Mohon tunggu...
Ika Trina Fauziana
Ika Trina Fauziana Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, ibu rumah tangga dengan 2 orang anak

Saat ini mengajar di Sekolah Dasar yang berada di Desa Alasmalang, SDN 1 Alasmalang, sebuah SD yang saat ini berposisi SD inti, jadi semua guru diharapkan menjadi contoh untuk SD imbas yang berada di sekitarnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merdeka Belajar bersama Siswa

28 November 2021   05:45 Diperbarui: 28 November 2021   06:17 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Merdeka Belajar Bersama Siswa

Oleh

Ika Trina Fauziana

Guru SD Negeri 1 Alasmalang

 

Abstrak

Melibatkan siswa dalam segala kegiatan bersama guru adalah langkah awal untuk mempraktikkan Merdeka Belajar di kelas,menghargai segala bentuk kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan siswa sesuai dengan tema pembelajaran yang dilaksanakan dapat menjadikan siswa menjadi kreatif dan berpikir kritis sehingga ke depan menjadi siswa merdeka belajar yang berprofil Pancasila.Merdeka belajar dapat menjadi langkah awal bagi siswa belajar untuk mengambil keputusan dan menilai diri atau menilai kemampuan yang dimiliki oleh diri sendiri. Merdeka belajar dilaksanakan dengan memperhatikan dasar pendidikan yang telah diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu Menghamba pada Murid, kodrat alam dan kodrat zama, sistim among, asas trikon, dan budi pekerti.

Kata Kunci : Menghamba pada Murid, kodrat alam dan kodrat zama, sistim among,asas  trikon, dan budi pekerti.

 

Pendahuluan

Mendengar kata merdeka yang ada di benak kita adalah bebas, bebas dalam belajar, bebas dalam melaksanakan pembelajaran, bebas dalam kegiatan belajar. Bagaimanapun keadaannya bisa belajar, apapun yang dirasakan, apapun yang digunakan, dan apapun materi yang dihadapi, serta apapun alat yang ada dapat digunakan untuk belajar. Pemaknaan yang seperti itu dapat dijadikan untuk membuat inovasi pembelajaran, meskipun merdeka dalam segala hal tetapi aturan dan langkah yang digunakan harus sesuai dengan rambu-rambu pembelajaran yang ada.

Merdeka belajar sebuah istilah yang baru didengungkan akhir akhir ini, karena perkembangan siswa dan berkembangnya cara berpikir siswa. Cara merdeka yang diterapkan di dalam kelas harus benar – benar kita praktikkan karena siswa saat ini apabila dikekang dengan aturan yang diciptakan dengan cara lama maka mereka akan banyak melakukan pelanggaran. Pembelajaran di dalam kelas menjadi dasar belajar siswa karena di dalam kelas langkah yang siswa ambil saat belajar adalah membutuhkan teman untuk saling bercerita dan saling belajar. Saling belajar disini adalah langkah awal belajar siswa dengan mengambil pengalaman yang telah diceritakan siswa lainnya untuk dijadikan pelajaran pada saat kemudian hari. Namun beberapa waktu terahir siswa harus belajar sendiri di rumah tanpa adanya teman seperti saat mereka berada di sekolah. Perbedaan tingkat minat belajar siswa saat awal pandemi hingga saat ini mengalami penurunan semangat belajar.

Saat awal pandemi Maret 2020 siswa mulai berhenti sosialisasi dengan teman saat berada di kelas, siswa harus belajar sendiri di rumah tanpa adanya bantuan dari guru tanpa adanya sosialisasi dengan teman di kelas. Awal pandemi siswa semangat dalam belajar meskipun tanpa guru dan tanpa teman sekelas mereka. Dapat dikatakan semangat karena tingkat kehadiran siswa dan keaktifan mengumpulkan tugas masih tinggi. Tingkat tingginya mengumpulkan tugas dapat terlihat saat diberi tugas dengan cara guru berkeliling (guling)  ke rumah siswa, maka siswa mau mengerjakan dan mengumpulkan tugas dengan baik terlepas dari siswa yang memang karakter awalnya kurang antusias saat mendapat tugas di kelas. Langkah awal yang diambil masa awal pandemi adalah siswa belajar mandiri di rumah masing masing dengan teknik berbeda beda. Karena sebelumnya telah ada group WA untuk orang tua maka group tersebut akhirnya dimaksimalkan penggunaannya untuk memantau absn siswa. Absen siswa saat awal lancer dan dapat aktif melaksanakan absen setiap hari meskipun harus berbagai cara dilakukan guru untuk menunjukkan dan mau membuat siswa absen, diantaranya dengan voicenote guru, dengan emoticon siswa, dengan berfoto menggunakan seragam hari itu, dengan memberikan senyum termanis saat pagi hari, dan cara lain sebagainya. Langkah pertama saat pandemic diantaranya : Membentuk WAG antara orang tua dan guru, memberikan buku pelajaran pada siswa dengan 1 titik tempat sesuai dusun masing – masing, memberikan pelajaran pada siswa dengan cara guru berkeliling ( guling), memberikan tugas dan materi lewat WAG dan dikumpulkan orang tua mengantar ke sekolah. Cara cara kreatif yang diambil guru untuk tetap melaksanakn kewajiban supaya siswa tetap mendapatkan haknya sebagai siswa dan guru tetap melaksanakan kewajibannya. Cara cara yang diambil mempunyai nilai positif dan negative juga bagi siswa dan guru karena tetap harus belajar sendiri di rumah.

Cara yang diterapkan pada masa awal pandemi mempunyai nilai positif dan negatifnya , diantaranya saat harus membuat WAG untuk komunikasi antara guru dan orang tua siswa, komunikasi antara orang tua dan guru menjadi aktif dan dapat selalu bertanya melalui jaringan pribadi, guru dapat memberikan materi pembelajaran yang dapat dikerjakan oleh siswa, dapat dibaca tetapi tingkat pemahamnnya tidak sama pada siswa, tidak adanya bantuan dan cara yang detail dari guru. Dampak selanjutnya adalah komunikasi akan terputus antara orang tua dan guru saat paket data habis dan jaringan internet tidak ada. Guru harus siap melayani dan menjawab pertanyaan kapanpun saatnya sesuai dengan jam belajar yang dilaksanakan siswa, karena awal pandemi HP yang dimiliki orang rua belum tentu setiap hari berada di rumah. Cara selanjutnya dengan memberikan buku paket kepada siswa tiap anak dengan satu buku paket dengan cara belajar dipandu guru lewat WAG menggunakan cara memberi materi dan memberi latihan soal pada WAG dengan menuliskannya pada buku catatan dan mengumpulkan tugas di akhir minggu pada guru yang bersangkutan. Siswa akan belajar dan focus pada jawaban yang ada pada soal dan langkah tercepat dari jawaban yang ada di buku paket adalah mencari jawaban sesuai yang ada pada aplikasi pencarian di HP. Sehingga pembelajaran yang bermakna belum bisa  tercapai. Cara lain yang ditempuh adalah Guru berkeliling ke tempat pos belajar siswa di setiap Dusun, hal ini salah satu langkah yang diambil guru supaya lebih dekat dengan siswa dan mampu memberikan semangat belajar bagi siswa dalam melaksanakan pembelajaran saat mereka harus belajar sendiri di rumah, kendala yang ada pad acara ini adalah satu orang guru tidak akan mampu bersama siswa secara menyelurh dalam satu waktu, tetapi hanya dengan beberapa siswa saja yang berada pada satu pos di susun tersebut  selama satu hari saja, kemudian harus berpindah tempat pada pos selanjutnya bersama siswa yang berada pada satu dusun yang berbeda. Kendala guru saat itu adalah ada satu siswa yang berada jauh dari desa asal sekolah sehingga harus berkeliling juga ke tempat siswa tersebut. Cara cara tersebut siswa sudah belajar sendiri dengan materi yang sesuai dengan tingkat belajarnya dengan materi yang berada di buku siswa dan dengan cara belajar mereka sendiri-sendiri. Dengan cara sendiri sendiri mereka belajar di rumah tanpa harus bertemu guru setiap hari dan tanpa masuk ke sekolah, hanya menggunakan komunikasi WAG atau dengan tugas yang dikumpulkan pada akhir minggu, apakah hal tersebutlah yang dinamakan merdeka belajar?

Ternyata setelah mengetahui makna dari merdeka belajar (Independent of Learning Program) bukan hal tersebut yang dinamakan merdeka belajar, bukan kita sebagai guru memberikan tugas pada siswa tanpa ada pantauan dari dekat, bukan kita yang memberikan materi hanya dengan contoh kemudian dengan latihan soal yang bebas waktu mengerjakan dan bebas waktu mengumpulkannya. Merdeka belajar yang diprogramkan saat ini adalah  sebuah konsep belajar yang mana guru dan siswa mempunyai kebebasan dalam berinovasi dan bertindak dalam proses belajar mengajar, sehingga orientasi belajar yang ada adalah tidak terfokus pada guru saja sebagai pengajar, hanya guru yang menugaskan pada siswa langkah–langkah harus di gunakan dalam pembelajaran. Namun harus ada keterlibatan siswa dalam menerapkan langkah pembelajaran yang akan digunakan guru saat akan belajar bersama siswa. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai itulah tujuan yang digunakan guru bersama siswa dalam pembelajaran. Awal ada sebuah kalimat Merdeka Belajar, yang ada pada benak dan angan angan saya adalah merdeka , apakah siswa harus belajar sendiri seterusnya?, apakah kita hanya sebagai pemberi materi jarak jauh seterusnya?, Bagaimana cara kita memberikan pelajaran pada siswa?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akhirnya terjawab saat mendalami materi Merdeka Belajar.

Pembahasan

Merdeka belajar mempunyai kata kata kunci saat kita mempraktikkan merdeka belajar dan kita melaksanakan pembelajaran bersama siswa. Kata kunci yang bisa kita gunakan adalah menghamba pada murid, kodrat alam dan kodrat zaman, sistim among, asas trikon, Budi Pekerti, tanpa hukuman.  Menghamba pada murid adalah istilah yang diciptakan oleh Ki Hajar Dewantara karena sebuah kisah pengalaman pribadi belai saat sedang sibuk dengan pekekerjaanya seorang anak Ki Hajar dewantara yang mempunyai keterbasatasan kaadaan membuat jengkel dengan terus menangis, merasa terganggu dengan keadaan putrinya Ki Hajar meletakkan anaknya di luar rumah dan membiarkan anaknya berada di luar rumah pada saat terjadi hujan sehingga ptrinya kehujanan dan menjadi sakit (buku Pendidikan, Ki Hajar dewantara halaman 382) hal itulah yang menjadikan pelajaran bahwa seorang guru atau pendidik harus menghamba pada Sang Anak atau murid dengan kata lain lebih mementingkan Sang Anak atau siswa daripada karirnya sendiri. Segala sesuatu yang pendidik lakukan ikhlas dan berpusat pada anak. Pelajaran dari sang tokoh itulah yang mendasari bahwa pendidikan harus menghamba apada murid, kalimat menghamba pada murid juga terdapat pada mars Guru Penggerak tepatnya pada bait ke lima sehingga menjadikan dasar bersemangat sebagai guru untuk selalu mementingkan kepentingan siswa.

Kata kunci ke dua adalah kodrat alam dan kodrat zaman, hal ini di tulis oleh Ki Hajar Dewantara pada bukunya “Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak
bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21).

Kita sebagai  pendidik  harus selalu mengingat bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman Jadi dapat diambil pelajaran bahwa dalam memberikan pelajaran pada siswa harus sesuai dengan kodrat alamnya anak, anak mempunyai keadaan yang masih harus diamong atau di bersamai dalam segala hal kegiatan di sekolah karena kodrat alam anak adalah selalu ingin ,merasa aman dimanapun mereka berada, kodrat alam anak dapat dimaknai juga dengan konteks lokal sosial budaya dimana siswa berada dalam kehidupan sehari hari. Budaya lokal yang berada di daerah Banyuwangi utara bisa berbeda dengan karakter yang berada di daerah Banyuwangi selatan, cerita yang bisa digunakan dalam kodrat alam siswa yang berada di daerah pantai akan berbeda juga dengan anak anak yang tumbuh di daerah pegunungan. Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 saat ini yang sudah berbasis digital, maka guru harus bisa mengimbangi dan memberikan pendidikan pada siswa yang memanfaatkan alat digital untuk membuat dan memanfaatkan teknologi yang di punyai untuk belajar mereka, sehingga guru juga harus aktif dalam bealajar sesuai dengan kodrat zaman saat ini. Mengenai Pendidikan dengan perspektif global, KHD mengingatkan bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia. Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada di Indonesia. Kekuatan sosial budaya Indonesia yang beragam dapat menjadi kekayaan pengetahuan siswa, dimana untuk mengetahui kekayaan yang ada pada saat ini dapat memanfaatkan teknologi yang ada dan telah dimiliki sebagian besar siswa. kekuatan kodrat alam dan zaman dalam mendidik. KHD menegaskan juga bahwa didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri. Artinya, cara belajar dan interaksi murid Abad ke-21, tentu sangat berbeda dengan para murid di pertengahan dan  akhir abad ke-20.

Kata kunci sistim among adalah sebuah kebutuhan bagi anak yang mendasari seorang pendidik perannya adalah sebagai petani atau sebagai tukang kebun hal tersebut di tuliskan oleh Ki Hajar Dewantara pada Prinsip pendidikan. Fungsi sebagai Petani disini adalah merawat Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani. Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta ‘tangan dingin’ pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal. Jadi intinya perkembangan siswa tidak dapat disama ratakan karena memang kemampuan siswa memang berbeda beda meskipun awalnya kemampuan siswa sama bisa juga sampai akhirnya siswa mempunyai kemampuan dalam bidang yang sama tetapi hasil dan kemampuan nya berbeda. Selain kodrat alam dan kodrat zaman kata kunci yang bisa kita gunakan dalam menerapkan merdeka belajar adalah asas Trikon (Ki Hajar Dewantara) Tri Kon  adalah kontinuitas, konvergen dan konsentris. Makna dari ketiganya adalah hal yang saling berkesinambungan dan bisa diterapkan dalam kelas dan dalam pembelajaran yang menuju merdeka belajar bagi siswa, Kontinuitas adalah Pembelajaran yang dilaksanakan secara terus menerus, artinya pembelajaran yang dilaksanakan secara berkesinambungan dan secara runtut, darimana keruntutan itu dapat kita laksanakan? Runtutan tersebut dapat kita laksanakan sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang kita buat, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan dapat terjalin antara materi dan sesuai dengan tema yang kita lakukan saat itu. Keruntutan tersebut dapat kita gunakan sebagai cara atau alur pembelajaran yang mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang kita pelajari, hal tersebut tidak terlepas dari perencanaan yang kita buat pada awal pembelajaran. Konvergen atau dapat dikatakan beragam, langkah beragam yang dimaksud adalah beragamnya cara, beragamnya materi, beragamnya sumber belajar yang digunakan dalam melaksnakan pembelajaran di dalam kelas bersama siswa, sehingga tidak monoton hanya menggunakan satu buku saja atau hanya menggunakan buku siswa yang telah ada saja tetapi dapat juga dipadukan dengan sumber lain yang berkaitan dengan materi pada tema yang saat itu kita pelajari bersama siswa. Keberagaman materi salah satu bentuknya saat ini adalah saat kita belajar tematik maka materi pelajaran yang kita pelajari dalam satu tema tidak hanya satu mata pelajaran saja tetapi terdiri dari beberapa mata pelajaran, untuk itulah langkah konvergen dipraktikkan disini. Keberagaman cara belajar kita laksanakan bersama siswa, kita bisa menggunakan cara belajar yang bisa membuat siswa tertarik saat melaksanakan pembelajaran, cara beragam yang kita gunakan dapat juga menjadikan siswa berpikir kreatif saat melaksanakan pembelajaran. Konsentris disini dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan budaya daerah yang ada. Budaya yang ada dapat kita gunakan sebagai cara atau metode pendekatan bentuk budaya untuk mewujudkan pembelajaran tematik yang bersifat konsentris, makna pembelajaran akan lebih mengena pada siswa karena dalam pembelajaran yang dilakukan diintegrasikan dengan budaya lokal yang telah siswa kenal selama ini, tujuan lainnya adalah supaya siswa merasa lebih memiliki pada budaya yang telah ada pada daerahnya, sehingga menjadi lebih bangga pada budaya lokal yang ada, apabila siswa merasa memili maka mereka akan berusaha untuk menjaga kelestariannya. Diharapkan budaya yang ada akan tetap terjaga dan lestari pada masa masa selanjutnya. Saat pendidikan dasar jika siswa sudah dikenalkan dengan budaya daerah yang ada maka dikemudian hari mereka akan berusaha untuk menjaganya serta melestarikan budaya daerahnya.

Menurut Ki Hajar Dewantara, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Lebih lanjut KHD menjelaskan, keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual). Keluarga juga merupakan sebuah ekosistem kecil untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan institusi pendidikan lainnya. Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat untuk berinteraksi sosial antara kakak dan adik sehingga kemandirian dapat tercipta karena anak - anak saling belajar antara satu dengan yang lain dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Oleh sebab itu, peran orang tua sebagai guru, penuntun, dan pemberi teladan menjadi sangat penting dalam pertumbuhan karakter baik anak. Saat berada di sekolah guru harus bisa menciptakan iklim di kelas sebagai keluarga anak saat berada di sekolah, anak harus bisa nyaman belajar di sekolah seperti saat mereka berada di rumah, salah satu cara yang bisa diambil guru adalah lebih dekat dengan siswa saat dikelas dan saat melaksanakan pembelajaran, tujuannya adalah siswa supaya mampu dan mau mengungkapkan apapun yang ada pada guru saat bersama mereka di sekolah seperti mengungkapkan perasaan mereka pada ibu saat mereka berada di rumah. Jika tercipta suasana yang demikian maka siswa akan merasa nyaman berada di kelas dan belajar lebih bermakna bersama guru dan teman teman mereka di kelas.

Tanpa hukuman, apakah bisa disiplin, tanpa hukuman apakah bisa tercipta ketertiban, tanpa hukuman apakah bisa siswa tidak melanggar tata tertib yang ada di sekolah, tanpa hukuman apakah bisa siswa melaksanakan dan mengerjakan kewajiban mereka saat di rumah atau saat berada di sekolah bahkan saat berada di kelas? Tanpa hukuman pakah bisa Disiplin? Kata disiplin erat kaitannya dengan yang namanya tata tertib, hukuman, kewajiban. Cara yangbisa kita terapkan dalam merdeka belajar salah satunya adalah dengan menanamkan pada siswa tanpa hukuman. Cara atau langkah apa yang akan digunakan guru untuk menghapuskan atau meniadakan yang namanya hukuman, tanpa hukuman siswa akan semena mena pada aturan yang ada. Apabila masih ada hukuman di kelas maka langkah menciptakan merdeka belajar masih belum bisa dikatakan dengan merdeka. Menciptakan disiplin pada siswa tepatnya dikatakan dengan Bahasa Disiplin positif dapat diciptakan salah satunya dengan cara menggunakan keyakinan baik di kelas, atau Bahasa yang umum digunakan adalah kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas disini mengguanakan kata keyakinan baik di kelas sehingga siswa akan lebih mamaknai kesepakatan yang di buat merupakan keyakinan baik yang diciptakan secara bersama – sama di dalam kelas. Keyakinan baik di kelas dibuat secara bersama – sama untuk dapat dilaksanakan secara bersama- sama juga oleh semua anggota kelas. Bagaimana Keyakinan kelas dapat mengurangi atau menghilangkan hukuman yang ada di kelas? Keyakinan baik yang di buat dikelas dibuat secara bersama sama, hal apa saja yang harus di petuhi dikelas semua diungkapkan siswa dan di tulis oleh siswa pada media keyakinan kelas. Sehingga dari keputusan keyakinan baik di kelas tersebut akan membawa dampak bahwa jika tidak menepati pada keyakinan kelas yang telah dibuat maka akan diingatkan oleh teman lainnya, dan semua teman, jika dengan teman masih juga melanggar dan tidak melaksanakan keyakinan yang telah di buat maka siswa yang berada dalam satu kelas tersebut akan melaporkan pada guru yang membersamai mereka pada saat pembelajaran. Langkah apa yang akan di berikan guru? Guru akan berposisi kontrol sebagai manajer yaitu mengambil sikap untuk merestitusi siswa supaya mau mengakui kesalahan mereka dan dapat menjadi lebih baik. Pasti tidak akan mudah, benar tidak kaan mudah tapi kembali pada kata kunci Kontinuitas maka kita akan selalu terus menerus menerapkan hal yang sama sebagai pembelajaran dan pengingat pada siswa bahwa mereka mempunyai keyakinan yang telah dibuat bersama dan harus di lakukan secara bersama – sama.

Menerapkan merdeka belajar di kelas dimulai pada saat memasuki tema 2 pada kelas VI dengan tema Persatuan dalam Perbedaan. Langkah penerapannya adalah dengan membuat Pemetaan materi yang ada pada tema 2, menulis KI dan KD yang ada pada materi pelajaran yang ada, dari KI dan KD yang ada kemudian menentukan tujuan pembelajaran yang di capai. Langkah pelaksanaan pembelajaran diharapkan dapat melibatkan siswa dalam penyusunanya, tujuan pembelajaran adalah hal yang akan dicapai pada sebuah pembelajaran, maka apabila tujuan telah ditentukan dan di rancang maka menyusun langkah pembelajarannya. Tujuan pembelajaran harus diberitahukan kepada siswa supaya mereka mengetahui akan melaksanakan pembaelajaran bagaimana yang akan mereka ikuti. Langkah pembelajaran yang diterapkan adalah menghargai perbrdaan yang ada di kelas dengan cara menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berdeferensiasi yang proses menghargai perbedaan. Perbedaan siswa di dalam kelas tetap dihargai dengan cara pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa, sehingga siswa dapat belajar bersama-sama dalam satu waktu menuju pada satu tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan pada awal pembelajaran. Contoh Produk yang dihasilkan pada tema 2 sub tema 1 adalah membuat video membaca teks Proklamasi, membuat cerita tentang Proklamasi dan membuat penjelasan tentang tanaman. Ketiga produk tersebut akan menjadi awal kelompok bagi siswa yang akan melaksanakan pembelajaran hari itu sehingga siswa akan fokus pada tujuan yang akan siswa harus capai, saat tujuan akhir pembelajaran sudah dapat tercapai oleh siswa maka selanjutnya dalah melaksanakan produk yang harus dihasilkan, bagaimana kelompok lain yang prosuknya tidak sama? Mereka akan menyimak dari hasil produk kelompok lain dan memberikan pertanyaan tentang masalah yang ditemuinya.

Pelaksanaan Merdeka belajar mulai dapat terlaksana meskipun saat ini telah sampai pada tema 5 tetapi masih banyak juga evaluasi yang harus dilakukan pada setiap pertemuan. Pelaksanaan evaluasi dan selalu melkukan refleksi adalah juga termasuk dalam langkah merdeka belajar. Evaluasi Pembelajaran adalah hal yang sudah terlaksana bagi siswa selama ini, tetapi evaluasi untuk guru yang belajar bersama siswa saat ini sudah mulai dilaksanakan. Refleksi pembelajaran melibatkan siswa yang mana isi dari refleksi tersebut adalah manfaat dann isi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Simpulan 

Pelaksanaan Merdeka belajar yang telah dipraktikkan di kelas menggunakan kata kunci yang ada yaitu menghamba pada murid, kodrat alam dan kodrat zama, sistim among, asas trikon dan budi pekerti dapat terlaksana meskipun harus selalu melaksanakan evaluasi setiap harinya. Memulai melaksanakan merdeka belajar dengan menghilangkan hukuman yang diakibatkan dari tidak melaksanakan tata tertib yang telah ada dengan cara membuat keyakinan kelas baik secara bersama sama, sehingga siswa merasa punya tanggungjawab untuk selalu melaksanakan keyakinan yang telah dibuat. Proses pelaksanaan Merdeka belajar di kelas menggunakan RPP yang berdeferensiasi sehingga menghargai siswa yang mempunyai perbedaan dalam segala hal menjadi tercakup dalam kelompok yang sesuai dengan kemampuan  yang dimiliki.

Metode

Metode yang digunakan dalam penulisan adalah  metode Deskripsi, yaitu mendeskripsikan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mewujudkan siswa dalam kelas yang merdeka belajar.

Daftar Pustaka

  • Soeratman, Darsiti. (1985). Ki Hadjar Dewantara. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
  • Suparlan, Henricus. (2015). Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Sumbangannya Bagi Pendidikan Indonesia. Jurnal Filsafat. Vol. 25, No. 1, Hal. 56-74
  • Rafael, Simon Petrus (2020). Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara. Modul 1.1 CGP angkatan 3. Jakarta : GTK Kementrian Pendidikan Nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun