Menyimak apa yang dikatakan Gubernur Zaini, maka saya fikir sebagai partisipasi aktif, media atau program Sandiwara Radio perlu untuk lebih merespon dampak perubahan iklim global terutama pada ekosistem laut dan pantai yang sangat penting untuk Negara-negara kepulauan sebagai upaya dalam memecahkan permasahan perubahan iklim global.
Walau sering kali kita telah mengetahui ataupun mendengar tentang isu pemanasan global dan perubahan iklim yang dibicarakan pada berbagai pertemuan, tetapi nyatanya masih banyak yang tidak mengerti akan makna sebenarnya, belum memahami isu lingkungan tersebut dan belum menyadari bahwa kita sebenarnya berperan dalam menciptakan suhu bumi yang semakin panas beserta dampak-dampak negatif yang ditimbulkannya. Masih banyak yang mengartikan jika pemanasan global itu terjadi karena rumah-rumah sekarang banyak yang pakai kaca. Untuk itu, dalam mendukung upaya penyebarluasan informasi terkait pemanasan global, maka perlu terus atau lebih disosialisasikan dan diedukasikan lagi ke semua kalangan dan lapisan masyarakat terutama melalui dunia Sandiwara Radio yang barangkali akan menjadi media yang menarik untuk diminati, sehingga mendapatkan tempat di hati masyarakat. Bagaimana tidak, karena bahasa radio biasanya berakar pada budaya lisan sebuah masyarakat. Ini sangat menguntungkan, karena naskah drama sandiwara radio, akan benar-benar mengangkat budaya lisan tersebut dan menggugah imajinasi pendengar. Sehingga menjadi efektif dalam menyampaikan pesan.
Menghadapi permasalahan tersebut di atas, saya pikir melalui program Sandiwara Radio, masyarakat, dunia usaha maupun pemerintah serta pihak-pihak lainnya dapat diajak untuk berperan ataupun peduli dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup. Karena kita tahu masyarakat akan secara nyata berkontribusi besar mengatasi dampak perubahan iklim dengan membuat berbagai gerakan masyarakat berbasis lingkungan seperti penanaman pohon, pemeliharaan pohon, pengelolaan sampah secara benar, konservasi sumber daya alam baik hutan, lahan, sungai dan laut, penggunaan energi listrik dan bahan bakar secara arif dan bijak. Kemudian dunia usaha, sangat berperan dalam melaksanakan mekanisme produksi bersih yang menjadi cermin kepedulian pengusaha dalam memberi andil dalam pengelolaan lingkungan hidup. Begitu juga dengan pemerintah, baik pusat maupun daerah, yang dapat membuat perubahan besar dengan dengan mengutamakan pengelolaan lingkungan dalam seluruh kebijakan yang dikeluarkannya. Hal-hal di atas merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan di mana pengelolaannya merupakan tanggung jawab bersama.
Begitu juga dengan pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah yang tidak benar akan menghasilkan gas Karbon Dioksida (CO2) dan gas Metan (CH4). Dalam program Sandiwara Radio dapat diungkapkan atau diberitahukan jika gas CO2 dihasilkan dari pembakaran sampah, sedangkan gas Metan dihasilkan dari pembusukan sampah yang tidak diolah dengan baik dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah Open Dumping.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70 % gas Metan di TPA teremisikan atau terbuang ke atmosfir, dan 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas Metan. Efek rumah kaca gas Metan lebih berbahaya daripada efek rumah kaca gas CO2 yakni 21 kali kekuatan gas CO2. Selain itu pembakaran sampah terutama sampah plastik, selain menghasilkan gas CO2, juga menghasilkan gas dioksin dan furan yang bersifat karsinogenik sehingga  memicu timbulnya kanker. Pemberitahuan melalui Sandiwara Radio seperti ini saya yakin akan memberikan kesadaran dan informasi yang besar bagi masyarakat banyak sehingga masyarakat tergerak untuk memulai mengelola sampah dengan benar. Selama ini masyarakat hanya tahu jika sampah hanya menyebabkan tersumbatnya selokan, banjir, bau dan merusak estetika bahkan sebagian besar orang menganggap sepele masalah sampah. Dan ternyata sampah memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan suhu bumi yang berpengaruh negatif sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia.
Bagaimana pengelolaan sampah secara benar? Melalui program Sandiwara Radio dapat diberitau bahwa pengelolaan sampah secara benar adalah mengolah sampah dari sumbernya yakni melalui 3R, yaitu (1) Reduce, mengurangi produksi sampah, misalnya dengan membawa tas belanja ke pasar dan menolak kantong plastik (2) Reuse, menggunakan kembali atau memperpanjang umur pemakaian misalnya menjadikan kaleng bekas sebagai tempat pensil, memberikan barang-barang layak pakai kepada orang yang membutuhkan dan (3) Recycle,  mendaur ulang sampah misalnya pembuatan kompos, daur ulang plastik dan daur ulang kertas. Jadi saya pikir tambahan –tambahan informasi semacam ini dapat disebarluaskan dengan cepat melalui Sandiwara Radio.
***
BPBD Aceh Barat Siaga Banjir Melalui Sandiwara Radio
Memasuki musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat siaga  banjir. Berbagai persiapan dirancang untuk menghadapi bencana yang berpotensi terjadi pada musim ini di kota Meulaboh, salah satunya melalui Sandiwara Radio RRI Aceh Barat. Aceh Barat merupakan kabupaten yang rawan banjir jika terjadi curah hujan tinggi.