Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Presidensi G20 Indonesia Ajak Rusia Berdamai

25 Februari 2022   13:38 Diperbarui: 25 Februari 2022   13:45 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Pemimpin negara yang tergabung dalam G20 setuju untuk mencapai target nol emisi karbon pada tahun 2050. Langkah konkritnya dengan kebijakan transformasi energi fosil menuju Energi Baru Terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.

Salahsatu upaya yang akan dilakukan diantaranya dengan mengakhiri pembiayaan publik untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang bersumber dari batu bara.

Untuk diketahui berdasarkan BP Statistical Review of World Energy 2020, berikut 10 negara dengan cadangan minyak terbesar dunia 2019:
 
1) Venezuela: 303,8 triliun barrel
2) Arab Saudi: 297,6 triliun barrel
3) Kanada: 169,7 triliun barrel
4) Iran: 155,6 triliun barrel
5) Irak: 145 triliun barrel
6) Rusia: 107,2 triliun barrel
7) Kuwait: 101,5 triliun barrel
8) Uni Emirat Arab: 97,8 triliun barrel
9) Amerika Serikat: 68,9 triliun barrel
10) Libya: 48,4 triliun barrel.

Berikut daftar 10 negara penghasil batu bara per tahun, terbesar dunia tahun 2018 menurut International Energy Agency (IEA):

1) China: 3,55 miliar ton
2) India: 771 juta ton
3) Amerika Serikat: 685 juta ton
4) Indonesia: 549 juta ton
5) Australia: 483 juta ton
6) Rusia: 420 juta ton
7) Afrika Selatan: 259 juta ton
8) Jerman: 169 juta ton
9) Polandia: 122 juta ton
10) Kazakhstan: 114 juta ton.

Jika kesepakatan G20 atas komitmennya untuk meninggalkan energi fosil (minyak dan batubara) tahun 2050 maka secara teori negara-negara penghasil minyak dan batubara memiliki sisa waktu 28 tahun secara optimal untuk memanfaatkan nilai ekonomi energi yang bersumber dari minyak dan batubara tersebut.

Dengan kata lain bahwa pasca 2050 dunia akan "dipaksa" menggunakan Energi Baru Terbarukan yang tentunya akan mengubah peta "pemain" energi masa depan.

Indonesia adalah salahsatu negara yang akan menjadi "pemain" karena berlimpahnya cadangan energi berupa air, panas bumi/geothermal, gas alam, matahari, angin, listrik/battery dan bio energi.

Menurut data Think Geoenergy tahun 2020, Indonesia seharusnya bisa menyalip posisi teratas Amerika Serikat jika bisa merealisasikan target kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Target realisasi ini tertunda karena Covid-19.

Berikut negara yang memiliki PLTP terbesar di dunia yakni:

1) Amerika Serikat: kapasitas terpasang PLTP sebesar 3.676 megawatt

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun