Seberat apapun pekerjaan, apabila tidak dikerjakan pasti terasa ringan -Ujar dosen pembimbing saya-
Menjadi seorang mahasiswa, tentu sudah tidak asing lagi dengan namanya skripsi. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang menjadi tugas akhir mahasiswa menuju gerbang kelulusan. Dimana mencapainya tidak semudah kata, melainkan perlu kerja keras dan kesabaran yang extra, apalagi melawan "mager" untuk memulai mengerjakan skripsi.
Menurut KBBI, mager adalah malas bergerak atau sedang tidak bersemangat untuk melakukan suatu aktivitas. Terdapat beberapa alasan, seseorang merasa mager untuk mengerjakan skripsi seperti gadget lebih menarik, overthinking, sibuk, kehabisan ide, malas ketemu dosen pembimbing, dan lain sebagainya.Â
Mungkin kalian pernah mengalaminya? Saya pun pernah mager juga, dengan beragam alasan. Melalui tulisan ini, saya ingin berbagi bagaimana saya keluar dari suasana mager dalam upaya menyelesaikan skripsi, barangkali kalian juga pernah mengalami hal yang serupa. Berikut adalah penjelasannya:
1. Jangan tunda mengerjakan revisian dari dosen pembimbing (dosbing)
Bolak-balik bimbingan adalah hal yang biasa bagi pejuang skripsi. Tentu, disaat bimbingan ke dosbing, jangan lupakan untuk mencatat apa saja kritik dan saran yang telah diberikan supaya memudahkan kalian untuk mengingat catatan dari dosbing.Â
Saya juga senang membuat list pertanyaan atau ide untuk diajukan kepada dosbing. Sebab, saya pernah mengalami nge-blank atau lupa ketika sudah berhadapan dengan dosbing.Â
Ketika selesai bimbingan, seyogyanya segera kerjakan poin-poin yang harus direvisi; misalkan kurang referensi, tambah teori, kasus dan sebagainya. Loh kan tadi sudah dicatat? Buat apa langsung dikerjakan?Â
Ya.. memang sudah ada catatan yang sudah kalian buat, tapi jika kalian menunda, maka bertambahnya hari akan semakin mager melaksanakannya. Apalagi, jika kalian termasuk tim mengerjakan dekat deadline, tentu konsekuensinya akan lembur, hasil kurang maksimal dan jika tidak selesai maka akan menunda jadwal bimbingan. Maka, sebisa mungkin kerjakan segera dan jauh-jauh hari sebelum bimbingan. supaya jadwal bimbingan kalian on-time.
2. Hindari mengerjakan double title (lebih dari satu bab)Â
Dulu saya sempat mengerjakan bab secara double, yakni merevisi bab I pendahuluan dan mengerjakan bab II kajian pustaka. Dengan dalih supaya tidak bolak-balik bimbingan. Tapi bukannya cepat selesai, alhasil malah semakin mager mengerjakannya. Itu dari pengalaman saya, mungkin tiap orang berbeda.
Lambat laun, saya mulai mengerjakan dengan beban yang sedikit dan memberi afirmasi yang positif pada diri saya; misalkan memberi tugas pada diri sendiri mengerjakan bagian konteks penelitian (latar belakang) saja dan menekankan pada pikiran saya "ini hanya satu tugas, mudah sekali".Â
Hal tersebut, menegaskan bahwa mengerjakan 1 sub bab terlebih dahulu (yang kalian anggap ringan), akan memberikan afirmasi untuk bisa melakukannya. Tentu, jikalau menganggap mudah, maka secara tidak langsung alam bawah sadar kita akan mengikutinya.
3. Buatlah jadwal dalam mengerjakan skripsi
Biasanya, mahasiswa akhir hanya memperoleh mata kuliah skripsi saja, sehingga ada banyak waktu luang yang tersisa. Namun, seringkali juga memanfaatkan waktu tersebut dengan bekerja part-time dan sebagainya.
Di tengah kesibukan atau waktu luang kalian, sebaiknya tetap membuat jadwal dalam mengerjakan skripsi, minimal satu hari menulis tiga paragraf. Walaupun sedikit demi sedikit, tentu akan mempercepat selesainya skripsimu.
Setidaknya dengan adanya jadwal, dapat mengingatkan kalian bahwa masih ada tugas yang harus dikerjakan. Misalkan, senin-jumat (nulis skripsi) pukul 03.00- 04.30 WIB karna pagi hari adalah waktu yang fresh untuk menulis. Adapun sarana pendukungnya adalah membuat alarm pengingat untuk mengerjakan skripsi, biasanya saya hanya memakai alarm handphone, yang sering saya lihat dan dipergunakan.
