Cerdik duduk tidak suntuk
Cerdik tegak tidak bersundak
Selain memiliki pengetahuan yang cukup, seorang pemimpin harus mencerminkan diri sebagai orang yang cerdik. Kecerdikan di sini dapat diartikan sebagai proses pengolahan pengetahuan yang dimiliki untuk mencapai keputusan yang paling tepat dalam menangani masalah.
Sebagai seorang pemimpin, ia pasti berkutat dengan permasalahan-permasalahan yang kompleks. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah kecerdikan untuk menghasilkan solusi yang tepat. Tanpa kecerdikan, seorang pemimpin akan rentan menghasilkan kebijakan yang tidak efekif.
Kebijakan yang salah atau tidak efektif tentu akan berpengaruh pada berhasil atau tidaknya suatu pemerintahan. Inilah yang menjadi alasan mengapa kecerdikan diperlukan dalam proses memimpin.
III. Jenis-jenis Kepemimpinan Dalam Masyarakat Melayu
A. Pemimpin Abdi
Yang dimaksud pemimpin abdi dalam masyarakat Melayu dalam pemimpin masyarakat Melayu ialah pemimpin yang bekerja penuh tulus, Ikhlas atau yang lebih dikenal mengabdikan diri semata-mata untuk kepentingan umatnya. Dalam sebuah ungkapan dikatakan "Pemimpin menjadi abdi rakyat, hidupnya menyatu dengan masyarakat, menjalankan tugas dengan taat.". Pemimpin abdi dapat memberikan kesejukan baik dalam berpikir, melihat, berkata dan sebagainya. Ini juga disebut pemimpin sejati yang bekriteria sepenuh hati sepanjang hidupnya.
B. Pemimpin Acah
Pemimpin Acah ialah pemimpin yang tidak punya pendirian, yang selalu resah, gelisah dan tidak memiliki rasa percaya diri. Pemimpin seperti itu digambarkan dalam ungkapan "Pemimpin Acah bagaikan pancang di dalam bencah, tegak tak kokoh, berdiri goyah, digoyang sedikit ia berpindah, bila memimpin rakyatnya jadi susah." Dalam ungkapan mengatakan "Sebarang bekerja ia berkacah-kacah. Duduk resah tegak gelisah. Kerja tak betul laku tak semenggah. Ke sana mengaca ke sini mengacuh. Badan penat kerja tak sudah. Orang benci tertampak Marwah. Hidup dikampung ada faedah."
C. Pemimpin Acu   Â