Mohon tunggu...
Ike Trilitadewi
Ike Trilitadewi Mohon Tunggu... -

i am a moslem, a wife also a mom, and i am proud of that\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia Tak Pernah Bilang Kalau Aku Cantik

20 Februari 2012   18:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:24 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ning seorang ibu dua anak. Istri yang baik, yang selalu berusaha tampil baik ketika menyambut sang suami pulang kerja setiap jam lima sore. Menyiapkan kudapan dan makan malam....rumah terawat baik, segala keperluan suami dan anak-anak pun tak ada yang luput dari perhatiannya.

Malam hari ba'da maghrib, setelah makan malam, keluarga kecil ini berkumpul di ruang keluarga...kadang menonton bersama atau sang ayah asyik membacakan cerita seru bagi kedua buah hati mereka. Inilah saat yang Ning nikmati. Ia senang menyaksikan suaminya tampak begitu menyayangi anak-anak dan selalu berusaha dekat dengan anak-anak. Suaminya sangat baik, ia tidak mau membebani Ning banyak tugas dan memahami bahwa sang istri sudah begitu kelelahan mengurus rumah, anak-anak dan tetek bengeknya seharian, maka malam hari sang suami mebiarkan Ning asyik dengan kesukaannya. "Bersua" dengan teman-teman di dunia maya.

Sore itu Ning sudah mandi dan menyisir rambutnya dengan tatanan tak biasanya, ia memotong rambutnya...kejutan buat Pras, suaminya. Ketika didengarnya suara mobil sudah masuk garasi, Ning cepat-cepat merapikan poninya sedikit, lalu ia membuka pintu. Tampak Pras tersenyum, ..Ning diam saja tidak segera meraih tangan suaminya...ia menanti komentar Pras atas penampilan barunya.

"Anak-anak mana?" Tanya sang suami sambil mengulurkan tangannya. Hati Ning mencelos kecewa, lalu mencium tangan Pras.

"Ada di dalam", ia mengambil tas suaminya. Lalu terdengar langkah kedua anaknya berlari menyambut kedatangan sang ayah.

Sang suami asyik dengan anak-anak, Ning pun duduk dekat mereka, asik dengan gadget terbaru yang dibelikan suami tersayang. Ia tersenyum sendiri... sunguh ia tak sabar..tadi pagi ia mengupload foto waktu baru dari salon. Sudah sejak tadi si smartphone ini memanggil terus, baru sekarang ia sempat membukanya.

Nah benar kan....13 yang menyukai foto profilnya, 19 komentar..terakhir komentar revan.

"Revan..." Ning bergumam sambil tersenyum. Lalu jari-jarinya sibuk memijit tuts-tuts mini di genggamannya.

Revan Arya pangling Ning...cantik sekali, baru potong rambut ya?

Ning Prasbimara ah biasa aja lagi Van :)

Rossalien Bener Van Ning cantik ya model rambutnya kayak gini...jadi inget waktu jaman kuliah deh Ning

Revan Arya Tuh..bener kan Rossa juga sama pendapatnya sama saya

Rossalien Hahaha....ati-ati lho Van...ketauan Pras lho....Ning tag suaminya tuh di  foto

Ning Prasbimara Ah gak apa-apa...lagian suamiku mah cuek aja kok....sama aja kayaknya buat dia mah

Revan Arya Sama aja gimana? Beda gitu kok.....kamu lebih..gimana gitu.... (jangan gr lho)

Ning Prasbimara Iya sama aja=tetep cantik katanya buat dia (gue getoo..)

Ning menelan ludah..pahit. Ia berdusta, dilihatnya Pras yang tengah asik bercengkrama dengan anak-anak, Pras tidak pernah mengomentari penampilannya.

Revan Arya gue setuju sama Pras...

Ning menghentikan komentarnya.  Pras mendekatinya sambil tersenyum.

"Anak-anak udah tidur...tolong siapin baju tidur ya Bun...Ayah mau mandi dulu" Lalu Pras melewatinya dan masuk ke kamar mandi. Ada sedikit perih di hatinya. Tapi itulah Pras....

^^^

Ning mematut blouse kerah V yang ia padankan dengan rok model A warna navy sepanjang tiga perempat. Lalu ia kenakan kalung batu berwarna donker dan kelabu yang Pras hadiahkan kepadanya ketika ia berulang tahun tiga tahun lalu.  Sedikit sapuan halus rouge di tulang pipi dan pulasan lipstik pink pucat kecokelatan menambah kesan alami di penampilannya. Ia tersenyum di depan cermin.

"Ayah, tolong fotoin Bunda ya.." Pras mengambil gadget Ning.

"Bagus", katanya

"Bagus gimana?" Ning gembira

"Bagus...gak ada back light"Lalu Pras memperlihatkan foto tersebut kepada Ning.

Tak berapa lama gadgetnya sudah "berbunyi2" lagi. Ning segera membuka fb-nya.

Lagi-lagi Revan. Ia memberi jempolnya.

Ning Prasbimara Thanks ya Van

Revan Arya Anggun sekali Ning... mau ke mana?

Ning Prasbimara Enggak ke mana-mana...

Revan Arya Cantik sekali...

Ning Prasbimara Kan minggu mumpung suami gak ke kantor aku harus cantik

Revan Arya Emang cantik kok....setiap di foto juga (Sorry Pras...gw jujur lho..objektif)

Ning Prasbimara ^^

Ravan Arya Salam buat Pras ya....dia beruntung dapat bidadari... (serius Ning)

Pras memperhatikan istrinya.

"Kenapa Bunda sampe senyum-senyum sendiri?"

Ning menggeleng. Lalu berdiri dan segera ke dapur menyiapkan sarapan. Pras mengambil hp istrinya yang tadi ia tinggalkan. Dibukanya facebook Ning, ada rasa tak suka ia membaca komentar-komentar teman-teman Ning, khususnya Revan, di setiap foto yang di-up load istrinya. Revan teman kuliah mereka berdua.

"Rajin sekali Revan ngomentarin setiap foto Bunda"

"Emang dia mah...tapi lucu aja.." Ning tersenyum, mengingat semua foto yang dikomentari Revan.

"Kamu suka ya Ning foto-foto kamu dikomentari Revan?"

Ning terperanjat mendengar nada suara Pras yang mulai tak enak.

"Ah enggak...biasa aja kok, dia emang selalu ngomentarin"

"Aku gak suka baca obrolan kalian berdua!"

Ning terdiam....ia menunduk, dan memang merasa bersalah, "Maafkan Ning Mas..." katanya pelan, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

"Kamu selalu memasang foto untuk dia?"tanya Pras menyudutkan. Ning menggeleng.

"Di setiap foto, Ning selalu tag Mas pras kok..."

"Ya tapi foto-foto kamu selalu mengundang komentar Revan dan kamu balas!"

"Aku hanya bilang makasih.."

"Aku gak suka dia bilang kamu cantiklah, kamu anggunlah.." Pras melempar gadget putih Ning ke dinding. Hadiah ulang tahun yang baru diterima Ning tiga bulan lalu pecah monitornya...

Ning diam, ia menangis.

"Kenapa Ning? kamu mengkhianati aku ?!" Pras menuduh dengan emosional. Ning menggeleng, air matany sudah mengalir tak tertahan.

"Kenapa Ning?" Pras mulai melunak, ia mulai merasa iba melihat Ning hanya menangis.

Malam itu mereka tidur saling memunggungi dalam suasana yang beku. Ning menangis diam-diam, membasahi bantalnya dengan air mata. Terbayang kembali saat ia selalu menanti komentar suaminya setiap menyambut Pras pulang kantor. Berpuluh kali ia mengubah potongan rambutnya, Pras tak pernah berkomentar...

Pagi hari mereka sarapan dalam diam, hanya celoteh anak-anak yang menghiasi sarapan pagi ini. Seperti biasa Ning mengantar Pras hingga mobilnya meninggalkan halaman.

Pras merasa tak enak. Ia menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya. Segera ia membuka laptop dan mendapati sebuah kertas terseip di sana..

Mas Pras suamiku sayang...

Maafkan Ning. Demi Allah Ning tak pernah mengkhianati cinta kita.

Hanya ada satu hal yang entah kenapa Ning sukar mengucapkannya,

Mengapa Mas gak pernah bilang kalau aku cantik?

Sering Ning sudah berusaha berdandan untuk Mas, tapi Mas tak pernah berkomentar...

Sesunguhnya Ning takut, Mas merasa Ning sudah tak cantik lagi...

Maafkan Ning ya Mas...

-Ning-

Pras terhenyak dan merasa bersalah...

________________

Cimahi, 20 Feb 2012

Bersabarlah "Ning".....semoga "mas pras"-nya sekarang berubah ya... ^_^  nah bapak2 lebih pekalah buat istrinya... (peace...)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun