Dulu saya sempat mengerjakan bab secara double, yakni merevisi bab I pendahuluan dan mengerjakan bab II kajian pustaka. Dengan dalih supaya tidak bolak-balik bimbingan. Tapi bukannya cepat selesai, alhasil malah semakin mager mengerjakannya. Itu dari pengalaman saya, mungkin tiap orang berbeda.
Lambat laun, saya mulai mengerjakan dengan beban yang sedikit dan memberi afirmasi yang positif pada diri saya; misalkan memberi tugas pada diri sendiri mengerjakan bagian konteks penelitian (latar belakang) saja dan menekankan pada pikiran saya "ini hanya satu tugas, mudah sekali".Â
Hal tersebut, menegaskan bahwa mengerjakan 1 sub bab terlebih dahulu (yang kalian anggap ringan), akan memberikan afirmasi untuk bisa melakukannya. Tentu, jikalau menganggap mudah, maka secara tidak langsung alam bawah sadar kita akan mengikutinya.
3. Buatlah jadwal dalam mengerjakan skripsi
Biasanya, mahasiswa akhir hanya memperoleh mata kuliah skripsi saja, sehingga ada banyak waktu luang yang tersisa. Namun, seringkali juga memanfaatkan waktu tersebut dengan bekerja part-time dan sebagainya.
Di tengah kesibukan atau waktu luang kalian, sebaiknya tetap membuat jadwal dalam mengerjakan skripsi, minimal satu hari menulis tiga paragraf. Walaupun sedikit demi sedikit, tentu akan mempercepat selesainya skripsimu.
Setidaknya dengan adanya jadwal, dapat mengingatkan kalian bahwa masih ada tugas yang harus dikerjakan. Misalkan, senin-jumat (nulis skripsi) pukul 03.00- 04.30 WIB karna pagi hari adalah waktu yang fresh untuk menulis. Adapun sarana pendukungnya adalah membuat alarm pengingat untuk mengerjakan skripsi, biasanya saya hanya memakai alarm handphone, yang sering saya lihat dan dipergunakan.
4. Mencoba menerapkan "menulislah dulu, koreksi nanti!"
Dalam menulis skripsi, tentu perlu membaca referensi (bahan bacaan) guna memunculkan sebuah gagasan. Banyak orang yang mengatakan bahwa salah satu kunci menulis skripsi adalah membaca. Sebab dengan membaca, wawasan akan bertambah dan memudahkan kita untuk menulis beserta menentukan teori pendukungnya. Sehingga tidak copy-paste dari karya milik orang lain.
Saya pernah merasakan, sudah membuka laptop dan ingin menulis namun hanya ketik-baca-delete dan tidak punya ide menulis apa lagi. Hal itu disebabkan karena kurangnya membaca referensi.Â
Jika saya menulis sambil mencari referensi seperti di jurnal, menurut saya tidak efektif. Setelah itu, saya mengubah metode menulis yakni dengan mencari referensi dulu dan disimpan (ditulis atau discreenshoot) serta membuat poin-poin yang akan kamu tulis.