Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Suka atau Tidak, Band Rock Creed akan Kembali Reuni Tahun 2024 Ini!

16 Januari 2024   09:32 Diperbarui: 23 Januari 2024   01:07 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Creed, Sumber: www.billboard.com

Setelah lebih dari satu dekade tanpa kabar, akhirnya band rock Creed akan kembali menyapa para penggemarnya dalam sebuah penjelajahan kapal pesiar yang berlayar dari Miami ke Bahama pada tanggal 18-24 April 2024 mendatang.

Di gelaran konser "The Summer of '99 Cruise" itu, Creed akan berada di stage yang sama dengan beberapa band 90-an lainnya di antaranya Vertical Horizon, 3 Doors Down, The Verve Pipe, dan Dishwalla.

Saya mengenal Creed dari kakak perempuan saya. Ya, selain jajaran kaset Collective Soul, kakak saya juga memiliki kaset dari band yang beranggotakan Scott Stapp, Mark Tremonti, Scott Phillips, dan Brian Marshall itu.

Tak dapat dipungkiri bahwa band yang menolak distempel sebagai band reliji ini memiliki nomor-nomor yang menyenangkan untuk didengar. Empat studio album telah mereka rilis dan menghasilkan penjualan lebih dari 53 juta kopi di seluruh dunia.

Namun sayangnya, kesuksesan band yang terbentuk pada tahun 1994 itu dinodai dengan berbagai kontroversi utamanya berasal dari sang frontman yang banyak gaya, eh.

Dibentuk di Tallahassee, Florida, nama Creed langsung berkibar ketika merilis album secara independen di bawah bendera Blue Collar Records yang didanai oleh Jeff Hanson, pemilik bar tempat band tersebut membawakan lagu-lagu coveran pun lagu mereka sendiri yang hanya 2 biji.

Album debutan mereka langsung menjadi buah bibir di kalangan para pecinta musik rock yang genrenya mulai digoyang oleh EDM.

Album yang diproduseri oleh John Kurzweg dengan judul "My Own Prison" itu banyak diputar di radio-radio lokal sampai akhirnya direkrut oleh Wind Up Records. Di bawah label inilah Creed mengalami lonjakan kesuksesan di mana Wind Up me-remix dan merilis ulang album tersebut.

Salah satu lagu yang menjadi favorit saya di album ini adalah "What's This Life For." Nomor ini dengan manis langsung duduk di tangga teratas Billboard Hot Mainstream Rock Tracks selama 6 minggu berturut-turut.

Tak salah kiranya telinga saya ini, sekali mendengar langsung suka dengan komposisi yang ditulis oleh Stapp dan Tremonti itu. Kabarnya lagu ini terinspirasi dari peristiwa mengenaskan seorang teman mereka yang tewas karena bunuh diri.

Kesuksesan mereka tak berhenti di album pertama karena album kedua mereka yang bertajuk "Human Clay" mendapat lebih banyak buih-buih cinta dari para penggemarnya.

Ya, "Human Clay" telah diganjar 13 kali sertifikat platinum dan mendudukkan "Higher" serta "Wide Arms Open" di tangga lagu Billboard. Nomor "Wide Arms Open" sendiri langsung menyabet penghargaan Grammy Award untuk kategori Best Rock Song di tahun 2001 silam.

Tak hanya memenangkan Grammy, "Human Clay" pun memenangkan penghargaan dari American Music Award untuk kategori "Favorite Pop/Rock Album" dan penghargaan dari Billboard Music Award untuk "Catalog Album of The Year" pada tahun 2002 silam.

Saat itu Creed tak hanya bersinar di kalangan pendengar musik rock namun lebih luas lagi.

Makin tinggi pohon maka makin kencang angin yang menerpanya. Demikian lah nasib band yang namanya disemat oleh sang bassist, Brian Marshall itu. Kritikan demi kritikan dilemparkan dengan masifnya tak terkecuali tentang suara bariton Stapp yang semirip frontman Pearl Jam, Eddie Vedder.

Peniru Vedder! Demikian teriak para hater. Gonjang-ganjing dengan Pearl Jam inilah yang di kemudian hari membuat sang bassist dipecat hengkang dari bandnya karena memberi pernyataan tentang Pearl Jam yang membuat personel lainnya tak enak hati.

Album ketiga mereka "Weathered" yang rilis tahun 2001 melempem dan kena timpuk kritikan pedas dari sana-sini. Hal ini digadang-gadang karena adanya perseteruan antara Creed dengan beberapa pihak hanya dikarenakan ego para personel band yang ketinggian. Maklumlah ya sedang naik daun. Nah, salah satu yang merasa ditoyor oleh ego band rock itu adalah frontman Limp Bizkit, Fred Durst.

Di rentang tahun inilah, kelakuan-kelakuan tak terpuji Scott Stapp mulai bermunculan. Dari kecanduan alkohol dan obat-obatan sampai mengemudi secara ugal-ugalan hingga jatuh korban.

Salah satu yang paling fenomenal adalah Stapp mabuk di saat manggung. Boro-boro nyanyi, mengeluarkan satu patah kata pun ia tak kuasa.

Mereka pun langsung kena ulti di class action oleh para penonton, sepaket dengan ticketmaster dan promotornya sekalian. Gugatan memang dibatalkan namun nama band sudah tercoreng dan agak susah untuk dipulihkan.

Satu tahun kemudian, Creed bubar jalan. Mark Tremonti, Brian Marshall, dan Scott Philips membentuk band baru bernama Alter Bridge dengan Myles Kennedy sebagai vokalisnya. Stapp yang mereka tinggalkan akhirnya menghibur dirinya sendiri dengan merilis album religi solo.

Ditinggalkan teman-teman bandnya tak membuat Stapp sadar, ia malah makin menggila dengan prilaku buruk dan agresifnya.

Ya, dari menjelek-jelekan mantan rekan bandnya sampai pentolan Foo Fighters, Dave Grohl ikut kena senggol, menimpuk drummer 311, Chad Smith, dan terbitnya sex tape-nya bersama Kid Rock saat tur bersama Metallica.

Kasus terakhir itulah yang menampar Stapp secara brutal karena citra diri religius pemilik nama lengkap Anthony Scott Flippen itu yang tumbuh di lingkungan gereja pantekosta dan kerap menulis lirik-lirik lagu tentang moralitas nan religius. Stapp kemudian dicap sebagai seorang munafik.

Tak hanya itu, kasus KDRT pun menghinggapinya. Lengkap sudah.

Setelah melalui tahun-tahun yang kelam akhirnya pada 2009, Creed secara resmi reuni dan merilis album "Full Circle" yang walaupun tak begitu bergema namun cukup memuaskan para penggemar garis kerasnya.

Album yang mengawali debutnya di nomor #2 tangga lagu Billboard 200 dan terjual sebanyak 110 ribu kopi di minggu pertama perilisannya itu menandai kembalinya sang bassist, Brian Marshall.

Reuni kali itu tak membuat Stapp kembali ke jalan yang benar. Masalah kesehatan mentalnya yang memburuk dengan berprilaku tak lazim membuatnya menjadi bulan-bulanan media yang seketika merusak reputasi publiknya. Hari-harinya dipenuhi dengan pernyataan-pernyataan melantur yang tak masuk akal.

Namun, pada suatu kesempatan di tahun 2015 pria yang kini genap berusia setengah abad itu akhirnya mengakui bahwa ia didiagnosis mengidap bipolar disorder dan gangguan psikotik karena penyalahgunaan obat-obatan selama bertahun-tahun lamanya.

Sementara tiga pesonel Creed lainnya asyik mahsyuk dengan bandnya Alter Bridge dan telah merilis beberapa album yang sukses di pasaran, Stapp tak mau kalah dong. Ia pun bergabung dengan Ron Thal (eks GNR), John Moyer (Disturbed), John Votta, dan Vince Votta dalam supergrup bernama Art of Anarchy yang sebelumnya ditinggal mati Scott Weiland. Namun, di band ini pun Stapp tidak menemukan jalannya.

Nah, pertengahan tahun 2023 kemarin dengan hebohnya Creed menggelar pengumuman bahwa mereka akan reuni. Tentu saja hal ini membuat senang para penggemar namun rasa senang itu mendadak buyar seketika karena reuni yang dimaksud bukan merilis lagu atau album baru melainkan dalam bentuk konser satu kali di atas sebuah kapal pesiar.

Band memang tak ada rencana selain kumpul-kumpul manggung membawakan lagu-lagu lawasnya dalam sekali helaan pentas namun tidak menutup kemungkinan di tahun-tahun mendatang akan merilis album baru. Demikian ungkap sang gitaris, Mark Tremonti dalam podcast Hatebreed Jamey Jesta.

Perjalanan karir Creed dengan segala tetek-bengek masalah di dalamnya memanglah bagai roller coaster yang meliuk-liuk tanpa ampun namun apakah mereka juga akan membuat perasaan penggemar garis kerasnya bagai roller coaster juga dengan menebak-nebak kapan mereka akan kembali reuni dalam bentuk sebuah album baru?

Ah kalau itu, hanya Tuhan dan Creed yang tahu.

Sekian.

*dari berbagai sumber.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun