Tampung tawar adalah ritual yang selalu dilakukan di acara suku Dayak. Kegiatan tersebut bisa diartikan sebagai cara mengucap syukur, mengharapkan berkah dan menolak bala' atau musibah. Pada kegiatan ini bahan-bahannya adalah air yang dicampur dengan air parfum dan potongan pandan, lalu dipercikkan ke kepala, pundak dan telapak tangan, serta kaki dengan menggunakan potongan pandan. Konon katanya, air melambangkan supaya hidup orang yang dipercikkan air parfum itu selalu harum, baik dan namanya selalu menjadi nama yang baik.
Hal Yang Berkesan Selama KKN Kebangsaan
***
a. ToleransiÂ
Dalam KKN ini, saya dapat mengambil suatu hal yang menarik sekali. Menjadi lebih peka terhadap lingkungan dan tentunya berkesan sekali sebab ini adalah pertama kalinya hidup dalam keberagaman baik agama maupun suku dan adat istiadat. Maka, dimana bumi berpijak, disitulah langit dijunjung. Itulah kata pepatah yang memiliki makna bahwa dimanapun kita berada, kita harus menghargai norma yang ada.
Di desa Karya bersama mayoritas menganut agama Islam, sedangkan di dalam tim KKN Kebangsaan terdiri dari beragam agama yakni Islam, Katolik dan Kristen. Walaupun demikian, toleransi beragama berjalan dengan baik. Dan disinilah aku menyadari bahwa ternyata orang non- muslim memiliki toleransi yang amat tinggi. Begitupun dengan perintah dalam Islam untuk menerapkan toleransi beragama dalam segala hal. Sebagaimana yang tertuang dala QS. Al-Kafirun ayat 6 yang berbunyi " Untukmulah agama-Mu dan untukkulah agama-Ku".Â
Disini yang menyentuh hatiku adalah benar-benar mengimplementasikan toleransi beragama bersama kawan-kawan. Saat ibadah saling mengingatkan dan menghargai, apalagi yang paling kurindukan ialah makan bersama dengan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Selain itu, toleransi juga tercermin ketika menutup acara formal dengan melakukan doa, senatiasa mengucap " sebelumnya mohon izin memimpin doa secara syariat Islam".
Disamping itu, di desa Karya Bersama mayoritas berasal dari suku Dayak dan Banjar. Tentunya sangat berbeda dengan saya yang berasal dari Jawa, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri untuk saya agar mampu beradaptasi, apalagi kawan-kawanku juga berasal dari berbagai suku yakni Batak, Dayak, Banjar, Sunda, dan Melayu serta Jawa. Tentunya bahasa dan logatnya berbeda. Namun disitulah kita mengetahui secara nyata bahwa Indonesia memiliki warna-warni perbedaan dan disitulah akan merasakan kedamaian. Disinipun kita juga menyadari bahwa bahasa Indonesia merupakan pemersatu bangsa.
b. Waktu
KKN Kebangsaan membuka pola pikirku untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Ternyata waktu yang kita habiskan untuk rebahan, bersenang-senang menonton film di bioskop, bermain game, media sosial dan lain sebagainya lebih berguna untuk membantu sesame maupun memajukan suatu desa.
c. Bersyukur
Mengajarkan aku untuk senang berbagi khususnya perihal ilmu, tenaga maupun pikiran. Dan hal yang penting adalah berada di desa Karya Bersama membuat diriku untuk senatiasa bersyukur apa yang telah aku miliki dan meminimalisir sikap gampang mengeluh. Air yang bewarna coklat, jalan yang sulit dan menimba ilmu dengan penuh tantangan yakni harus menyebrang sungai membuat diriku lebih sadar untuk senanatiasa bersyukur.