Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Presidensi G20 Indonesia Ajak Rusia Berdamai

25 Februari 2022   13:38 Diperbarui: 25 Februari 2022   13:45 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat dunia mengalami krisis harga minyak tahun 1970, negara-negara Industri membentuk Kelompok 7/Group of Seven (G7).

Mereka adalah Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat (AS).
Para pemimpin negara tersebut berkepentingan dengan stabilnya harga minyak sehingga memutuskan untuk membentuk G7 sebagai upaya mencari solusi.

Kemudian tahun 1998, Rusia bergabung sehingga G7 menjadi G8.

Atas prakarsa kelompok G8 kemudian memperluas kemitraan dibidang ekonomi moneter dengan melibatkan negara-negara berkembang. Maka pada 26 September 1999 lahirlah forum Kelompok 20 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau The Group of Twenty (G20) Finance Ministers and Central Bank Governors.

Anggota G20 bertambah menjadi Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, AS, Rusia, Argentina, Australia, Brazil, China, India, Indonesia, Meksiko, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Uni Eropa.

G20 lebih banyak menjadi forum konsultasi dan kerja sama yang berkaitan dengan ekonomi dan moneter internasional. Kepemimpinannya dirotasi mengadopsi sistem Troika yang terdiri dari ketua tahun berjalan, ketua tahun lalu, dan ketua tahun berikutnya.

Pertemuan perdana G20 berlangsung di Berlin, Jerman pada tanggal 15-16 Desember 1999.

Dalam perkembangannya G20 bukan hanya menjadi forum Menteri Ekonomi dan Gubernur Bank Sentral, namun diperkuat dengan melibatkan kepala pemerintahan sehingga sejak tahun 2008 forum pertemuan ini menjadi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Peran Rusia sebagai anggota G8 mangalami friksi karena AS dan Uni Eropa minilai krisis politik Crimea sebagai aneksasi Crimea, Ukraina oleh Rusia, maka pada tahun 2014 keanggotaan Rusia dalam kelompok G8 dikeluarkan.

Selain dikeluarkan dari keanggotaan, Rusia juga mendapat sanksi ekonomi dari G7 (minus Rusia). Sanksi ekonomi yang lebih bernuansa "politik" tersebut bukan menjadikan Rusia terisolasi dengan dunia luar karena Rusia masih tetap menjadi anggota G20.

Pada KTT G20 ke-16 di Roma, Italia yang telah berlangsung ditengah dunia masih menghadapi Covid-19 pada Oktober 2021 telah menghasilan kesepakatan untuk mengatasi perubahan iklim, komitmen untuk mengurangi emisi dan kandungan berbahaya bagi lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun