Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Balada Mudik, Sebuah Perjuangan Tak Kenal Pantang

7 Juli 2016   01:27 Diperbarui: 7 Juli 2016   02:45 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar: www.balingbambu.com

1. Saat mudik, badan harus sehat

Faktor kesehatan dan kondisi tubuh menjadi faktor utama dalam menentukan kelancaran dan keselamatan saat kita melakukan mudik, terutama bagi mereka yang mudik dengan moda transportasi darat, baik kendaraan pribadi maupun angkutan penumpang umum. Jangan sampai kondisi kesehatan menjadi tidak fit yang dapat mengancam keselamatan kita dalam melakukan perjalanan jauh yang namanya mudik. Banyak hal yang dapat dilakukan agar kesehatan dan kondisi tubuh tetap fit selama mudik, seperti melakukan cek kesehatan sebelum pergi mudik, menggunakan masker atau penutup hidung saat berkendara, berhenti di rest area setiap beberapa jam, membawa bekal makanan dan obat-obatan yang cukup, hingga melakukan perengangan jika  posisi badan terasa kaku.

2. Memastikan kondisi kendaraan

Kondisi kendaraan harus benar-benar prima, karena dapat menghindari masalah-masalah saat di jalan misalnya mogok, sehingga mudik makin menyenagkan. Jangan sampai, karena kurang persiapan, mobil malah mogok di tengah jalan. Menghadapi jarak tempuh yang jauh, cuaca yang tidak menentu, jalanan yang relatif tidak ramah dan berbagai kemungkinan lain di jalan tentu memerlukan kondisi kendaraan yang prima. Melakukan servis rutin berkala kendaraan bermotor mutlak diperlukan, apakah itu di bengkel resmi  ataupun bengkel otomotif yang dipercaya. Jika tidak sempat memeriksakan kendaraan ke bengkel langganan, tentu harus melakukan pengecekkan sendiri. Ada beberapa hal yang mesti harus dicek agar kendaraan kita tetap tangguh dan prima dalam perjalanan mudik lebaran. Seperti melakukan pengecekan pada bagian mesin, misalnya oli mesin, oli transmisi, minyak rem, minyak power steering, air radiator dan lain-lainnya. Melakukan pengecekan pada tekanan angin ban, termasuk kondisi ban serep, apakah masih digunakan untuk menghadapi berbagai medak atau tidak, rem, kopling, dan lampu serta bagian interior dan eksterior kendaraan. Jangan lupa pula untuk selalu menyediakan perlengkapan-perlengkapan kendaraan seperti toolset atau obeng, dongkrak, busi dan bohlam cadangan, segitiga cadangan, coolant water untuk radiator, bahkan kotak P3K.

3. Memastikan kondisi tujuan

Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah pemudik harus mengantisipasi titik-titik mana di jalur mudik yang rawan kemacetan dan bahkan berpotensi mengancam keselamatan pemudik. Terdapat di tiga titik di jalur Pantura yang perlu di waspadai, karena di titik-titik ini  tragedi macet rutin terjadi. Misalnya Simpang Jomin, Pejagan dan Simpang Gentong. Terutama di Simpang Jomin, jika pemudik mengendarai mobil, bila melalui tol Cikampek sebaiknya keluar di Tol Dawuan sehingga dapat menghindari kemungkinan macet di Simpang Jomin.  Saat ini, dengan beroperasinya Tol Cipali, bukan tak mungkin kemacetan bergeser ke Pejagan karena jalan tol Cipali sudah terhubung hingga Tol Pejagan di Jawa Tengah.

3. Inilah titik-titik besar rawan macet di jalur mudik. (dok kompas.com)
3. Inilah titik-titik besar rawan macet di jalur mudik. (dok kompas.com)
4. Berangkat lebih awal

Pada saat mudik para pemudik harus mengantisipasi kemacetan akibat pasar tumpah. Pasar tumpah hampir terdapat di setiap kota di jalur Pantura, mulai dari Cirebon, Brebes, Batag, hingga Kendal. Namun karena kesibukan pasar hanya berlangsung dari pagi menjelang siang, diharap pemudik dapat berangkat lebih awal guna menghindari padatnya aktivitas pasar pada jam-jam tersebut. Pemerintah selama ini telah melakukan berbagai upaya untuk meredam kemacetan yang disebabkan oleh pasar tumpah. Salah satunya dengan menginstruksikan pemerintah daerah untuk memindahkan pintu utama pasar agar tidak langsung menghadap jalan raya.

Pasar Tumpah di Jalur Pantura yang berpotensi timbulkan kemacetan (www.tribunnews.com)
Pasar Tumpah di Jalur Pantura yang berpotensi timbulkan kemacetan (www.tribunnews.com)
5. Lakukan mudik bareng

Melakukan perjalanan mudik dengan perencanaan dan pertimbangan yang matang harus dilakukan oleh pemudik. Lebih baik lagi jika mudik dilakukan dengan terorganisasi, seperti melakukan mudik bersama atau mudik bareng dengan sesama pemudik yang tujuannya sama. Sebagai contoh kebiasaan mudik yang ditunjukkn oleh suku Minangkabau yang mengelar “pulang basamo” (pulang kampung bersama), baik yang dilakukan komunitas maupun sesama perantau dari  satu kampung. Bagi suku Minang, pulang basamo memang sudah menjadi tradisi. Berbagai moda mereka pilih, mulai dari kapal laut, menyewa bus, bahkan menggunakan pesawat udara.

6. Mencari jalan alternatif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun