Kelompok Penekan merupakan sekelompok manusia yang berbentuk Lembaga kemasyarakatan dengan aktivitas atau kegiatannya memberikan tekanan terhadap pihak penguasa (Pemerintah) agar keinginannya dapat diakomodir oleh pemegang kekuasaan.
"Keinginan" tersebut tentuk bukan merupakan keinginan yang bersifat individu, kelompok atau golongan, tetapi atas dasar kajian ilmiah terhadap kondisi sosial, penelaahan mendalam terhadap regulasi yang dibuat pemerintah atau terhadap kebijakan-kebjakan yang dibuat pemerintah.
Dalam sebuah alam demokrasi, kelompok penekan ini lumrah dan seharusnya menjadi bagian penting dalam mewujudkan tujuan Bersama dari tujuan utama dibentuknya pemerintahan yaitu mensejahterakan masyarakat.
Kelompok penekan ini berada di luar kekuasaan, keberadaannya sama sekali tidak beririsan dari sisi manapun dengan kekuasaan, selain irisan kepentingan Bersama. Kelompok penekan bukan bagian dari Dinas manapun, bukan sayap Partai Politik manapun dan bukan merupakan Lembaga di bawah pemerintahan.
Ada sebuah kelompok Bernama Lembaga Swadaya Masyarakat yang bias akita kenal dengan LSM. Awal kemunculannya LSM ini diharapkan menjadi sosial control terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah, seperti halnya Pers yang seharusnya berperan sebagai whistle blower sekaligus "kritikus" kebijakan pemerintahan.
Tetapi pemerintahpun ternyata tak kalah siasat, istilah "selesaikan" LSM dan PERS yang cerewet kemudian dimaknai dengan Langkah transaksional, sehingga tak jarang baik LSM dan Pers pada akhirnya bungkam dan bisa jadi malah berbalik menjadi kelompok pendukung pemerintah, menjadi kantong-kantong pembenaran yang bersuara membela apapun kebijakan pemerintah.
Kondisi ini sudah sama-sama kita ketahui, sehingga muncullah istilah LSM Plat Merah atau Media Plat Merah. Sungguh ironis sebetulnya, kelompok yang lahir dari Rahim masyarakat yang semestinya menjadi corong kepentingan masyarakat malah menjadi benteng terdepan melindungi pemerintah.
Lalu bila sudah demikian, siapa lagi harapan masyarakat untuk menyuarakan kepentingan-kepentingannya? Dewan Perwakilan Rakyat jelas bukan sebuah Lembaga yang dapat diharapkan. Apalagi banyak pernyataan yang kemudian dibenarkan oleh partai sendiri bahwa kebijakan-kebijakan dewan pun bergantung ada instruksi ketua Partai. Itu sudah gila.
Dewan perwakilan rakyat sudah tak relevan lagi diberi label sebagai wakil rakyat.
Sama saja dewan ini juga Bersama eksekutif akan membentengi apa yang telah mereka buat, kebijakan yang telah mereka ambil akan sampai mati mereka pertahankan. Apakah ini demi Rakyat? Mari kita sama-sama tersenyum saja!
KELOMPOK PENEKAN SEBUAH ALTERNATIF?