Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Tentang Pulang

6 Juli 2021   16:36 Diperbarui: 6 Juli 2021   21:53 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini, aku sudah begitu akrab dengan wajah-wajah yang dirangkum kesunyian. Anak-anak yang tumbuh ketinggalan tumpangan karena kehilangan topangan. Para pekerja yang membanting tulang untuk ditukar dengan sedikit uang. Dan juga perantau yang menghapus tanggal merah untuk bisa berlibur panjang, pulang.

Seorang lelaki paruh baya menengok masa-masa lampau di kebun ingatnya dan kemudian berkata,"Memangnya siapa yang tak ingin pulang? kita hanya belum menemukan sesuatu yang benar-benar bisa disebut rumah."

Malam semakin menandaskan gurauan tubuh-tubuh lelah para pekerja. Dan di barak ini, riuh adalah sesuatu yang jauh. Sayup dan luruh menembus pelepah-pelepah sawit. Mengembuskan kisah sebuah tempat peruntungan bernama kota. Tempat di mana kebanyakan orang memulangkan mimpinya.

"Semua akan pulang dengan atau tanpa mimpinya. Kembali kepada asal atau ke tempat di mana perasaan yang entah berasal, tapi tak pernah seasing kematian." Mata lelaki itu sayu seakan menatap musim-musim aneh yang berbincang di kepalanya dan juga tahun-tahun sunyi yang akan menantinya.

Di luar begitu sunyi dan aku masih terjaga di antara pagar-pagar dingin, lampu-lampu redup dan pokok-pokok sawit yang melambai. Lelaki itu telah lebih dulu mengemasi potongan-potongan cerita tentang pulang dan kepulangan dalam lelapnya. Sedangkan aku mematung dengan pikiran yang semakin membelantara.

Ke mana aku akan pulang?

Satui, 06 Juli 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun