Kendati demikian, pelaksanaan pembelajaran yang secara online memiliki beberapa kendala dalam penerapannya, di mana salah satu kendala yang menjadi problematika adalah dari sisi biaya internet yang dikeluarkan. Kian hari kian terasa pengeluaran yang melonjak bagi para pelajar dan pengajar.
Oleh karena itu, pemerintah dari pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayan mengupayakan untuk menggelontorkan subsidi pemerintah dalam tatanan pendidikan kedalam bentuk kuota internet. Tentu, bantuan ini gratis dan menjawab kebutuhan  dari para rakyat yang membutuhkan kuota  dalam pembelalajaran secara daring di tanah air.
Implementasi dari program kuota gratis, sangat berdampak baik bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Sebab mampu meringankan dan mengatasi beban saat proses pembelajaran. Distribusi kuota internet yang berjenjang dalam ranah pendidikan memberikan dampak dalam kegiatan belajar mengajar menjadi lancar.
Pembagian internet yang adil dari setiap jenjangnya, merupakan dampak dari implementasi yang bersifat positif. Di mana dari data yang didapat peserta didik PAUD mendapatkan 20 GB per bulan, peserta didik jenjang pendidikan dasar dan menengah mendapatkan 35 GB per bulan, pendidik PAUD dan jenjang pendidikan dasar dan menengah mendapatkan 42 GB per bulan, dan mahasiswa dan dosen mendapatkan 50 GB per bulan.
Ini merupakan adil bagi setiap jenjangnya. Adil bukan berarti harus sama dari besaran kuota untuk setiap jenjang. Namun, seberapa besar kebutuhan yang diperlukan, itu yang merupakan arti dari keadilan dalam prinsip ini.
Internet adalah nyawa dalam sistem pembelajaran daring pada saat ini. Sebab secara langsung ataupun tidak langsung, internet mempercepat pengaruh pendidikan dalam IPTEK.Â
Pengetahuan dari pendidikan bisa terus dikembangkan dan disalurkan kepada para pelajar melalui pengajar melalui proses pembelajaran daring. Lebih-lebih lagi dalam mengedepankan aspek pendidikan, pemerintah memberikan bantuan kuota internet untuk mempermudah para peserta maupun pengajar dalam dunia pendidikan agar terus berkembang dan berproses.Â
Dana individu yang biasa dialokasikan untuk pembelian kuota internet, bisa diberdayagunakan untuk keperluan lain seperti pembelian beberapa bahan pokok seperti sandang ataupun papan. Jika keperluan yang pokok ini bisa dipenuhi, maka kajian selanjutnya adalah pendidikan yang mampu menjelaskan masa depan bangsa untuk mengentaskan kemiskinan, baik pada masa itu ataupun masa depan.
Pemberian kuota internet secara langsung ini, pastinya akan menjadi inventasi besar kepada para pelajar muda yang memiliki giat belajar tinggi untuk meraih masa depan yang lebih baik dari zamannya. Pemberian kuota internet berdampak baik juga pada masa pandemik, sebab akan mencegah pendidikan Indonesia yang semakin terbelakang dari negara maju lainnya.Â
Jika hal positif dari regulasi yang digelontorkan pemerintah dalam ranah pendidikan terus diupayakan, kemungkinan besar di masa depan Indonesia akan menjadi negara yang bebas akan kemiskinan dan kebodohan yang saat ini menjadi sebuah kelumrahan di tempat yang tidak terjamah oleh pendidikan itu sendiri.
Setelah membahas dari upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan melalui program pendidikan yang dikemukakan untuk kemajuan bangsa dan negara, perlu juga kajian terhadap tujuan proram yang menjadi bagian penentu dari indikator keberhasilan dari sebuah program.Â