Balimau Kasai merupakan salah satu upacara tradisional masyarakat Kabupaten Kampar dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Upacara ini dilakukan sehari sebelum bulan ramadhan sebagai simbol pembersihan atau mensucikan diri untuk menyambut bulan yang suci ramadhan. Selain itu upacara ini juga sebagai simbol rasa syukur dan kegembiraan masyarakat menyambut bulan ramadhan.
Sejarah Balimau Kasai
Berbicara tentang adat istiadat, tidak akan pernah luput dari sejarah yang pernah terjadi di masa lalu. Tradisi balimau kasai ini berasal dari umat hindu di India. Balimau Kasai dianggap mirip dengan Makaraa Sankranti, yaitu saat umat Hindu mandi di sungai Gangga untuk memuja dewa Surya sebagai  bentuk penyucian diri dan penguat tali kasih antar sesama. Penyucian disini maksudnya dengan balimau kasai dosa-dosa mereka hilang bersama mengalirnya air sungai tersebut dan kemudian agama itu berkembang di indonesia hingga sampai ke pelosok negeri yang ada di indonesia dan sampailah di Kabupaten Kampar. Hal ini dibuktikan dengan adanya agama Hindu di Kampar dengan ditemukannya gugusan Candi di Muara Takus yang terletak di XIII Koto Kampar. Tradisi itulah yang berkembang hingga saat ini di masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Kampar, Riau.Â
Dalam catatan sejarah, mandi balimau kasai pertama kali dilaksanakan di desa Batu Belah Kabupaten Kampar pada dekade 1960-an, bahkan diduga lebih awal daripada tradisi yang dilaksanakan di Sumatera Barat. Pada mulanyaa mandi balimau kasai hanya dikenal sebagai tradisi masyarakat di sepanjang sungat Kampar saja. Namun sejak dekade berikutnya, pemerintah tingkat kecamatan dan bahkan Kabupaten Kampar telah ikut berperan mendesain upacara mandi balimau kasai sebagai salah satu objek wisata budaya.
Pengertian dan Makna Balimau Kasai
Salah satu budaya yang hingga saat ini masih dilestarikan dan dilaksanakan oleh sebagian masyarakat Kabupaten Kampar adalah mandi balimau kasai.Â
Istilah Balimau  berasal dari bahasa Ocu (Kampar) yang berarti "mandi menggunakan air yang dicampur dengan perasan jeruk". Limau itu sendiri berarti jeruk dan jeruk yang sering digunakan pada tradisi ini adalah jerus nipis, jeruk purut dan jeruk kapas. Sedangkan Kasai berarti wewangian, yang terbuat dari berbagai macam bunga dan juga campuran air beras, kunyit, daun serai dan daun jeruk. Kasai ini sudah biasa digunakan oleh warga masyarakat sebagai pengharum badan dan pendingin kepala. Bagi masyarakat melayu tradisi ini memiliki makna mendalam yakni mensucikan diri dalam menyambut bulan ramadhan.
Pelaksanaan Mandi Balimau Kasai
Mandi balimau kasai adalah tradisi masyarakat Riau yang dilakukan di sungai untuk menyambut bulan suci ramadhan. Tradisi ini biasanya dilaksanakan pada petang hari sehari sebelum Ramadhan.Â
Dalam pelaksanaannya, sebagian daerah tidak memperbolehkan mandi bersama sama dengan yang bukan mahrom. Hal ini dinilai tidak sesuai dengan ajaran agama islam jika mandi bersama yang bukan mahrom.Â
Upacara ini biasanya diiringi juga dengan beberapa kegiatan lainnya, misalnya ziarah kubur, pengajian, pertunjukan seni oleh masyarakat dan juga permainan lainnya. Puncak pelaksanaan mandi balimau kasai adalah sore menjelang petang satu hari sebelum memasuki bulan puasa.Â