Mohon tunggu...
Ikhfa Fahranni
Ikhfa Fahranni Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Psikologi

Saya seorang mahasiswa aktif di sebuah universitas di kota padang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penggunaan Teknologi Wearable untuk Memantau Kesehatan Lansia

25 Juni 2024   18:02 Diperbarui: 25 Juni 2024   18:07 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
javamagazine.co.id=https%3a%2f%2fwww.j

Pengembangan teknologi wearable telah membuka peluang baru bagi lansia untuk tetap terhubung dengan keluarga dan teman-teman mereka melalui fitur komunikasi dan jaringan sosial yang semakin canggih. Fitur-fitur ini, seperti panggilan telepon langsung, pesan teks, dan akses ke media sosial, tidak hanya menyediakan sarana untuk berkomunikasi secara real-time, tetapi juga memfasilitasi interaksi sosial yang terus-menerus meskipun dalam situasi mobilitas yang terbatas atau jarak fisik yang jauh. Penelitian terbaru menyoroti pentingnya komunikasi dan jaringan sosial dalam teknologi wearable bagi lansia. Symbolon (2023) menekankan bahwa komunikasi keluarga yang baik secara langsung berkontribusi pada kesejahteraan dan kualitas hidup lansia. Dengan memiliki akses mudah dan langsung ke komunikasi digital, lansia dapat merasa lebih dekat dengan keluarga mereka meskipun berada jauh. Selain itu, Madanih (2021) mengemukakan bahwa penggunaan media sosial dapat menjadi sumber kebahagiaan dan interaksi positif bagi lansia, memperluas lingkaran sosial mereka dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Selain memfasilitasi interaksi sosial, teknologi wearable juga berperan penting dalam mendukung kesehatan mental lansia melalui dukungan sosial yang mereka terima. Dukungan dari keluarga dan teman-teman tidak hanya memberikan rasa aman dan kenyamanan emosional, tetapi juga dapat menjadi motivasi untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Hardianti (2020) menekankan bahwa dukungan sosial yang kuat dapat mengurangi tingkat depresi dan kecemasan, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan bagi lansia. Dalam konteks ini, teknologi wearable tidak hanya menjadi alat untuk memantau kesehatan fisik, tetapi juga menjadi jembatan penting untuk menjaga kesejahteraan sosial dan mental lansia. Dengan terus berkembangnya teknologi ini, diharapkan bahwa perangkat wearable dapat lebih mengintegrasikan fitur-fitur yang mendukung interaksi sosial yang lebih luas dan efektif bagi lansia, serta menyediakan platform yang aman dan nyaman bagi mereka untuk tetap terlibat dalam kehidupan sosial dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.

Penggunaan teknologi wearable oleh lansia dihadapkan pada tantangan utama berupa biaya tinggi perangkat dan keterbatasan akses finansial mereka (Widayanti, 2024; Dito, 2018). Perangkat wearable seperti jam tangan pintar atau gelang kebugaran sering kali memiliki harga yang cukup tinggi, yang mungkin melebihi anggaran yang tersedia bagi lansia dengan pendapatan terbatas atau yang mengandalkan dana pensiun sebagai sumber utama penghasilan mereka. Biaya ini menjadi kendala serius dalam adopsi teknologi wearable, terutama mengingat bahwa lansia sering kali memerlukan perangkat kesehatan dan perawatan medis lainnya yang juga membutuhkan biaya tambahan. Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa solusi potensial telah diajukan. Salah satunya adalah pemberian subsidi atau pengaturan program asuransi yang mencakup biaya perangkat wearable.

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan perangkat wearable dalam program kesehatan, yang mencakup biaya perangkat tersebut, telah terbukti efektif dalam berbagai studi. Subsidi dari pemerintah atau lembaga non-profit dapat memberikan bantuan keuangan langsung atau diskon kepada lansia yang memenuhi syarat, sehingga mereka dapat mengakses teknologi ini tanpa harus mengorbankan kebutuhan lainnya. Sementara itu, program asuransi kesehatan yang mencakup perangkat wearable dapat membantu lansia memperoleh perangkat ini dengan biaya yang lebih terjangkau atau bahkan gratis, tergantung pada cakupan dan kebijakan masing-masing program asuransi. Dengan mengadopsi solusi-solusi ini, diharapkan bahwa biaya perangkat wearable tidak lagi menjadi hambatan utama bagi lansia untuk mengakses teknologi yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan memantau kesehatan mereka secara lebih efektif. Upaya kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga sosial juga diperlukan untuk memastikan bahwa solusi-solusi ini tersedia dan dapat diakses dengan mudah oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk lansia yang mungkin berada dalam situasi finansial yang lebih rentan.

Secara keseluruhan, penggunaan teknologi wearable bagi lansia menjanjikan kemajuan besar dalam pemantauan kesehatan, pemeliharaan kemandirian, dan peningkatan kualitas hidup. Perangkat wearable tidak hanya berfungsi sebagai alat pemantau kesehatan yang efektif, tetapi juga membuka akses untuk berbagai fitur seperti pelacakan aktivitas, pengingat medis, dan komunikasi yang dapat membantu menjaga kesejahteraan fisik dan sosial lansia. Namun, tantangan seperti biaya perangkat yang tinggi dan aksesibilitas finansial perlu diatasi agar teknologi ini dapat diakses secara luas oleh populasi lansia. Solusi yang melibatkan subsidi atau program asuransi bisa menjadi kunci untuk mengatasi hambatan ini dan memastikan bahwa manfaat teknologi wearable dapat dinikmati oleh semua orang, termasuk mereka yang berada di kalangan lansia dengan sumber daya terbatas. Dengan terus berkembangnya teknologi ini dan dukungan yang tepat dari berbagai pihak, harapannya adalah teknologi wearable akan terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan jangka panjang bagi populasi lansia di masa depan.

Daftar Pustaka

Agung, D. A., & Widyarini, L. A. (2021). Multi-Group Analysis Innovation Diffusion dan Technology Acceptance Factors Terhadap Niat Mengadopsi Wearable Technology dengan Gender sebagai Moderator. INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia, 4(2), 189-204.

Ajami, S., & Teimouri, F. (2015). Features and application of wearable biosensors in medical care. Journal of Research in Medical Sciences, 20(12), 1208-1215.

Alisya, C. A. (2021). RANCANG BANGUN SMART MEDICINE BOX SEBAGAI PENGINGAT JADWAL MINUM OBAT BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT) (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri Sriwijaya).

Delfina, R., Sardaniah, S., & Sorena, E. (2021). Pemantauan Kesehatan untuk Meningkatkan Kesehatan dan Kemandirian Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) Kota Bengkulu.

Dias, D., & Paulo Silva Cunha, J. (2018). Wearable health devices---vital sign monitoring, systems and technologies. Sensors, 18(8), 2414.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun