Mohon tunggu...
Maulana Ikhsan
Maulana Ikhsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - ~

More important is action ~saudade~

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implikasi Globalisasi untuk Indonesia

25 Oktober 2022   03:40 Diperbarui: 25 Oktober 2022   03:49 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Maulana Ikhsan

Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

Email : Ikhsanlana03@gmail.com

A. PENDAHULUAN

Mulanya fenomena globalisasi tidak terlepas dari perdebatan antara kubu proglobalisasi dan antiglobalisasi (Cahyono, 2008:1). Di mana dalam persepktif yang satu, globalisasi dapat mendongkrak kebutuhan perekonomian sembari mendatangkan kemaslahatan bagi suatu bangsa. Sedangkan perspektif lainnya globalisasi dianggap hanya sebagai proses tipu daya dan proses negara-negara maju untuk mengembangkan usahanya dengan dominasi kekuasaannya di negara-negara berkembang (Cahyono, 2008:2). Namun nilai anti globalisasi lambat laun meredup. Pasalnya globalisasi mempengaruhi kebermanfaatan bagi masa depan sebuah negara, dengan catatan bahwa negara tersebut mengetahui tata cara apa yang tepat dalam menuai kemaslahatan (Cahyono, 2008: 80).

Indonesia yang dianggap negara berkembang (Yuni et al. 35). Harus bercita-cita menjadi negara maju walaupun dengan terseok-seok. Hal tersebut akhirnya berjalan walaupun saat ini jika dilihat melalui teori modernisasi masih dalam tahapan tinggal landas (Yuni et al. 38). Hal tersebut di buktikan menurut (IndonesiaBaik.id and KOMINFO, 2022:4) masuknya Indonesia ke dalam forum ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia yang terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa. Bahkan saat ini menduduki sebagai presiden G20. Melalui subjektifitas inilah, terlihat secara gamblang bahwa implikasi globalisasi untuk Indonesia amat sangat terasa. Terlebih, jika memberikan dampak yang besar bagi perkembangan perekonomian dalam menyokong sosial budaya di Indonesia.

B. BAGIAN TEMUAN DAN ANALISIS

Berlandaskan kepada perspektif teoritis neoliberal, proses globalisasi ekonomi akan selalu menyangkut aspek-aspek sosial politik di dalamnya (Sorensen & Robert, 2016: 6-7). Di mana proses ini memandang dengan dicirikannya liberalisasi ekonomi sebagai proses penciptaan positive sum game. Artinya, semua partisipasi aktif negara berpeluang dalam memperbesar keuntungan globalisasi ekonomi dengan persyaratan masyarakat negara tersebut mampu meningkatkan daya saing dalam persaingan perdagangan dan keuangan global. Dalam perspektif ini yang menjadi kata kunci adalah efisiensi untuk mendapatkan keuntungan dari setiap interaksi yang dijalankan (Cahyono, 2008: 87). Pandangan ini amatlah bermanfaat, sebab untuk memahami fenomena setiap negara dalam meningkatkan keuntungan yang ditawarkan di pasar global.

1. Dampak Globalisasi terhadap Segi Sosial Politik di Indonesia

Melalui fenomena yang demikian kompleksnya, fenomena awal dalam perkembangan globalisasi yang menjadi pembahasan sub pro dan kontra mulai membias menjadi proses proglobalisasi yang seutuhnya. Proses pergumulan tersebut memakan waktu yang tak sebentar. Melibatkan seluruh negara dengan terbagi atas negara maju dan berkembang. Dengan masing-masing negara akan bersaing untuk menjadi yang terkuat dalam sistem perekonomian.

Seperti layaknya sebuah negara dalam mereformasi ekonomi untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi. Indonesia contohnya. Dengan melakukan kolaborasi ekonomi antara pemerintah, elite politik, elit ekonomi lokal dan internasional, agar terdapat pola reformasi ekonomi yang terbarukan. Namun, ini hanya menambah penderitaan rakyat. Sebab berbagai bentuk subsidi dikurangi demi efisiensi penggunaan anggaran dan lancarnya pengembalian utang negara kepada negara peminjam utang ataupun lembaga internasional. Fenomena seperti ini yang sedang terjadi di negara ini. Proses yang demikian epiknya, namun juga mengancam demokrasi di negara berkembang karena pemerintahan yang berkuasa sudah tidak lagi berorientasi kepada kepentingan rakyat melainkan pada pencarian perlindungan politik atas modal demi mencari keuntungan (Cahyono, 2008: 91).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun