Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Euforia Trans Palu Meredup, Ketika Gratisan Jadi Sekadar Hiburan

16 Januari 2025   15:34 Diperbarui: 21 Januari 2025   18:12 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika diperhatikan, alasannya cukup jelas. Kebiasaan warga Palu sudah berubah. Sebelum tahun 2010-an, transportasi umum seperti angkot adalah andalan. 

Namun, kini motor dan mobil pribadi mendominasi jalanan. Bahkan untuk jarak dekat, ojek dan mobil online jadi pilihan utama. Bagi banyak warga, kehadiran bus Trans Palu yang mulanya menarik lebih karena rasa penasaran.

Selama masa gratis, bus ini menjadi alternatif "mainan baru" bagi warga kota. Ketika tarif mulai diberlakukan, sensasi gratisan itu hilang. Bagi sebagian orang, pembayaran non-tunai melalui QRIS atau e-money juga menjadi kendala. "Sistem QRIS bagus, tapi banyak yang masih bingung cara pakainya. Jadi, malas naik," ujar Yanto, seorang warga yang akhirnya memilih moda transportasi lain.

Meski demikian, bukan berarti harapan untuk bus Trans Palu pupus begitu saja. Masyarakat Palu sebenarnya rindu dengan transportasi umum yang efisien, tapi harus ada penyesuaian.

Rute yang lebih menjangkau pemukiman padat, jadwal yang fleksibel, hingga diskon untuk kelompok tertentu bisa menjadi solusi. Selain itu, edukasi tentang pembayaran non-tunai juga perlu ditingkatkan agar layanan ini terasa lebih inklusif.

"Masyarakat Palu sebenarnya ingin transportasi umum, tapi harus disesuaikan dengan kebiasaan mereka sekarang. Kalau bisa dibuat lebih praktis dan terjangkau, saya yakin bus ini akan diminati lagi," ungkap Indra Mills, seorang pengamat transportasi lokal.

Euforia yang terjadi di awal kehadiran bus Trans Palu adalah bukti bahwa transportasi umum memiliki tempat di hati masyarakat. Namun, mempertahankannya membutuhkan kerja keras bersama. Dari pemerintah sebagai penyedia layanan, hingga warga yang harus kembali percaya pada manfaat transportasi publik.

Bus Trans Palu adalah harapan. Jangan biarkan roda ini berhenti berputar. Karena di setiap perjalanan, tersimpan peluang untuk menciptakan kota yang lebih ramah, efisien, dan inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun