Mohon tunggu...
ikhsansetiawan
ikhsansetiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Mahasiswa semester 5 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Memiliki ketertarikan dibidang perfilman dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Upacara Balimau Kasai sebagai Tradisi Menyambut Ramadhan Masyarakat Kampar

18 November 2024   18:20 Diperbarui: 18 November 2024   18:31 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Balimau Kasai merupakan salah satu upacara tradisional masyarakat Kabupaten Kampar dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Upacara ini dilakukan sehari sebelum bulan ramadhan sebagai simbol pembersihan atau mensucikan diri untuk menyambut bulan yang suci ramadhan. Selain itu upacara ini juga sebagai simbol rasa syukur dan kegembiraan masyarakat menyambut bulan ramadhan.

Sejarah Balimau Kasai

Berbicara tentang adat istiadat, tidak akan pernah luput dari sejarah yang pernah terjadi di masa lalu. Tradisi balimau kasai ini berasal dari umat hindu di India. Balimau Kasai dianggap mirip dengan Makaraa Sankranti, yaitu saat umat Hindu mandi di sungai Gangga untuk memuja dewa Surya sebagai  bentuk penyucian diri dan penguat tali kasih antar sesama. Penyucian disini maksudnya dengan balimau kasai dosa-dosa mereka hilang bersama mengalirnya air sungai tersebut dan kemudian agama itu berkembang di indonesia hingga sampai ke pelosok negeri yang ada di indonesia dan sampailah di Kabupaten Kampar. Hal ini dibuktikan dengan adanya agama Hindu di Kampar dengan ditemukannya gugusan Candi di Muara Takus yang terletak di XIII Koto Kampar. Tradisi itulah yang berkembang hingga saat ini di masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Kampar, Riau. 

Dalam catatan sejarah, mandi balimau kasai pertama kali dilaksanakan di desa Batu Belah Kabupaten Kampar pada dekade 1960-an, bahkan diduga lebih awal daripada tradisi yang dilaksanakan di Sumatera Barat. Pada mulanyaa mandi balimau kasai hanya dikenal sebagai tradisi masyarakat di sepanjang sungat Kampar saja. Namun sejak dekade berikutnya, pemerintah tingkat kecamatan dan bahkan Kabupaten Kampar telah ikut berperan mendesain upacara mandi balimau kasai sebagai salah satu objek wisata budaya.

Pengertian dan Makna Balimau Kasai

Salah satu budaya yang hingga saat ini masih dilestarikan dan dilaksanakan oleh sebagian masyarakat Kabupaten Kampar adalah mandi balimau kasai. 

Istilah Balimau  berasal dari bahasa Ocu (Kampar) yang berarti "mandi menggunakan air yang dicampur dengan perasan jeruk". Limau itu sendiri berarti jeruk dan jeruk yang sering digunakan pada tradisi ini adalah jerus nipis, jeruk purut dan jeruk kapas. Sedangkan Kasai berarti wewangian, yang terbuat dari berbagai macam bunga dan juga campuran air beras, kunyit, daun serai dan daun jeruk. Kasai ini sudah biasa digunakan oleh warga masyarakat sebagai pengharum badan dan pendingin kepala. Bagi masyarakat melayu tradisi ini memiliki makna mendalam yakni mensucikan diri dalam menyambut bulan ramadhan.

Pelaksanaan Mandi Balimau Kasai

Mandi balimau kasai adalah tradisi masyarakat Riau yang dilakukan di sungai untuk menyambut bulan suci ramadhan. Tradisi ini biasanya dilaksanakan pada petang hari sehari sebelum Ramadhan. 

Dalam pelaksanaannya, sebagian daerah tidak memperbolehkan mandi bersama sama dengan yang bukan mahrom. Hal ini dinilai tidak sesuai dengan ajaran agama islam jika mandi bersama yang bukan mahrom. 

Upacara ini biasanya diiringi juga dengan beberapa kegiatan lainnya, misalnya ziarah kubur, pengajian, pertunjukan seni oleh masyarakat dan juga permainan lainnya. Puncak pelaksanaan mandi balimau kasai adalah sore menjelang petang satu hari sebelum memasuki bulan puasa. 

Nilai-nilai Islam pada Tradisi Balimau Pasai

Setiap tradisi pasti memiliki makna yang sakral bagi masyarakat setempat. Makna yang dapat diambil dari tradisi balimau kasai adalah simbol penyucian diri dan mengikat tali kebersamaan dalam masyarakat. Selain itu ada beberapa nilai-nilai islam dari tradisi Balimau Kasai, yaitu: 

1. Memperkuat Silaturahmi

Bagi masyarakat Kampar Riau, mandi balimau kasai merupakan mandi di tepian sungai dengan limau yang dianggap sebagai alat penyucian fisik, hal ini juga dijadikan sarana untuk memperkuat rasa persaudaraan sesama muslim denga mengunjungi dan meminta maaf satu sama lain. Sebelum memasuki bulan puasa dan sholat maghrib, anak kemenakan dan memantu akan mendatangi orang tua, mertua, mamak (paman), kepala adat, atau guru mengaji, mereka datang dalam rangka meminta maaf menjelang masuknyaa bulan suci ramadhan. Jadi mandi balimau kasai merupakan salah satu proses silaturahmi dan penyucian diri sebelum masuknya bulan suci Ramadhan. 

2. Sebagai wujud syukur atas sampainya umur pada bulan suci Ramadhan 

Makna sesungguhnya dari mandi balimau kasai adalah mandi taubat. Bentuk rasa syukur atas nikmat Allah yang selama ini telah diterima para hamba-Nya, yang kemudian disertai dengan niat bertaubat kepada Allah SWT. 

Penulis:Chaesar Muhammad Ikhsan Setiawan, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun