Mohon tunggu...
ikhsan saputra
ikhsan saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

NIM : 43222010176 Jurusan : Akuntansi Kampus : Universitas Mercu Buana Jakarta Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya kepemimpinan Visi Misi Semar pada Upaya Pencegangan Korupsi (TB2)

10 November 2023   14:12 Diperbarui: 15 Desember 2023   09:00 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semar dikisahkan sebagai abdi atau hamba tokoh utama cerita tersebut, yaitu Sadewa dari keluarga Pandawa. Tentu saja peran Semar tidak hanya sebagai pengikut saja, melainkan juga sebagai pelontar humor untuk mencairkan suasana yang tegang.

Pada zaman berikutnya, ketika kerajaan-kerajaan Islam berkembang di Pulau Jawa, pewayangan pun dipergunakan sebagai salah satu media dakwah. Kisah-kisah yang dipentaskan masih seputar Mahabharata yang saat itu sudah melekat kuat dalam memori masyarakat Jawa. Salah satu ulama yang terkenal sebagai ahli budaya, misalnya Sunan Kalijaga. Dalam pementasan wayang, tokoh Semar masih tetap dipertahankan keberadaannya, bahkan peran aktifnya lebih banyak daripada dalam kisah Sudamala.

Dalam perkembangan selanjutnya, derajat Semar semakin meningkat lagi. Para pujangga Jawa dalam karya-karya sastra mereka mengisahkan Semar bukan sekadar rakyat jelata biasa, melainkan penjelmaan Batara Ismaya, kakak nomer 2 dari Batara Guru/ Sang Hyang Jagad Guru Pratingkah, Sang Hyang Batara Manikmaya ,Sang Hyang Batara Nilakanta yaitu raja para dewa. dan Raja Tribuwana

ASAL USUL

Ada beberapa versi mengenai kelahiran atau asal usul Semar. Namun semua orang menyebut sosok ini sebagai penjelmaan Tuhan.[3]

 

 -Naskah Serat Kanda menyebutkan bahwa penguasa kayangan bernama Sang Hyang Batara Nurrasa mempunyai dua orang putra dibernama Sang Hyang Batara Tunggal lalu yang kedua Sang Hyang Batara Wenang/Sang Hyang Asip Prono atau juga Sang Hyang Asip Rono. Karena Sang Hyang Tung berwajah jelek, maka takhta kayangan jatuh ke tangan Sang Hyang Wenang. Dari Sang Hyang Wenang kemudian diwariskan kepada putranya  Batara Guru. Sang Hyang Tunggal kemudian menjadi pengawal para pendekar keturunan Batara Guru yang bernama Semar.

-Teks Paramayoga menyebutkan bahwa Sang Hyang Tunggal adalah putra Sang Hyang Wenang. Sang HyangTunggal kemudian menikah dengan Dewi Rakti atau Batari Rakti,  putri Raja Kepiting Sang Hyang Yuyut. Dari perkawinan tersebut lahirlah seekor blueberry berbentuk sebutir telur, yang kemudian  menjadi dua orang laki-laki. Keduanya  diberi nama hitam Ismaya  dan nama putih Manikmaya. Ismaya merasa minder sehingga membuat Sanghyang Tunggal kurang populer. Tahta kahyangan jatuh ke tangan Manikmaya yang kemudian menyandang gelar Batara Guru. Sedangkan Ismaya hanya mendapat kedudukan sebagai penguasa kerajaan Sunyarur atau tempat tinggal  makhluk halus. Putra sulung Ismaya, Batara Wungkuhan, mempunyai seorang anak bertubuh bulat yang diberi nama Janggan Smarasanta, atau disingkat Semar. Ia menjadi wali dari keturunan Batara Guru, Resi Manumayasa, dan berlanjut  ke anak cucunya. Dalam situasi khusus, Ismaya dapat merasuki Semar sehingga membuat Semar  menjadi sosok yang sangat ditakuti bahkan oleh para dewa. Jadi menurut tafsiran ini, Semar adalah cucu dari Ismaya. 

 -Dalam naskah Purwakanda diceritakan, Sanghyang Tunggal mempunyai empat orang putra bernama yaitu Sang Hyang Batara Punggung, Sang Hyang Batara Puguh, Sang Hyang Batara Samba, dan Sang Hyang Batara Manan. Suatu hari terdengar berita bahwa takhta kahyangan akan diwariskan kepada Samba. berita ini pun membuat ketiga kakaknya merasa iri. Samba pun diculik dan disiksa hendak dibunuh. Namun, ayah mereka mengetahui tindakan tersebut. Sanghyang Tunggal pun mengutuk ketiga putranya karena jelek. Puguh mengganti nama menjadi Togog Tejomantri, sedangkan Punggung menjadi Semar. Keduanya diturunkan ke dunia sebagai penjaga keturunan tiang yang kemudian mendapat gelar Batara Guru. Sementara itu, Manan dimaafkan karena  hanya ikut serta. Manani kemudian menyandang gelar Batara Narada atau Resi Kanekaputra dan diangkat menjadi penasehat Batara Guru.

- Naskah Purwacarita menyebutkan bahwa Sanghyang Tunggal menikah dengan Dewi Rekatat, putri Sanghyang Rekatatama. Dari pernikahan ini lahirlah sebutir telur cahaya. Sanghyang Tunggal murka dan memukul telur tersebut hingga pecah menjadi tiga bagian yaitu. cangkang, putih dan kuning telur. Masing-masing dari ketiganya menjadi seorang laki-laki. Yang  dari cangkangnya disebut Antaga,  putih telurnya disebut Ismaya, dan kuning telurnya disebut Manikmaya. Suatu hari, Antaga dan Ismaya berselisih paham karena masing-masing ingin menjadi pewaris takhta surga. Mereka juga mengadakan lomba menelan gunung. Antaga mencoba menelan gunung itu dengan sekali telan, namun  mengalami kecelakaan. Mulutnya terbuka dan matanya melebar. Ismaya menggunakan cara lain, yakni memakan gunung itu sedikit demi sedikit. Beberapa hari kemudian, seluruh bagian gunung itu berpindah ke  tubuh Ismaja, namun ia tidak bisa mengeluarkannya. Oleh karena itu, Ismaya memiliki tubuh yang bulat sejak saat itu. Sanghyang Tunggal mengetahui ambisi dan ketamakan kedua putranya. Mereka  dihukum menjadi manusia biasa dan harus turun ke dunia hingga Manikmaya yang kemudian dilantik menjadi raja kahyangan Tribhuwana dengan gelar Batara Guru. Antaga dan Ismaya pun datang ke bumi. Masing-masing dari mereka yang menggunakan nama Togog Tejomantri mempunyai seorang sahabat bernama Bilung Sarawita yang berperan membesarkan atau membimbing orang-orang yang tamak, bengis, bengis  dan pemarah, dan peran Semar adalah membesarkan dan membimbing orang-orang Satria yang berakhlak mulia dan berakhlak mulia. . karakter

"Gaya Kepemimpinan Visi Misi Semar" adalah sebuah konsep yang mengacu pada pendekatan kepemimpinan yang terinspirasi oleh nilai-nilai dan ajaran moral yang terkandung dalam karakter Semar dalam pewayangan Jawa, seperti yang Anda sebutkan sebelumnya. Dalam konteks upaya pencegahan korupsi, Gaya Kepemimpinan Visi Misi Semar merujuk pada penggunaan karakter Semar sebagai model kepemimpinan yang menekankan integritas, nilai-nilai moral, transparansi, pendidikan, dan kerjasama untuk mengurangi atau mencegah korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun