Remaja adalah mereka yang sedang berada dalam masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Pada masa tersebut seorang remaja akan mengalami banyak perubahan pada dirinya. Mulai dari peningkatan emosional yang terjadi secara cepat, perubahan yang cepat secara fisik dan disertai dengan kematangan seksual, serta perubahan dalam hubungan  dan cara berinteraksi bagi dirinya dan orang lain.
Masa SMA merupakan masa yang sulit bagi para remaja. Hal ini disebabkan pada masa SMA tidak sama dengan masa SMP dan juga SD. Pada masa SMA para remaja sudah harus melakukan banyak hal agar sukses di masa depan. Seperti mengikuti pelajaran dengan baik, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan juga mengikuti banyak kelas tambahan.
Selain itu, pada masa SMA para siswa sudah harus memikirkan dan mempersiapkan  dengan matang untuk masa perkuliahan. Seperti mengikuti try out, mempersiapkan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta, dan juga harus sudah fokus menekuni bidang yang diminati.
Dikarenakan hal itu, para siswa SMA memiliki banyak beban pikiran selama masa sekolah. Hal ini tentunya memiliki dampak bagi para siswa. Para siswa dituntut untuk dapat memahami semua materi sekolah ditambah lagi para siswa harus mempersiapkan diri untuk Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta. Dampak dari overthinking tentunya akan mempengaruhi kinerja para siswa baik itu di lingkungan sekolah maupun rumah.
"Overthinking adalah menggunakan terlalu banyak waktu untuk memikirkan suatu hal dengan cara yang merugikan serta overthinking dapat berupa ruminasi dan khawatir," ujar Wirdatul Anisa Psikolog pada Kuliah Online CPMH UGM pada Jumat (18/6).
Ruminasi adalah kecenderungan untuk terus memikirkan hal yang telah berlalu. Merasa hari ini akan lebih baik jika kemarin melakukan suatu hal juga merupakan salah satu bentuk masa lalu. Sedangkan khawatir adalah kecenderungan memikirkan prediksi yang negatif.
Para remaja seringkali mengalami overthinking jika sedang mengalami suatu masalah. Hal ini sangat tidak dianjurkan karena hanya dengan memikirkannya tidak akan menyelesaikan permasalahan yang ada.
Overthinking jika dialami dalam jangka waktu yang panjang akan memberikan dampak negatif bagi tubuh dan juga mental. Diantaranya mempengaruhi kinerja otak, mempengaruhi sistem pencernaan akibat kebanyakan stress, mengganggu fungsi jantung dan membahayakan kesehatan, Mengalami sakit dada, pusing, dan juga merusak kesehatan kulit sang penderita. Selain itu overthinking juga dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan juga dapat meningkatkan resiko terkena kanker.
Selain overthinking, para remaja  juga memiliki kecenderungan untuk mengalami depresi sebesar 6,2% dari penduduk Indonesia atau setara dengan 11 Juta orang. Jika tingkat depresi sudah berat, dikhawatirkan akan kemungkinan untuk menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri. Dikutip dari Perpustakaan Fakultas Geografi UGM diketahui bahwa sekitar  80 - 90% kasus bunuh diri yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh depresi dan kecemasan.
Kasus bunuh diri di Indonesia bisa mencapai 10.000 atau setara dengan setiap satu jam terdapat kasus bunuh diri. Menurut ahli suciodologist 4.2% siswa di Indonesia pernah berpikir bunuh diri. Depresi pada remaja bisa diakibatkan oleh beberapa hal seperti tekanan dalam bidang akademik, perundungan(bullying), faktor keluarga, dan permasalahan ekonomi.
Depresi terjadi akibat stress dan juga gangguan kecemasan dalam jangka panjang sehingga menghambat aktivitas dan mengganggu kualitas fisik seseorang. Hal ini tentunya harus dicegah dengan melakukan berbagai cara mengelola stress dengan baik agar dapat menghindari pikiran dari hal negatif yang dapat menyakiti diri. Melakukan berbagai hal yang kita sukai seperti hobi, refreshing, memperkuat keimanan spiritual, hingga bersosialisasi dengan orang lain guna mengurangi tingkat stress. Selain itu, berobat merupakan langkah penangan yang tepat. Di era modern seperti saat ini banyak jasa online yang menyediakan layanan seperti konsultasi psikologis baik itu gratis maupun berbayar. Selain itu, mengikuti sosialisasi di berbagai tempat juga merupakan langkah preventif yang tepat sebagai pengetahuan dasar mengenai depresi dan penyakit mental.
Overthinking dan juga stress dapat dihindari jika para remaja bisa lebih bertanggung jawab terhadap waktu yang mereka miliki. Dengan manajemen waktu yang baik, para remaja dapat menyelesaikan masalah mereka dengan tepat waktu dan semua aktivitas bisa berjalan dengan semestinya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk manajemen waktu adalah dengan cara berperan aktif dan serius selama belajar agar mudah memahami pelajaran dengan baik. Â Mengatur jadwal dengan baik, melatih diri menjadi lebih disiplin dan mengurangi menunda tugas seperti pekerjaan rumah. Â Jangan lupa sediakan waktu istirahat yang cukup agar tubuh dan otak dapat rileks dan tidak terbebani oleh kegiatan yang telah dijadwalkan sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H