Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ashalatul Mi'rajul Mukminin: Cara Ber-Isra' Mi'raj Lewat Shalat

27 Januari 2025   07:45 Diperbarui: 26 Januari 2025   22:46 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ash-shalatu Mi'rajul Mukminin (Pexels/Michael Burrows via kompas.com)

Merasakan Zat dan Sifat Allah dalam Shalat

Buya Rusfi menjelaskan bahwa shalat adalah momen penyaksian antara zat dan sifat Allah. Dalam analoginya, ia mengatakan,

"Seperti garam dan rasa asin. Ketika kita makan garam, yang dirasakan adalah asin, meski keduanya tidak terpisahkan. Begitu pula shalat, di mana zat Allah memuji sifat-Nya melalui perbuatan (af'al), dan sifat-Nya memuji zat-Nya melalui asma-Nya."

Zatnya adalah zat Allah, sifatnya adalah sifat Allah, dan asma-Nya adalah asma Allah. Shalat menjadi perjalanan pengakuan bahwa yang menyembah dan yang disembah adalah Dia.

Perjalanan dari Masjidil Haram ke Sidratul Muntaha

Isra' Mi'raj juga menggambarkan dua perjalanan yang harus ditempuh seorang mukmin untuk bertemu Allah. Perjalanan pertama, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, adalah perjalanan syariat---perjalanan lahiriah yang harus dilakukan dengan tubuh.

Perjalanan kedua, dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha, adalah perjalanan hakikat atau tasawuf---perjalanan batiniah yang dilakukan oleh ruh.

Dalam shalat, perjalanan syariat ini dimulai dengan wudhu sebagai simbol pembersihan lahir dan batin, lalu diteruskan dengan gerakan-gerakan shalat. Sedangkan perjalanan hakikatnya terjadi saat hati atau qalbu---yang disebut sebagai baitullah (rumah Allah)---berkoneksi dengan Allah.

"Makna Masjidil Haram adalah ketika kita masih terjebak dalam duniawi, belum menemukan jalan kembali kepada Allah. Sementara Masjidil Aqsa melambangkan titik awal perjalanan spiritual, saat kita mulai berjalan dengan bimbingan akal untuk tunduk kepada Allah," tutur Buya Rusfi.

Shalat Sebagai Oleh-Oleh Isra' Mi'raj

Shalat adalah oleh-oleh dari peristiwa Isra' Mi'raj. Sebelum Nabi Muhammad SAW melaksanakan Isra' Mi'raj, malaikat Jibril membelah dada beliau dan membersihkan hati beliau. Hal ini menggambarkan pentingnya kebersihan lahir dan batin sebelum melaksanakan shalat. Begitu pula, kendaraan buraq dalam Isra' Mi'raj dimaknai sebagai tubuh manusia yang digunakan untuk menjalankan shalat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun