Jibril menjadi pembimbing dalam Isra' Mi'raj, sebagaimana hati dan akal menjadi pembimbing manusia dalam shalat. Dengan bimbingan tersebut, shalat menjadi lebih dari sekadar rutinitas---ia menjadi perjalanan spiritual yang menghubungkan seorang hamba dengan Tuhannya.
Belajar Mi'raj Lewat Shalat
Buya Rusfi mengingatkan bahwa shalat bukan sekadar ritual fisik, melainkan sarana bagi ruh untuk naik dan mendekat kepada Allah. Shalat adalah peragaan nyata dari peristiwa Isra' Mi'raj, di mana seorang hamba dapat menempuh perjalanan lahir dan batin untuk mencapai kehadiran Allah.
"Kalau kita ingin bertemu Allah, kita harus menempuh dua perjalanan: syariat dan hakikat. Keduanya wajib dijalankan, tidak boleh hanya salah satu. Shalat adalah cara terbaik untuk mengaplikasikan kedua perjalanan ini dalam kehidupan sehari-hari," pungkas Buya Rusfi.
Dengan memahami filosofi mendalam dari shalat, kita tidak hanya sekadar menunaikan kewajiban, tetapi juga merasakan hubungan yang lebih dekat dengan Allah. Maka, mari jadikan shalat sebagai ashalatul mi'rajul mukminin, perjalanan spiritual menuju keridhaan-Nya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI