Pagi hari mereka sarapan dalam diam, hanya celoteh anak-anak yang menghiasi sarapan pagi ini. Seperti biasa Ning mengantar Pras hingga mobilnya meninggalkan halaman.
Pras merasa tak enak. Ia menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya. Segera ia membuka laptop dan mendapati sebuah kertas terseip di sana..
Mas Pras suamiku sayang...
Maafkan Ning. Demi Allah Ning tak pernah mengkhianati cinta kita.
Hanya ada satu hal yang entah kenapa Ning sukar mengucapkannya,
Mengapa Mas gak pernah bilang kalau aku cantik?
Sering Ning sudah berusaha berdandan untuk Mas, tapi Mas tak pernah berkomentar...
Sesunguhnya Ning takut, Mas merasa Ning sudah tak cantik lagi...
Maafkan Ning ya Mas...
-Ning-
Pras terhenyak dan merasa bersalah...