Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza resmi dimulai pada Minggu pagi. Sebagai bagian dari kesepakatan ini, sejumlah sandera yang ditahan di Gaza dan tahanan Palestina di penjara Israel dibebaskan pada tahap pertama.
Sementara itu, gencatan senjata yang diumumkan pada November di Lebanon tetap berlangsung meskipun serangan udara Israel terhadap target-target Hezbollah terus berlanjut.
Pihak Israel mengklaim bahwa serangan tersebut adalah respons terhadap pelanggaran gencatan senjata oleh kelompok militan yang didukung Iran tersebut. Selain itu, pasukan Israel masih aktif di wilayah perbatasan Suriah di tengah pembentukan pemerintahan transisi oleh kelompok pemberontak yang meraih kemenangan di sana.
Ketegangan terus meningkat antara Israel dan Iran, menyusul aksi saling serang jarak jauh dalam beberapa bulan terakhir serta ancaman tindakan militer lebih lanjut dari kedua belah pihak. Di sisi lain, bentrokan antara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan kelompok Houthi di Yaman juga masih terjadi.
Kegembiraan di Beitunia, Tepi Barat
Di Beitunia, Tepi Barat, suasana tegang terasa saat warga menunggu kedatangan 90 tahanan Palestina yang dibebaskan dari tahanan Israel pada pukul 1 pagi waktu setempat.
Pasukan Israel menggunakan kendaraan dan gas air mata untuk mencoba mengosongkan jalan, menurut laporan wartawan ABC News di lokasi. Bahkan, beberapa ledakan kecil terdengar di tengah kerumunan yang menanti.
Para tahanan ini dibebaskan dari Penjara Ofer di Ramallah sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran sandera dan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Sekitar pukul 1.42 pagi, bus yang membawa para tahanan tiba di Beitunia. Warga terlihat menaiki atap bus, mengibarkan bendera, dan meneriakkan yel-yel penuh semangat.
Seorang juru bicara layanan penjara Israel mengonfirmasi bahwa para tahanan telah dibebaskan sekitar 80 menit setelah berakhirnya hari pertama kesepakatan gencatan senjata.
"Kami bekerja untuk membebaskan para tahanan sesuai dengan kerangka politik yang telah disepakati," ujarnya, tanpa memberikan keterangan mengenai keterlambatan tersebut.
Bantuan Kemanusiaan Mulai Mengalir
Lebih dari 550 truk bantuan kemanusiaan dilaporkan telah memasuki Gaza sejak gencatan senjata dimulai, termasuk 242 truk yang menuju wilayah Gaza Utara, menurut sumber dari Kementerian Dalam Negeri Gaza. ABC News melaporkan adanya peningkatan aktivitas di perbatasan Rafah, jalur utama untuk distribusi bantuan ke Gaza.
Puluhan truk yang membawa makanan, selimut, dan kebutuhan lainnya terlihat melintasi gerbang perbatasan, termasuk beberapa truk tangki bahan bakar.
Para sopir yang mengantarkan bantuan mengungkapkan bahwa mereka telah menunggu berbulan-bulan di perbatasan, dengan muatan yang tersusun rapi di atas truk mereka.
"Meskipun kami tidak mampu membeli makanan untuk keluarga sendiri, kami rela menghadapi kondisi sulit demi mengantarkan bantuan ini kepada warga Gaza," kata salah satu sopir.
Namun, mereka juga mengeluhkan proses inspeksi yang ketat oleh pihak Israel, yang menyebabkan penundaan distribusi bantuan.
"Seharusnya mereka mempermudah proses masuknya truk bantuan," ujar seorang sopir lainnya.
Kondisi Sandera
Sementara itu, tiga sandera yang dibebaskan oleh Hamas dilaporkan dalam kondisi stabil. Profesor Itai Pessach dari Rumah Sakit Anak Safra di Sheba Medical Center menyatakan bahwa fokus utama saat ini adalah proses reunifikasi mereka dengan keluarga.
"Kami akan terus memantau kondisi medis mereka dalam beberapa hari ke depan," ujarnya dalam pernyataan yang disiarkan pada Minggu malam.
Gencatan senjata ini membawa harapan baru bagi kedua pihak, meskipun jalan menuju perdamaian sejati masih dipenuhi tantangan besar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI