"Ah, sapi kampung seperti itu mana bisa menang," gumamnya.
Namun, hasilnya mengejutkan semua orang. Si Leman dinobatkan sebagai sapi terbaik di lomba itu. Tubuhnya yang besar, bulunya yang mengilap, dan kesigapannya membuat para juri kagum. Amaq Teganang dan Inaq Tegining menerima hadiah dengan senyum lebar di wajah mereka.
Bu Julaeha terdiam. Ia tak menyangka pasangan yang selama ini ia pandang rendah bisa membuktikan bahwa kerja keras dan ketulusan lebih berharga daripada sekadar kata-kata.
Sejak saat itu, Bu Julaeha berhenti bergosip tentang pasangan tersebut. Ia bahkan mulai belajar dari mereka untuk lebih menghargai pekerjaan sederhana, karena di baliknya tersimpan pelajaran hidup yang luar biasa.
Dan Inaq Tegining serta Amaq Teganang? Mereka terus menggembala sapi dengan damai, membuktikan bahwa kesabaran dan kerja keras selalu berbuah manis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H