Meski demikian, bukan berarti harapan untuk bus Trans Palu pupus begitu saja. Masyarakat Palu sebenarnya rindu dengan transportasi umum yang efisien, tapi harus ada penyesuaian.
Rute yang lebih menjangkau pemukiman padat, jadwal yang fleksibel, hingga diskon untuk kelompok tertentu bisa menjadi solusi. Selain itu, edukasi tentang pembayaran non-tunai juga perlu ditingkatkan agar layanan ini terasa lebih inklusif.
"Masyarakat Palu sebenarnya ingin transportasi umum, tapi harus disesuaikan dengan kebiasaan mereka sekarang. Kalau bisa dibuat lebih praktis dan terjangkau, saya yakin bus ini akan diminati lagi," ungkap Indra Mills, seorang pengamat transportasi lokal.
Euforia yang terjadi di awal kehadiran bus Trans Palu adalah bukti bahwa transportasi umum memiliki tempat di hati masyarakat. Namun, mempertahankannya membutuhkan kerja keras bersama. Dari pemerintah sebagai penyedia layanan, hingga warga yang harus kembali percaya pada manfaat transportasi publik.
Bus Trans Palu adalah harapan. Jangan biarkan roda ini berhenti berputar. Karena di setiap perjalanan, tersimpan peluang untuk menciptakan kota yang lebih ramah, efisien, dan inklusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H