4. Mencoba menerapkan "menulislah dulu, koreksi nanti!"
Dalam menulis skripsi, tentu perlu membaca referensi (bahan bacaan) guna memunculkan sebuah gagasan. Banyak orang yang mengatakan bahwa salah satu kunci menulis skripsi adalah membaca. Sebab dengan membaca, wawasan akan bertambah dan memudahkan kita untuk menulis beserta menentukan teori pendukungnya. Sehingga tidak copy-paste dari karya milik orang lain.
Saya pernah merasakan, sudah membuka laptop dan ingin menulis namun hanya ketik-baca-delete dan tidak punya ide menulis apa lagi. Hal itu disebabkan karena kurangnya membaca referensi.Â
Jika saya menulis sambil mencari referensi seperti di jurnal, menurut saya tidak efektif. Setelah itu, saya mengubah metode menulis yakni dengan mencari referensi dulu dan disimpan (ditulis atau discreenshoot) serta membuat poin-poin yang akan kamu tulis.
Ketika sudah siap mengerjakan skripsi, saya berusaha fokus untuk merangkai kata. Apabila saya membutuhkan referensi yang berkaitan dengan gagasan saya, tentu tinggal membuka catatan (screenshoot) yang telah disimpan sebelumnya.
Ketika menulis, usahakan untuk mengalir dalam merangkai kata. Maksudnya adalah saat menulis, hiraukan mengecek kata demi kata, nyambung tidaknya, typo dan sebagainya. sebab hal itu, akan memfokuskan kita untuk memperbaiki saja. Maka alangkah baiknya, tatkala mengerjakan skripsi, tulislah gagasan maupun opini yang sedang kamu pikirkan. Sedangkan perihal mengecek (koreksi) nanti saja,misalkan khusus hari senin mengecek tulisan dari episode sebelumnya.
5. Apabila stuck, sharinglah dengan teman sejawat!
Dalam proses menulis skripsi, apakah kalian pernah mengalami kondisi stuck?Â
Menurut KBBI, stuck adalah terjebak atau tidak bisa bergerak. Jika dikaitkan dengan menulis skripsi, stuck dapat diartikan sebagai kondisi macet dalam menulis sebab kehabisan ide maupun bingung terkait persoalan penelitian.Â
Saya pernah mengalami kondisi stuck, kala itu saya dihadapkan dengan bingung menentukan batasan nilai-nilai Islam Rahmatan lil alamiin yang ada 10, memilih tiga ataukah semuanya. Di sisi lain, saya juga kehabisan ide perihal "penelitian ini, saya arahkan kemana".Â
Alhasil solusinya adalah meet up (bertemu dengan teman) yang saya rasa ahli dibidangnya dan sedang melaksanakan penelitian. Dari situ, saya menemukan solusi berkat sharing dengan beberapa teman yang kebetulan memiliki problem yang serupa.Â
Saya merasa dengan adanya sharing dengan teman, maka beban pikiran sedikit berkurang dan setidaknya mendapatkan solusi atau inspirasi terkait penelitian.
6. Mencari motivasi yang membangun!
Dalam mengerjakan skripsi, tentunya mood juga naik turun. Terkadang bersemangat tapi terkadang mager. Maka, cara mengatasi mood yang turun, rekomendasi saya adalah mencari motivasi diiringi dengan aksi.Â
Maksudnya melihat motivasi dan lanjut beraksi mengerjakan skripsi. Mungkin kalian bisa mengingat kembali perjuangan kalian sudah sampai di titik ini, dan tinggal menyelesaikan skripsi saja.Â
Atau mungkin, bisa melihat perjuangan orang tua yang telah menghantarkan kalian di perguruan tinggi. Atau mungkin, kalian bisa memberikan reward terhadap diri sendiri supaya terpacu semangat dalam menyelesaikan skripsi. Misalkan, jika saya selesai skripsi tentu akan mengtraktir diri sendiri untuk healing ke pantai terindah di Indonesia dan lain sebagainya.
7. Rajin beribadahÂ
Salah satu aspek penting dalam menunjang mengerjakan skripsi adalah rajin beribadah. Sebab dengan mendekatkan diri pada Tuhan, kalian akan mendapatkan energi yang positif, ketenangan hati dan mendapatkan tuntunan supaya dimudahkan untuk menyelesaikan skripsi.Â
Selain itu, menjadi sarana untuk berlatih memanajemen waktu, misalkan antara bekerja, beribadah, muamalah maupun mengerjakan skripsi.
Itulah tujuh tips menghadapi rasa mager dalam mengerjakan skripsi. Kalian harus tetap semangat, rajin mengerjakan dan yakin skripsimu akan selesai. Jangan lupa bahwa skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H