Â
Tahukah kamu  apa itu Stunting?
Hallo semuanya, saya berharap kabarnya  baik-baik saja ketika membaca artikel ini
Â
Menurut WHO (2020) Stunting adalah postur tubuh pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari - 2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO di karenakan kondisi irreversible akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat  dan/ atau infeksi berulang/kronis yang terjadi dalam 1000 hari pertama.
Penyebab stunting yang perlu kamu ketahui antara lain yaitu :
1. Asupan kalori tidak adekuat.
  a. Faktor sosio-ekonomi (kemiskinan).
  b. Pendidikan dan pengetahuan rendah mengenai gizi anak.
  c. Penelantaran
  d. Pengaruh  budaya
  f. Ketersediaan bahan pangan
2. Kebutuhan yang meningkat
  a. Penyakit jantung bawaan
  b. Alergi susu sapi
  c. Berat badan  bayi saat lahir rendah
  d. Kelainan metabolisme bawaan
  e. Infeksi kronik
      Secara global menurut WHO pada tahun 2022 terdapat 148 juta anak di bawah usia 5 tahun menderita stunting. Sedangkan di Indonesia menurut (SSGI) Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022, sebanyak 21,6% anak di Indonesia mengalami stunting. 1000 hari pertama kehidupan dari awal kehamilan sampai usia 2 tahun merupakan fase ini adalah fase penting untuk perkembagan tubuh, otak, metabolisme dan sistem kekebalan tubuh. Kemampuan seorang anak untuk bertumbuh, belajar, dan  berkembang dipengaruhi oleh seberapa baik gizi dan kesehatan anak selama periode ini.  Hal ini di karenakan perkembangan otak sangat signifikan selama periode ini otak anak- anak  dapat menciptakan 1000 sambungan saraf baru setiap detik selama fase ini. Koneksi ini akan menjadi landasan masa depan anak, karna otak mereka 2 kali lebih sibuk di bandingkan otak orang dewasa.
      Stunting yang disebabkan oleh infeksi dan atau kurangnya nutrisi menyebabkan perkembangan yang tidak maksimal sehingga membuat kemampuan kognitif, belajar, sampai mengingat menjadi tidak maksimal. Hal ini nantinya berdampak pada peforma yang lebih rendah, ketika dewasa efek stunting akan terbawa hingga dewasa dan berakhir dengan memilki penghasilan rendah. anak stunting ketika dewasa akan memiliki tinggi badan yang lebih rendah bawaan dari stunting dengan tinggi badan di bawah 145 cm.
      Pada wanita hal ini dapat menyebabkan komplikasi saat melahirkan dan bayi yang dilahirkan meninggal karna kekurangan oksigen. Anak stunting gampang sakit karna kekurangan sistem imun, dan beresiko terkena penyakit kronis ketika dewasa seperti diabeter, hipertensi dan obesitas.
Lalu bagaimana cara mencegahnya?
berikut beberapa cara mencegah stunting:
1.Saat remaja putri
  lakukan skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah.
2.Saat masa kehamilan
  Rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter. Memenuhi asupan nutrisi mineral seperti zat besi, asam folat, dan yodium.
3. Balita
   a.menerapkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
   b. Imunisasi
   c. ASI ekslusif
   d. Pemantauan tumbuh kembang a weight faltering.
4. Gaya Hidup bersih dan sehat
   Cuci tangan sebelum makan, kebersihan sanitasi, dan kebersihan asupan
Ketika keluarga, kerabat, Â atau teman memiliki anak stunting dapat dicegah melalui upaya:
1. Surveilans gizi dan penemuan dan penanganan kasus posyandu dan pukesmas.
2. Pelayanan sekunder atau tersier tenaga ahli gizi dan tumbuh kembang, memiliki sarana dan prasarana : klinik khusus tumbuh Â
  kembang.
Referensi
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1388/mengenal-apa-itu-stunting (Kementrian Kesehatan RI)
https://www.youtube.com/watch?v=HwEka4xz_sc   ( kanal :Neuron)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H