Dalam pendidikan tauhid manusia diajarkan bahwa alam semesta ini tidak terjadi dengan sendirinya melainkan diciptakan oleh Tuhan.Sebagaimana telah dijelaskan dalam ayat tersebut,"Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."
Surat Al Baqarah ayat 29 ini menunjukkan bagaimana Allah SWT menciptakan makluk Makrokosmos, yaitu langit dan bumi. Ayat tersebut sangat jelas siapa pencipta alam semesta, bukan alam yang wujud dengan sendirinya apalagi kebetulan.
Oleh sebab itu,alam disebut "makhluk" sementara Tuhan yang menciptakan disebut "Kholik".Manusia sebagai makhluk yang mendapat kepercayaan dari Tuhan untuk mengelola bumi dan memanfaatkan sumber daya alamnya harus senantiasa berkomunikasi, mengadakan kontak dengan Tuhan agar ia tidak salah dalam mengambil keputusan atau merencanakan suatu kegiatan dalam pengelolaan alam tersebut.Dari itu pendidikan tauhid merupakan salah satu cara untuk mengi menyadarkan manusia tentang Pelestarian lingkungan hidup.
Selanjutnya,pendidikan akhhlaq.Dalam pengelolaan lingkungan hidup dan juga dalam kehidupan sehari-hari Islam mengajarkan Akhlaq bukan etika, berangkat dari situlah kita menggunakan "term" bukan etika,meskipun banyak para ahli lingkungan hidup dewasa ini menyebutnya "etika lingkungan" (Enviromental Ethic).Didalam Akhlaq tersebut terdapat beberapa hubungan diantaranya hubungan dengan Allah,hubungan dengan manusia,dan hubungan dengan alam.
Selanjutnya dalam pendidikan akal.Pendidikan akal yang dimaksud di sini ialah menuntun dan mengembangkan daya pikir manusia berdasarkan Al-Quran dan Hadis.Islam mengajarkan lingkungan hidup merupakan salah satu nikmat Tuhan yang teramat penting dan tinggi nilainya. untuk itu,Islam menginginkan lingkungan hidup dikelola secara rasional dan profesional bukan emosional plus amatiran.
Sumber daya di alam ini diciptakan Tuhan untuk manusia sebagai perwujudan dari kasih saying-Nya kepada kita semua.Tapi semua nikmat itu hanya merupakan hak pakai, semacam konsensi dari Tuhan kepada manusia untuk mengelola alam bukan menjadi hak milik yang boleh diperlakukan sesuai hati tanpa mengindahkan aturan,tata cara,dan norma-norma yang ditetapkan.Jadi manusia tidak boleh berkuasa atas alam.Itulah sebabnya Tuhan meminta manusia agar senantiasa berperilaku baik,sopan,dan kasih sayang kepada alam lingkungan serta jangan sekali-kali merusaknya supaya kehidupan tidak terganggu demi meraih kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.
Jadi penulisan ini dapat kita simpulkan bahwa,semua upaya ini harus diawali dari niat dalam hati kita masing-masing dan senantiasa menjadikan Ilmu Agama sebagai landasan atau acuan pemecahan masalah.Kita sebagai makhluk juga harus senantiasa patuh dan taat aturan,larangan,dan perintah Allah.Penanaman akidah sejak dini merupakan kebutuhan jika kita ingin menciptakan manusia yang utuh, punya pendirian,dan keyakinan yang kokoh bahwa Allah Esa dan Allah berkuasa mutlak di alam ini.Islam berperan dalam upaya pencegahan lingkungan hidup melalui pendidikan tauhid,pendidikan akhlaq,dan pendidikan akal.Dimana ketiganya harus bisa dimiliki setiap orang dan dapat diimplikasikan dalam kehidupannya.Tanpa adanya Pendidikan agama sangatlah sulit untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan dalam diri manusia.Itulah mengapa Pendidikan harus ditanamkan sejak dini ke dalam diri peserta didik dan berlangsung secara berkesinambungan  dalam seumur hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H