Mohon tunggu...
Ikhlas Tawazun
Ikhlas Tawazun Mohon Tunggu... Freelancer - instagram/twitter: @tawazunikhlas

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Indonesia 2018

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kerja Lembur Bagai Kuda dan Iklan Ramadhan

4 Juni 2018   22:07 Diperbarui: 5 Juni 2018   16:24 8035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi (screenshot iklan Ramayana)

Astaghfirullahaladzim

Astaghfirullahaladzim

Kerja lembur bagai kuda

Sampai lupa orang tua

Oh... Hati terasa durhaka

Begitulah sebagian lirik dari iklan Ramayana yang sedang viral. Dengan menampilkan grup musik qasidah yang identik dengan nuansa keagamaan, namun disaat yang bersamaan juga mengundang gelak tawa, iklan garapan sutradara Dimas Djayadiningrat tersebut sukses menembus angka 12 juta penonton di Youtube. Selain itu, media sosial dan televisi pun kompak membicarakan keunikan iklan Ramayana.

Tidak mau kalah, sirup Marjan juga sangat gencar mengiklankan produknya. Bahkan sebelum bulan Ramadhan tiba, botol sirup Marjan sudah berkali-kali kita lihat di televisi kita di rumah. Dengan iklan bersambung yang sangat khas dan sarat makna, iklan sirup Marjan setia menemani perjalanan kita dari sebelum bulan Ramadhan hingga Idul Fitri tiba.

Terkadang  saat mulai berpuasa, atau mungkin karena kambuh, orang mengalami penyakit maag. Kesempatan ini tidak disia-siakan para pengusaha obat maag. Berbagai merek obat maag, dari Promag sampai Mylanta, tidak absen mengingatkan kita untuk mengonsumsi obat maag saat sahur dan berbuka.

Dan masih banyak iklan lainnya.

Maka mestinya kita sudah mafhum, sudah menjadi kelaziman apabila momen Ramadhan dan Idul Fitri sangat semarak dengan penayangan iklan. Bukan hanya iklan pakaian, tapi hampir semua kebutuhan rumah tangga, mulai dari makanan sampai transportasi berlomba mengiklankan produk dan jasanya.

Namun, pernahkah terlintas di benak kita, apa gerangan yang mendorong para pengusaha untuk mengiklankan produknya sedemikian rupa?

Mari kita lakukan sedikit deduksi.

Tujuan utama dari para pengusaha, tidak lain dan tidak bukan, adalah meningkatkan sale (penjualan) yang berujung pada peningkatan profit (laba). Oleh karena itu, mereka mengiklankan produk mereka untuk mencapai tujuan tersebut. Nah, bulan Ramadhan adalah momen tepat untuk mengudarakan iklan-iklan mereka karena faktor-faktor berikut:

Pertama, di bulan Ramadhan ini para pekerja akan mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) yang cukup besar. Contohnya, total THR untuk PNS tahun ini mencapai Rp35,76 Triliun, jumlah yang tidak kecil tentunya. Pemberian THR ini menyebabkan peredaran uang di masyarakat meningkat. Dengan demikian, daya beli masyarakat menjadi lebih tinggi.

Kedua, kecenderungan masyarakat menggunakan THR  untuk spending (pengeluaran) dan bukan saving (menabung). Kenyataan ini dilihat dari jumlah dana pihak ketiga di bank yang tidak menunjukkan perubahan signifikan setelah pemberian THR. Hal itu disebabkan kebiasaan masyarakat untuk membelanjakan hampir seluruh THR untuk berbagai macam kebutuhan bulan Ramadhan.

Ketiga, budaya konsumtif di bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Sudah menjadi kebiasaan masyarakat di bulan Ramadhan untuk berbuka dengan makanan yang 'wah' dan mengikuti buka bersama di sana-sini, yang tentu saja memakan lebih banyak biaya dibanding berbuka sendiri dengan menu sederhana di rumah. Ditambah lagi tuntutan untuk membeli pakaian baru dan membeli tiket pesawat, kapal, kereta, dll untuk mudik agar bisa bertemu sanak-saudara saat Idul Fitri.

Maka dapat disimpulkan bahwa pemerintah, pengusaha, dan masyarakat itu sendirilah yang bekerja sama membuat bulan Ramadhan menjadi bulan yang amat kondusif untuk beriklan. Tidak heran apabila ada yang menyebut bulan Ramadhan ini sebagai bulan yang amat semarak; semarak beriklan, semarak berbelanja, dan semarak beribadah tentunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun