Kemudian,seorang guru hendaklah memiliki perangai baik terlebih dahulu sebelum mengajarkan hal-hal yang bersangkutan dengan moral karena guru merupakan cerminan bagi para siswanya. Apabila guru tersebut bersikap melenceng dari pendidikan moral yang diajarkan, maka siswa tanpa sadar dengan seiring berjalannya waktu otomatis akan menirukan perilaku dari gurunya sendiri.
B. Makna Sekolah
Mengenai sekolah ini memiliki makna yang berbeda-beda dikarenakan faktor banyaknya perspektif dari para ilmuwan. Karena sekolah tersendiri memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia di masa depan untuk mencapai sebuah kebahagiaan. Menurut pendapat Hurlock mengatakan bahwa sekolah merupakan faktor pemicu kepribadian dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik.
C. Sekolah sebagai Screening Moral
Sekolah sarana yang dapat menyaring moral setiap individu peserta didik. Akan tetapi sekolah masih belum bisa mengatasi pemasalahan tindakan asusila yang banyak dilakukan oleh pendidik.Â
Sehingga, dikhawatirkan jika sewaktu-waktu perilaku tersebut menjadi teladan bagi peserta didik khususnya yang masih dibawah umur. Pendidik harusnya dapat menjadi contoh yang baik bagi para peserta didiknya. Jadi, alangkah baiknya pendidik memperbaiki perilakunya karena didalam lingkungan sekolah pendidik merupakan model yang tentunya akan ditiru.
Dapat disimpulkan bahwasannya tujuan dari adanya secreening moral yakni agar guru dapat mengetahui perkembangan moral setiap peserta didik. Selain itu, juga sebagai acuan guru dalam penilaian hasil belajar atau yang menentukan standar kelulusan peserta didik di akhir masa pembelajarannya.
D. Sekolah dalam Menumbuhkan dan Membentuk Kepribadian
Kepribadian merupakan tata cara atau langkah setiap individu dalam beradapatasi atau bersosialisasi dengan lingkungannya berlandaskan emosional, kognitif dan adanya dorongan untuk kebutuhan sosialnya diterapkan melalui perilaku[1]perilaku sosial baik yang sifatnya tertutup maupun terbuka. Adapun faktor yang memengaruhi kepribadian individu yakni ada 2 faktor, Syarkawi(2008) :
Faktor internal adalah faktor yang muncul dari dalam diri seseorang. Faktor internal ini biasanya bersifat genetik atau semula. Faktor genetik adalah faktor bawaan. Sejak lahir, pengaruh genetik merupakan salah satu ciri yang dimilikinya. Dapat dimiliki oleh salah satu induk atau kombinasi. Kombinasi karakteristik orang tua. Misalnya seorang ayah yang marah. Dalam hal ini, anak dapat menjadi anak yang hipersensitif.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri orang tersebut. Faktor eksternal ini biasanya dari lingkungan terkecil yaitu lingkungan seseorang mulai dari keluarga, teman, tetangga, dan berbagai pengaruh media audiovisual seperti TV, VCD, internet, atau media cetak seperti koran, majalah dan lain sebagainya.