Astaghfirullahaladzim
Astaghfirullahaladzim
Kerja lembur bagai kuda
Sampai lupa orang tua
Oh... Hati terasa durhaka
Begitulah sebagian lirik dari iklan Ramayana yang sedang viral. Dengan menampilkan grup musik qasidah yang identik dengan nuansa keagamaan, namun disaat yang bersamaan juga mengundang gelak tawa, iklan garapan sutradara Dimas Djayadiningrat tersebut sukses menembus angka 12 juta penonton di Youtube. Selain itu, media sosial dan televisi pun kompak membicarakan keunikan iklan Ramayana.
Tidak mau kalah, sirup Marjan juga sangat gencar mengiklankan produknya. Bahkan sebelum bulan Ramadhan tiba, botol sirup Marjan sudah berkali-kali kita lihat di televisi kita di rumah. Dengan iklan bersambung yang sangat khas dan sarat makna, iklan sirup Marjan setia menemani perjalanan kita dari sebelum bulan Ramadhan hingga Idul Fitri tiba.
Terkadang  saat mulai berpuasa, atau mungkin karena kambuh, orang mengalami penyakit maag. Kesempatan ini tidak disia-siakan para pengusaha obat maag. Berbagai merek obat maag, dari Promag sampai Mylanta, tidak absen mengingatkan kita untuk mengonsumsi obat maag saat sahur dan berbuka.
Dan masih banyak iklan lainnya.
Maka mestinya kita sudah mafhum, sudah menjadi kelaziman apabila momen Ramadhan dan Idul Fitri sangat semarak dengan penayangan iklan. Bukan hanya iklan pakaian, tapi hampir semua kebutuhan rumah tangga, mulai dari makanan sampai transportasi berlomba mengiklankan produk dan jasanya.
Namun, pernahkah terlintas di benak kita, apa gerangan yang mendorong para pengusaha untuk mengiklankan produknya sedemikian rupa?