Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Melindungi Anak dan Remaja dari Perilaku Menyimpang, Menyelamatkan Generasi Muda Indonesia

25 Juli 2016   20:27 Diperbarui: 25 Juli 2016   22:19 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ajarkan pendidikan seks dan kesehatan reproduksi pada anak sejak dini (gambar: kintakun-collection.co.id )

Kedua, pemerintah melalui berbagai lembaga bentukan selain dari BKKBN seperti  MUI, MPU, Dinas Syariat, Polisi Syariat dan Departemen Agama, harus lebih aktif mengakrabi dunia remaja. Belum terlihat ada suatu kegiatan yang massif selain sekolah yang sangat formal untuk tempat remaja mengakrabi dan dapat masuk ke sana untuk mendapatkan pelayanan dan bimbingan dari mereka. Di sisi lain pemerintah juga harus lebih memperkuat sisi penghukuman atau penegakan hukum secara tegas yang memberi efek jera bagi para pelaku. Bahkan jika perlu hukuman maksimal harus diberikan kepada pelaku kejahatan seperti ini.

Ketiga, perlunya diarahkan para remaja pada kegiatan-kegiatan keremajaan yang lebih positif dalam menghabiskan waktu luangnya.  Karena salah satu cara yang dapat dilakukan oleh remaja untuk dapat terus berada dalam lingkaran kebaikan adalah dengan melakukan aktivitas atau kegiatan positif dan bermanfaat, seperti berorganisasi. 

Anak-anak di rumah tangga dan di setiap sekolah harus lebih dibiasakan untuk berorganisasi, seperti Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), Rohani Islam (Rohis), Organisasi Remaja Islam (Oris) atau remaja mesjid dan lainnya. Namun sayangnya kita melihat kegiatan keorganisasian ini tidak mendapat perhatian serius terutama dari banyak sekolah yang ada di Indonesia. Karena sudah sangat sibuk dengan muatan kurikulum yang seakan tidak pernah habis. Padahal kegiatan keorganisasian tersebut memiliki peran besar dalam membentuk karakter remaja. Di dalam masyarakat sebenarnya juga harus lebih banyak digiatkan atau diaktifkan kegiatan yang sama untuk dapat menjadi wadah para remaja mengefektifkan penggunaan waktu sehingga tidak terjerumus pada kegiatan negatif, narkoba di tempat hiburan misalnya. 

Di sisi lain pemerintah juga harus menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung kegiatan keorganisasian para remaja, yang mana para remaja dapat mengasah dan mengembangkan apa yang diminatinya. Maka remaja akan lebih memiliki potensi untuk maju dan berkembang.

Keempat, pendidikan seks, pendidikan kesehatan reproduksi dan pendidikan agama yang benar. Pendidikan seks (sex education) kesehatan reproduksi dan agama juga menjadi solusi dalam penyelesaian masalah pergaulan bebas atau seks bebas di kalangan remaja. Namun suatu ironi yang terjadi, di mana masih banyak dari kita terutama orang tua yang tabu akan pendidikan seks, menganggap pendidikan seks hal yang tabu untuk dibicirakan pada anak, bahkan ada yang alergi dan menghindar jika anak bertanya seputar seksualitas dan mendengar kata pendidikan seks. Banyak di antara mereka beraksi secara berlebihan, bahwa ini dianggap mengajarkan pornografi. Padahal dalam perkembagan hidup anak, kita sering mendengar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak yang seringkali muncul secara spontan dari apa yang dilihat dan didengar dari lingkungan sekitarnya, seperti:

“Ma, menstruasi dan mimpi basah itu apa sih?”

“Adik bayi itu keluarnya dari mana ya ma?”

“Kok bisa bisa adik bayi  lahir dari perut  mama?”

“Kenapa burung aku kalau pagi berdiri ya?”

“Kenapa payudara Mama besar dan aku tidak?”

Intinya dalam perkembangan hidup anak, minat terhadap masalah seks sebenarnya muncul pada setiap anak pada setiap tahapan usia. Sehinga mereka akan banyak menanyakan kenapa begini? kenapa begitu? Terkait seksualitas, namun banyak dari kita orang tua tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, sehingga memilih untuk diam atau meminta anak untuk tidak bertanya lagi. Padahal saat-saat anak menannyakan hal tersebut, merupakan saat yang paling tepat bagi orang tua menjelaskan seputar seksualitas secara edukatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun