Setelah dihitung memakai sempoa, rupanya sudah 9 tahun saya haha-hihi nulis di blog keroyokan ini. Â Masih anak bawang sekali, kumincir bak kucing abegeh.
Gak kayak Mbak Ayu Agnes Lintang Momon Suromon (panjang bener namanya) yang baru daftar langsung moncer kinclong buricak-burinong, saya musti bernafas sampai ngak-ngik-nguk-ngek-ngok dulu untuk menghiasi foto profil saya dengan warna biru Persib. Â
Lalu bagaimana saya mengenal Kompasiana? Â Eh gak nanya ya, heuheu. Biarin ah, maksa mau cerokit.
Cerita awalnya nih ya, saat itu saya merasa hampa dan kosong bagai lagunya "Pure Saturday" karena punya blog pribadi kok suasananya sepi sekali ...krik ...krik ...krik ... hanya sawang eh sarang laba-laba lah yang setia menemani. Â
Oleh karena itu demi meningkatkan penampakannya dengan heroik saya browsing kesana-kemari untuk mencari cara agar blog saya eta banyak yang mengunjungi.
Bukannya menemukan taktik, trik, dan tips jitu yang dapat diterapkan untuk blog pribadi eh saya malah menemukan tulisan mamas-mamas yang mengatakan bahwa daripada menulis di blog pribadi yang kadang bikin kheki mending nulis di blog keroyokan bertajuk Kompasiana aja.
Kata beliaunya itu, nulis di Kompasiana pasti ada yang baca, walaupun hanya satu orang thok.
Wih, saya girang dong, bagi saya satu orang sudah cukup, gak minta banyak-banyak. Â "Banyak adus kali, nututi sabun wangi, wek wek wek." Laaah jadi nyanyi Jawi.
Lalu dengan tangan gemetar dan merinding disko, saya pun memberanikan diri untuk daftar dan mulai menulis. Tulisan saya ala kadar banget, asal ada di otak langsung nulis, gak memedulikan ejaan dan sebagainya. Â Pokoknya nulis, titik gak pake koma.
Dan benar saja, gak cuma satu orang yang mengunjungi tapi belasan. Â Maria Mercedes gembira banget, Bang Brader Yefta! Â Wakakakakak.