Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gizi Seimbang, Pilar dan Langkah Praktik Aplikasinya

25 Januari 2025   15:18 Diperbarui: 25 Januari 2025   15:18 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
4 Pilar Gizi Seimbang (kementerian kesehatan RI)

Meski makanan bergizi penting, itu saja tidak cukup tanpa aktivitas fisik. Gaya hidup sedentari, terutama di perkotaan, kian meningkatkan angka obesitas bahkan pada anak-anak. Padahal, obesitas adalah salah satu bentuk kekurangan gizi yang kerap diabaikan.

Dalam konteks keluarga, pola hidup aktif dapat dimulai dari hal sederhana seperti olahraga bersama di akhir pekan atau memperbanyak aktivitas fisik di luar rumah.

Namun, pola ini sulit diterapkan jika keluarga masih belum memahami hubungan antara aktivitas fisik dengan kesehatan jangka panjang. Oleh karena itu, Kemenkes juga harus memperkuat kampanye bahwa olahraga bukan hanya untuk orang dewasa, melainkan gaya hidup wajib bagi semua anggota keluarga.

Pilar Ketiga: Pola Hidup Bersih dan Sehat

Pilar ini erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan dan pribadi. Tanpa pola hidup bersih, nutrisi dari makanan bergizi akan sia-sia karena tubuh rentan terhadap penyakit infeksi. Data menunjukkan bahwa anak-anak yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk memiliki risiko stunting lebih tinggi.

Melalui HGN 2025, pemerintah harus mendorong masyarakat untuk mulai dari langkah kecil, seperti mencuci tangan sebelum makan, memastikan makanan higienis, dan menjaga lingkungan rumah tetap bersih. Program edukasi di sekolah dan posyandu dapat menjadi ujung tombak perubahan perilaku ini.

Pilar Keempat: Menjaga Berat Badan Ideal

Masalah berat badan yang tidak ideal, baik terlalu kurus maupun obesitas, sering kali berakar dari kurangnya pemahaman masyarakat tentang kebutuhan energi harian. Misalnya, banyak orang tua yang salah kaprah dengan menganggap anak gemuk adalah anak sehat, padahal kelebihan berat badan justru meningkatkan risiko penyakit kronis di masa depan.

Sebagai respons, Kemenkes perlu memperkuat edukasi tentang indeks massa tubuh (IMT) yang ideal dan cara menghitung kebutuhan kalori harian. Pendampingan melalui program keluarga sehat atau aplikasi kesehatan berbasis teknologi dapat menjadi inovasi yang mendukung pencapaian berat badan ideal dalam setiap keluarga.

Refleksi Menuju Keluarga Sehat

Tema HGN 2025 adalah pengingat bahwa setiap keluarga memiliki peran penting dalam menciptakan generasi yang sehat dan produktif. Namun, mewujudkan visi ini bukan tugas mudah. Kementerian Kesehatan tidak bisa berjalan sendiri; dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk memperkuat akses terhadap makanan bergizi, edukasi kesehatan, dan fasilitas olahraga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun