Oleh karena itu Indonesia sebaiknya menawarkan Ukraina untuk lebih baik bergabung menjadi anggota Gerakan Non Blok sebagai solusi permanen untuk menghindari konflik kawasan yang berkepanjangan.
Hal ini dipandang dapat terpenuhinya keinginan Rusia namun juga mengerem ekspansi Amerika Serikat memperluas keanggotaan NATO.
Indonesia berkewajiban menyerukan kepada pemimpin dunia agar tidak terjadi keberpihakan menyikapi konflik Rusia - Ukraina, lebih baik mendorong dan memperkuat kerjasama ekonomi dibanding pertahanan militer yang jika dipaksakan akan mencederai pihak yang merasa dirugikan.
3) Sebaiknya Indonesia tidak reaktif dan terlalu cepat mengambil sebuah pernyataan sikap yang seolah "menghakimi" tindakan Rusia atas Ukraina. Dalam arti politik luar negeri Indonesia yang Bebas Aktif sebagai anggota Gerakan Non Blok tidak boleh menerapkan kebijakan standar ganda, karena disatu pihak Indonesia mendukung kemerdekaan bangsa-bangsa dan dilain pihak misalnya mencampuri hukum kedaulatan negara lain.
Hal ini penting sebagai penghormatan negara lain untuk mengakui kedaulatan Indonesia atas Laut Natuna Utara misalnya dan menolak Indonesia "didikte" negara lain atas penanganan gerakan kriminal bersenjata di Papua.
Walaupun sejatinya forum G20 merupakan forum kerjasama ekonomi dan moneter, namun ketika ada anggotanya sedang bertikai karena masalah politik, kekerasan militer yang yang akan dapat memperparah pemulihan ekonomi dunia maka saya melihat KTT G20 menjadi stategis untuk Indonesia mengajak pemimpin dunia untuk saling menahan diri, memilih jalan diplomasi untuk mencari solusi serta berkolaborasi secara bersama memulihkan ekonomi dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H