lebih 6 kg per tahun. Dan selama 30 tahun lebih dapat menyerap CO2 sebanyak 250 kg.

Begitu juga dengan pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah yang tidak benar akan menghasilkan gas Karbon Dioksida (CO2) dan gas Metan (CH4). Dalam program Sandiwara Radio dapat diungkapkan atau diberitahukan jika gas CO2 dihasilkan dari pembakaran sampah, sedangkan gas Metan dihasilkan dari pembusukan sampah yang tidak diolah dengan baik dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah Open Dumping.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70 % gas Metan di TPA teremisikan atau terbuang ke atmosfir, dan 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas Metan. Efek rumah kaca gas Metan lebih berbahaya daripada efek rumah kaca gas CO2 yakni 21 kali kekuatan gas CO2. Selain itu pembakaran sampah terutama sampah plastik, selain menghasilkan gas CO2, juga menghasilkan gas dioksin dan furan yang bersifat karsinogenik sehingga  memicu timbulnya kanker. Pemberitahuan melalui Sandiwara Radio seperti ini saya yakin akan memberikan kesadaran dan informasi yang besar bagi masyarakat banyak sehingga masyarakat tergerak untuk memulai mengelola sampah dengan benar. Selama ini masyarakat hanya tahu jika sampah hanya menyebabkan tersumbatnya selokan, banjir, bau dan merusak estetika bahkan sebagian besar orang menganggap sepele masalah sampah. Dan ternyata sampah memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan suhu bumi yang berpengaruh negatif sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia.

Bagaimana pengelolaan sampah secara benar? Melalui program Sandiwara Radio dapat diberitau bahwa pengelolaan sampah secara benar adalah mengolah sampah dari sumbernya yakni melalui 3R, yaitu (1) Reduce, mengurangi produksi sampah, misalnya dengan membawa tas belanja ke pasar dan menolak kantong plastik (2) Reuse, menggunakan kembali atau memperpanjang umur pemakaian misalnya menjadikan kaleng bekas sebagai tempat pensil, memberikan barang-barang layak pakai kepada orang yang membutuhkan dan (3) Recycle,  mendaur ulang sampah misalnya pembuatan kompos, daur ulang plastik dan daur ulang kertas. Jadi saya pikir tambahan –tambahan informasi semacam ini dapat disebarluaskan dengan cepat melalui Sandiwara Radio.

***

BPBD Aceh Barat Siaga Banjir Melalui Sandiwara Radio

Memasuki musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat siaga  banjir. Berbagai persiapan dirancang untuk menghadapi bencana yang berpotensi terjadi pada musim ini di kota Meulaboh, salah satunya melalui Sandiwara Radio RRI Aceh Barat. Aceh Barat merupakan kabupaten yang rawan banjir jika terjadi curah hujan tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun