[caption id="attachment_361472" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/Kompasiana (KOMPAS Images/RADITYA MAHENDRA YASA)"][/caption]
***
Hari tani siapa peduli
Nasib kaum pinggiran butuh sekedar perhatian
Penyumbang devisa yang tak terperhatikan
Lumbung pangan negara agraris
Lewat tangan-tangan kekar, hitam legam terbakar matahari
***
Hari tani siapa peduli
Lolongan dukungan datang di kala butuh mereka
Dari mereka calon penguasa yang haus kekuasaan
Bak pahlawan di siang bolong
Membawa asa penuh kebohongan
***
Hari tani siapa peduli
Di balik harga murah dan tekanan para tengkulak
Untung tak seberapa dengan tenaga yang luar biasa
Keringat tiada lagi arti
Mengalir bersama sebuncah kekecewaan
***
Hari tani siapa peduli
Kalau pupuk bersubsidi masih dimakan tikus berdasi
Benih unggul yang tak lagi unggul
Lahan yang tergerus pembangunan
Tanah yang disulap para kaum kapitalis
***
Hari tani siapa peduli
Sosok berjasa yang dipandang sebelah mata
Ujung tombak tumpuan hidup orang banyak
Peran besar dengan sedikit penghargaan
Hilang ditelan bersama hasil yang tak seberapa
***
Hari tani siapa peduli
Selagi petani masih miskin
Selagi petani masih minim perhatian
Selagi petani tak berdaya apa-apa
Selagi petani hanya alat pemantik kekuasaan
Selagi petani masih dianggap kaum pinggiran
***
Selamat hari tani, semoga peringatan hari tani sedikit menyadarkan kita betapa penting dan besarnya peran seorang petani. Dan tak lagi memandang sebelah mata profesi mereka karena bagaiamanapun merekalah sosok yang paling berperan dari sisi manapun kehidupan ini.
Padang, 24 September 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H