Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bagaimana Bentuk & Rupa Ruh Ketika Berpulang

20 Desember 2024   10:15 Diperbarui: 20 Desember 2024   10:15 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ustad Iswardi, S.Ag, Pembina Tauhid Robbani (Foto:  Ss Youtube)

Dalam sebuah kajian online yang disiarkan melalui YouTube Sidratul Muntaha, Jama'ah Tauhid Robbani mengajukan pertanyaan yang menarik sekaligus mendalam kepada ustad Iswardi, S.Ag., pembina Tauhid Robbani. 

Mereka bertanya tentang bentuk ruh manusia setelah meninggal dunia: apakah tetap sama seperti di dunia atau berubah?

Pertanyaan dari Jama'ah:

"Ketika seseorang meninggal dunia, apakah ruhnya berbentuk sama untuk setiap orang, atau berbeda-beda?"

Jawaban Ustad Iswardi, S.Ag.:

Ustad Iswardi menjelaskan bahwa ruh adalah bagian dari rahasia Allah, sehingga tidak dipengaruhi oleh usia, waktu, maupun zaman. Beliau menjelaskan beberapa poin menarik:

  1. Ruh yang Tetap Sama, Namun Lebih Sempurna
    Saat seseorang meninggal, ruhnya tetap memiliki bentuk yang sama seperti saat di dunia. Namun, penampilan ruh menjadi lebih indah dan sempurna. Ruh tidak lagi memiliki kulit, daging, tulang, atau darah seperti tubuh fisik, melainkan berupa tubuh halus yang serupa dengan wujudnya di dunia.

  2. Ruh sebagai Cerminan Cahaya Ilahi
    Di dunia, manusia memiliki tubuh fisik sebagai "wadah" sementara, tetapi setelah meninggal, ruh kembali menjadi tubuh yang halus. Hakikatnya tetap satu, yaitu manifestasi keindahan dan rahasia Allah.

           Ruh manusia adalah bagian dari rahasia Allah. Sebagaimana Allah adalah cahaya langit dan bumi (Allahu nurus-samawati wal-               ard(i)), kesempurnaan Allah tercermin dalam diri manusia. Di dunia, manusia memiliki tubuh jasmani, namun setelah               meninggal, manusia memiliki tubuh halus. Hakikatnya tetap satu, yaitu manifestasi (tajjali) dari wujud dan rupa Allah.

 

Contoh Ilmu Titik

Untuk menjelaskan lebih mudah, ustad Iswardi menggunakan analogi ilmu titik. Bayangkan titik sebagai dasar dari segala huruf. Huruf A, B, atau C memiliki bentuk yang berbeda, tetapi semuanya berasal dari satu titik. Begitu pula manusia, meskipun berbeda bentuk dan rupa, hakekatnya adalah rahasia Allah. Ruh setiap insan mencerminkan satu hakekat yang sama, yaitu Allah.

Melihat Allah di Balik Segala Rupa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun