Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dermaga Pelayaran Cinta

7 Maret 2019   16:29 Diperbarui: 7 Maret 2019   16:58 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duhai pemilik raga yang tak henti menjalarkan ranting pesona dalam debar paling menggelora. Pemilik nama yang tak henti lalu-lalang di beranda pikiran dengan intensitas tak terhingga. Pemilik hati yang teduhnya tak pernah mati, yang indahnya bukan sekadar imitasi.

Kau tahu?

Saat secangkir kopi yang kau seruput mendalam

Lalu seikat senyum paling rekah kau lontarkan

Menjelma indah yang begitu hujam membahagiakan

Ah ... aku terpedaya

"Kopinya enak, makasih," katamu.

Hanya itu yang kau katakan

Namun, aku mampu menangkap makna yang tersirat dari jelaga hasrat yang berontak

Tentang selaksa aksara yang tertahan di tenggorokan

Perjanjian malam telah kita sepakati dalam diam. Sekejap kerdipan dua pasang mata yang saling pandang tanpa belalak selebrasi berlebihan. Diiringi gemerincing hati yang malu-malu mengiyakan tanpa pekik kegirangan. Hanya rona muka yang tersipu-sipu oleh tabrakan rasa terdalam yang kita tautkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun