Mohon tunggu...
Ikhlas Tawazun
Ikhlas Tawazun Mohon Tunggu... Freelancer - instagram/twitter: @tawazunikhlas

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Indonesia 2018

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kotak Kosong Nyaring Bunyinya

11 Juli 2018   21:18 Diperbarui: 12 Juli 2018   10:38 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Pilkada Makassar 2018 ini, yang terjadi adalah kasus ketiga. Paslon Danny Pomanto-Indira Mulyasari (Diamin) yang pada 2014 diusung Partai Demokrat dan PBB, kini terpaksa menempuh jalur independen. Namun, akibat gugatan hukum dari paslon Appi-Cicu, paslon Diamin didiskualifikasi oleh KPU.

Tidak berdiam diri, Danny Pomanto bertekad untuk menunjukkan perlawanan. Danny disebut-sebut menyeru warga Makassar untuk memilih kotak kosong. Kata pendukung Danny Pomanto, "Selamatkan suara rakyat, ayo pilih kolom kosong,".

Danny tidak sendirian, ada juga aksi Relawan Kolom Kosong (Rewako). Mereka berasal dari sejumlah kelurahan dan kecamatan di Makassar. Tim Rewako menyiapkan langkah-langkah untuk memenangkan kolom kosong yakni meyakinkan kepada tetangga, teman, keluarga dan orang-orang terdekat alasan mengapa harus kolom kosong, menjelaskan dan menyosialisasikan kepada mereka bahwa memilih kolom kosong itu juga adalah hak dan tidak melanggar aturan. Diantaranya adalah serempak membagi-bagikan selebaran kepada pengguna jalan dan pengendara di lampu lalu lintas saat tiba lampu merah. Selebaran ini memuat seruan 'pilih kolom kosong dan mengapa harus kolom kosong'.

Terakhir, seperti yang diketahui, Munafri Arifuddin merupakan keponakan dari Pak Wapres Jusuf Kalla. Jadi, mungkin ada penilaian bahwa yang terjadi di Pilkada Makassar adalah usaha oligarki politik untuk semakin menguasai Sulawesi Selatan, sehingga akhirnya masyarakat memilih untuk tidak memilih paslon Appi-Cicu.

Kiranya ada beberapa faktor itulah yang ikut andil dalam memenangkan kotak kosong di Pilkada Makassar 2018.

Tapi mari kita maknai secara positif. Dengan menangnya kotak kosong di Pilkada Makassar, berarti masyarakat tidak lagi asal-asalan dalam memilih pemimpin, partisipasi masyarakat meningkat, dan masyarakat menjadi semakin rasional dalam menentukan pilihan. Kesemuanya menandakan semakin dewasanya demokrasi kita.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun