Belakangan ini, nama Shin Tae-yong kembali menjadi sorotan di kalangan pecinta sepak bola Indonesia. Pelatih asal Korea Selatan yang telah mengemban tugas memimpin Timnas Indonesia sejak 2019 ini berada di tengah pusaran isu pergantian pelatih.
Hal ini dipicu oleh hasil kurang memuaskan di Piala AFF 2024, di mana skuad Garuda gagal memenuhi ekspektasi publik.
Yang menarik, komentar penuh tanda tanya baru-baru ini muncul dari salah satu Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Khairul Anwar. Lewat akun media sosialnya, Khairul menuliskan,
"Terima kasih STY atas kebersamannya selama ini. Kamu tetap menjadi bagian sejarah transformasi sepak bola Indonesia."
Kalimat ini memicu spekulasi. Apakah ini sekadar bentuk apresiasi, atau isyarat perpisahan bagi Shin Tae-yong?
Masa depan Shin memang kerap menjadi topik hangat setelah kekalahan di turnamen penting. Kendati demikian, tak bisa dimungkiri bahwa kontribusinya telah membawa perubahan signifikan bagi sepak bola Indonesia.
Shin berhasil memperkenalkan gaya bermain yang lebih modern, meningkatkan performa pemain muda, dan menciptakan sistem pembinaan yang lebih baik. Namun, kegagalan di Piala AFF seolah menjadi bayang-bayang yang sulit dihindari.
Rumor semakin liar ketika media Italia, Tuttosport, melaporkan bahwa PSSI tengah mempertimbangkan pelatih baru dari Eropa. Kabar ini menambah kecemasan di kalangan penggemar sepak bola nasional.
Apalagi, kontrak Shin Tae-yong sejatinya masih berlaku hingga 2027. Jika benar ada pergantian pelatih, tidak hanya akan memutus masa kerja Shin, tetapi juga bisa mengguncang fondasi yang sudah dibangun selama ini.
Menariknya, polemik ini juga mendapat tanggapan dari Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo. Ia menyebut bahwa keputusan sepenuhnya ada di tangan PSSI.
"Kami menunggu keputusan terbaru dari PSSI, termasuk evaluasi setelah Piala AFF," kata Dito beberapa waktu lalu. Hal ini semakin mempertegas bahwa situasi Shin Tae-yong belum menemui kejelasan.
Dukungan untuk Shin pun terus mengalir. Banyak yang menganggap bahwa pelatih berusia 54 tahun ini masih layak diberi kesempatan untuk melanjutkan proyeknya bersama Timnas.
Bagaimanapun, transformasi yang sudah dicapai tidak datang secara instan. Proses ini membutuhkan kesinambungan, bukan sekadar mengganti pelatih demi hasil cepat.
Namun, di sisi lain, desakan untuk mundur juga tak kalah keras. Kritik muncul dari berbagai pihak yang menginginkan perubahan drastis setelah kegagalan di Piala AFF. Mereka berpendapat, jika Shin tidak mampu membawa hasil yang lebih baik, mungkin saatnya mencari pengganti yang lebih kompeten.
Sampai saat ini, baik Shin Tae-yong maupun PSSI belum memberikan pernyataan resmi terkait isu ini. Sementara itu, para penggemar hanya bisa menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi di balik layar.
Apakah komentar Khairul Anwar benar-benar salam perpisahan? Ataukah hanya sekadar bentuk penghargaan terhadap perjuangan Shin selama ini?
Terlepas dari spekulasi yang berkembang, satu hal yang pasti: sepak bola Indonesia membutuhkan stabilitas. Apapun keputusan yang diambil oleh PSSI, haruslah mengutamakan keberlanjutan pembangunan sepak bola tanah air.
Jika Shin Tae-yong tetap dipercaya, maka dukungan penuh harus diberikan kepadanya. Namun, jika pergantian pelatih tak terhindarkan, maka PSSI harus memastikan proses transisi berjalan mulus tanpa mengorbankan visi besar yang telah dirancang.
Bagi Shin Tae-yong, perjalanan ini jelas tidak mudah. Namun, dedikasinya dalam membawa perubahan layak dihargai. Entah ia bertahan atau pergi, Shin tetap akan dikenang sebagai bagian penting dari perjalanan sepak bola Indonesia.
Kini, bola ada di tangan PSSI untuk menentukan langkah terbaik bagi masa depan Timnas Garuda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H