Analisis:Â Bagian komplikasi ini menggambarkan awal konflik yang muncul dalam cerita sejarah Kerajaan Majapahit. Kerajaan Singasari mengalami keruntuhan setelah adanya pemberontakan oleh Jayakatwang, Bupati Gelanggelang dari Madiun. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Singasari dan munculnya tantangan bagi Raden Wijaya, seorang bangsawan Singasari yang harus menghadapi situasi sulit setelah kekalahan tersebut.
3. Klimaks
Bukti Teks:
Tentara Mongol tak tahu perubahan politik di tanah Jawa, dimanfaatkan oleh Raden Wijaya. Bersama Raden Wijaya, tentara Mongol di bawah pimpinan panglima perang Shih-pi, Ike Mese, dan Kau Hsing, menyerang dan membunuh Jayakatwang. Setelah berhasil mengalahkan Kediri, Raden Wijaya berbalik menyerang tentara Mongol dan memaksa mereka angkat kaki dari Jawa
Analisis: Bagian klimaks ini adalah puncak ketegangan dalam sejarah berdirinya Majapahit. Raden Wijaya menggunakan strategi yang cerdik dengan memanfaatkan kehadiran tentara Mongol, yang datang ke tanah Jawa untuk menghukum Raja Kertanegara atas penghinaannya kepada utusan Khubilai Khan. Tanpa mengetahui perubahan politik di Jawa, tentara Mongol bekerja sama dengan Raden Wijaya untuk menyerang Jayakatwang.
4. Resolusi
Bukti teks :
Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit yang pertama. Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan Majapahit tetap berpusat di Trowulan, yang kini berada di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Analisis:Â Bagian ini merupakan penyelesaian dari seluruh konflik yang terjadi. Setelah berhasil mengusir Jayakatwang dan tentara Mongol, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit pada tanggal 10 November 1293, yang menjadi titik awal era kejayaan baru di Nusantara.
Bagaimana struktur teks cerita di atas? Sudah lengkapkah?
Secara keseluruhan, struktur teks cerita sjarah ini sudah hampir lengkap dengan tiga bagian utama: orientasi, rangkaian peristiwa, dan resolusi. Namun, teks ini belum memiliki reorientasi, yang bisa melengkapi pemahaman mengenai dampak sejarah Majapahit bagi Nusantara.