Mohon tunggu...
Ika Utaminingrum
Ika Utaminingrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kalau pusing itu tandanya duitnya menipis sekian terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pertempuran 5 Hari di Semarang

30 April 2024   22:59 Diperbarui: 30 April 2024   23:07 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di samping dendam pribadi, terdapat dendam umum dengan latar belakang kekejaman dari penjajahan yang dilakukan oleh Jepang itu sendiri. Kekejaman tersebut diantaranya adalah kepada pekerja Romusha yang diperlakukan secara kejam dan petani yang dirampas hasil padinya secara sewenang-wenang. 

Pada tanggal 14 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30 secara tiba-tiba orang Jepang tersebut memberontak dan menyerang para Polisi Indonesia yang menjaganya. Serangan tidak dilakukan dengan tangan kosong, melainkan menggunakan senjata tongkat besi dan kayu. Meledaknya tembakan membuat kedua belah pihak ada yang terluka di badannya. 

Kemudian orang-orang Jepang tersebut melarikan diri untuk dapat bergabung dengan Kido Butai di Jatingaleh. Namun kondisi yang gelap dan diantara mereka banyak yang belum paham dengan Jalan Kota Semarang sehingga beberapa dari mereka ada yang tersesat dan baru ditemukan dengan Kido Butai pada hari berikutnya. 

Terdapat beberapa kemungkinan alasan dari pemberontakan yang dilakukan oleh orang Jepang dari Cepiring tersebut, diantaranya orang tawanan tersebut tidak memperoleh cukup makanan dan dianiaya, bagian dari rencana Kido Butai ke Semarang, atau bahkan kemungkinan sebagai bentuk pemberontakan orang Jepang akibat mereka mengetahui bahwa terdapat beberapa kawannya yang dibawa dan dibunuh oleh pemuda. 

Alasan yang terakhir sesuai dengan pembunuhan terhadap Jepang yang terjadi di Semarang Barat, seperti yang telah dijelaskan di awal mengenai pemberontakan orang Jepang di Cepiring. Penyiksaan dan pembunuhan terhadap warga Jepang adalah akar pergerakan Kido Butai, yang dipicu oleh dorongan untuk membalas dendam dan menjaga solidaritas sesama warga Jepang. 

Namun, tindakan yang terlalu terburu-buru dan kurang pengendalian dari pihak Kido Butai justru memperburuk situasi dan menyebabkan peningkatan jumlah warga Jepang yang tewas oleh pemuda sebagai respons terhadap tindakan balas dendam tersebut.

. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun