Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bisnis Syariah, Menenun Berkah di Atas Keuntungan

15 Januari 2025   23:38 Diperbarui: 15 Januari 2025   23:38 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisnis syariah telah menjadi fenomena yang menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia. Dengan prinsip-prinsip yang berlandaskan ajaran Islam, bisnis ini tidak hanya menawarkan keuntungan finansial, tetapi juga keberkahan bagi para pelakunya.

Dalam lanskap global yang semakin menghargai nilai etika dan keberlanjutan, bisnis syariah semakin menemukan tempatnya di hati banyak pelaku usaha dan konsumen.

Pertumbuhan bisnis syariah tidak bisa dianggap remeh. Secara global, aset keuangan syariah mencapai $4,2 triliun pada tahun 2022 dan diproyeksikan meningkat menjadi $5,9 triliun pada 2026, menurut Islamic Financial Services Industry Stability Report.

Tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) mencapai 10,4% dari 2020 hingga 2026. Negara-negara seperti Arab Saudi (28,1%), Malaysia (20,3%), dan Uni Emirat Arab (12,3%) menjadi kontributor terbesar dalam pasar ini. Angka-angka ini mencerminkan besarnya potensi bisnis syariah dalam mengubah lanskap ekonomi global.

Di Indonesia, bisnis syariah juga menunjukkan perkembangan yang mengesankan. Hingga 2023, terdapat 13 Bank Umum Syariah, 21 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

Market share perbankan syariah meningkat dari 6,5% pada 2020 menjadi 10,1% pada 2022, dengan target ambisius mencapai 20% pada 2026. Kontribusi ekonomi halal terhadap PDB Indonesia mencapai Rp 1.500 triliun pada 2022, dengan sektor makanan dan minuman halal menyumbang Rp 800 triliun.

Angka ini menggambarkan potensi besar yang dimiliki Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam ekonomi syariah global.

Sementara itu, bisnis konvensional juga terus menunjukkan dominasi dengan kontribusi terhadap PDB global sebesar $100 triliun pada 2023. Beberapa sektor seperti teknologi finansial, e-commerce, dan energi terbarukan mencatat pertumbuhan pesat, dengan tingkat pertumbuhan tahunan masing-masing sebesar 15,2%, 14,8%, dan 11,5% dari 2022 hingga 2026.

Di Indonesia, sektor e-commerce diproyeksikan tumbuh dari Rp 476 triliun pada 2022 menjadi Rp 1.100 triliun pada 2028. Total aset perbankan konvensional di Indonesia mencapai Rp 10.000 triliun pada 2023, dengan pertumbuhan rata-rata 6,8% per tahun.

Namun, di tengah pertumbuhan ini, ada perbedaan mendasar antara bisnis syariah dan konvensional. Bisnis syariah berorientasi pada etika dan keberkahan, dengan menolak praktik riba, menghindari gharar (ketidakjelasan), dan berfokus pada produk atau jasa halal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun