Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Bulan Kemerdekaan RTC] Oh Indonesia, Bagaimana Nasibmu Kelak?

18 Agustus 2016   21:35 Diperbarui: 18 Agustus 2016   23:59 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo: RumpiesTheClub@dok

Oh Indonesia, bagaimana nasibmu kelak?

Jutaan anak masih telantar

Mereka masih tidak mendapatkan pendidikan dan penghidupan yang layak.

Ketika Negara tidak berperan melindungi warga Negara yang lemah.

Mereka makin tersingkir, tidak dapat menikmati kue pembangunan yang ada.

Bagaimana mereka nanti dapat menjadi generasi harapan bangsa jika saat ini kondisinya masih memprihatinkan?


Reformasi bukannya menjadikan negeri ini tambah makmur

Justru borok-boroknya kian kelihatan

Sudah hampir empat rezim berganti setelah masa reformasi

Tapi rakyat masih dalam kondisi sekarat

Sungguh negeri akan sejahtera dan berjaya

Bila pendidikan tercipta dan ekonomi merdeka

Merdeka dari kemiskinan

Mari kita berkaca pada semesta

Para remaja yang memperkosa siswi SMP, lalu di buang ke jurang.

Suami bunuh istri, teman tega membunuh sahabatnya dengan racun,

mahasiswa membunuh dosen pembimbingnya

Semua karena hal-hal sepele

Begitu miris mentalitas anak bangsa ini

Kekerasan demi kekerasan menjadi tontonan gratis di berbagai media

Sudah begitu merosotkah moralitas bangsa? Apa penyebabnya?

Jika hari ini sudah begini, apa yang akan terjadi setelah 100 tahun Indonesia merdeka?


Negeri takkan jadi apa bila dendam kesumat masih membara

Berhentilah mencipta kematian jika hanya menyisakan dendam

Berhentilah mengurai benang kusut jika hanya menambah luka parut.

Ingatkah engkau pada Tenggelamnya Kapal Vanderwijk?

Ingatkah engkau pada Sang Pemimpi? atau Maha Mimpi Anak Negeri?

Ada adat istiadat, moralitas dan kasih sayang yang tersaji 

Di era digital, anak muda rentan akan pengaruh-pengaruh negatif

Banyak dari mereka yang sudah terjebak pada fasilitas serta instan

Mulai meninggalkan dan melupakan nilai-nilai pancasila

Malas membaca karya-karya sastra berkualitas yang memiliki pembelajaran moral

Jangan hanya menampung keilmuan saja

Ruang-ruang sastra dapat memanusiakan manusia


Hari ini, kita tidak pernah lagi menyaksikan sang ibu atau nenek menidurkan anak dan cucunya 

Dengan cerita dongeng, cerpen atau pepatah-petitih

Tapi dengan musik, lagu-lagu atau metalika yang menjadikan jiwa anak keras dan cengeng

Apa yang harus kita lakukan?

Masa depan adalah misteri, khususnya apa yang terjadi pada anak-anak kita, menjadi apa mereka?

Mari membangun nasionalisme dan patriotisme generasi muda

Hantarkan dan ciptakan generasi yang bermoralitas, generasi terbaik, generasi emas 2045, 100 tahun Indonesia merdeka

Dan jadilah pembelajaran karya-karya sastra yang berkualitas

Untuk kebangkitan dan kemerdekaan

***

Tepian Dermaga Lhok (teluk) Bubon Aceh, 17 Agustus 2016

Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Bulan Kemerdekaan RTC

Logo: RumpiesTheClub@dok
Logo: RumpiesTheClub@dok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun