Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Bagaimana Nasib "Angket" Jika Koalisi Ganjar Mahfud Beda Kepentingan?

23 Maret 2024   14:31 Diperbarui: 23 Maret 2024   14:31 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Namun 3 bulan kemudian dalam Musyawarah Kerja Nasional PPP di Serang, Banten, Suharso Monoarfa yang juga menteri Bappenas diganti Muhammad Mardiono, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) sebagai Pelaksana tugas Ketua Umum PPP (5/9/2022).

Dan PPP kemudian memutuskan berkoalisi dengan PDI Perjuangan untuk mendukung capres Ganjar Pranowo disaat KIB belum putuskan capres (30/04/2023). Ini juga fenomena yang menarik untuk dianalisa.

Partai Golkar dan PAN berkoalisi dengan Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) mendukung Prabowo Subianto sebagai capres (13/8/2023).

Fenomena menarik lainnya jika dicermati adalah mengapa KKIR berganti nama menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengadopsi tagline pemerintahan Presiden Jokowi? Lalu mengapa PKB malah meninggalkan KIM (1/09/2023)?

Dari sini sebenarnya sudah menyampaikan pesan bahwa posisi Jokowi bukan bersama Ganjar melainkan Jokowi mendukung Prabowo. Sementara putusan MK meloloskan Gibran baru terjadi pada tanggal 16 Oktober 2023.

Berdasarkan penetapan rekapitulasi KPU tanggal 20 Maret 2024, PPP tak lolos ke Senayan pada Pemilu 2024 karena tidak memperoleh suara untuk menembus ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Partai berlambang Ka'bah itu hanya mendapat 5.878.777 suara atau 3,87 persen. PPP pun akan mengajukan gugatan ke MK.

Sementara partai yang mengalami kenaikan perolehan suara pemilu legislatif bukan hanya pendukung Prabowo Gibran tetapi juga partai pengusung Anies Mahaimin.

Berikut hasil penetapan hasil pemilu legislatif 2024

PDIP: 25.387.279 suara (16,72%)
Partai Golkar: 23.208.654 suara (15,28%)
Partai Gerindra: 20.071.708 suara (13,22%)
PKB: 16.115.655 suara (10,61%)
Partai NasDem: 14.660.516 suara (9,65%)
PKS: 12.781.353 suara (8,42%)
Partai Demokrat: 11.283.160 suara (7,43%)
PAN: 10.984.003 suara (7,23%)
PPP: 5.878.777 suara (3,87%)

Bandingkan dengan hasil penetapan hasil pemilu legislatif 2019

PDI-P: 27.053.961 (19,33 persen)
Gerindra: 17.594.839 (12,57 persen
Golkar: 17.229.789 (12,31 persen)
PKB: 13.570.097 (9,69 persen)
Nasdem: 12.661.792 (9,05 persen)
PKS: 11.493.663 (8,21 persen)
Demokrat: 10.876.507 (7,77 persen)
PAN: 9.572.623 (6,84 persen)
PPP: 6.323.147 (4,52 persen)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun