Mendiang simbah saya, selain membuat kebaya kutu baru, beliau pun selalu membuat kutang sendiri dengan dijahit tangan. Â Bentuk kutang yang dulu simbah buat dan pakai dinamai kutang nenek atau Suroso.
Suroso merupakan nama bapak kutang legendaris alias produsen kutang yang dijadikan nama merek.
Nah, kutang Suroso ini biasanya berkain katun adem dan memiliki bukaan kancing depan. Â Dulu warna-warnanya gak mencolok dan biasanya terdapat saku kecil di bagian depan yang berfungsi untuk menyimpan uang atau benda berharga lainnya agar aman. Â Tapi yang pasti gak segede kulkas juga kali ya.
Dilansir dari Kompas.com, sebutan kutang diyakini berasal dari bahasa Portugis "Cotao" yang merujuk kepada kain halus yang terbuat dari kapas atau linen. Â
Selain kutang, kain penutup payudara dikenal juga dengan sebutan BH (beha), kependekan dari bustehauder dalam bahasa Belanda atau Bust Holder dalam Bahasa Inggris.
Nah, jauh sebelum kutang Suroso eksis, di belahan dunia lain, kutang alias beha atau bra sudah dipakai oleh banyak wanita.
Ya, bra pertama yang disebut apodesmos sudah ada sejak abad ke-8 SM yang berasal dari era Yunani Kuno. Saat itu para wanita memakai kain linen atau pita wol yang diikatkan ke belakang. Â
Nah, sekitar tahun 1500, para wanita di barat, utamanya kelas menengah atas mulai menggunakan korset untuk membentuk tubuh. Â
Korset yang kerangkanya sebagian besar terbuat dari logam tersebut akhirnya harus berakhir keberadaannya karena sang logam diperlukan untuk perlengkapan militer. Â Menariknya, hal ini sampai membuat Dewan Industri Perang Amerika meminta para wanita untuk berhenti membelinya.
Selain itu, korset yang bersifat kaku sangat tidak disarankan oleh para ahli kesehatan saat itu karena dapat mengganggu kesehatan.
Pada tahun 1869, beha modern pertama lahir di Perancis ketika Herminie Cadolle memotong korset berbahan tenun menjadi dua bagian. Â Bagian atas menopang payudara dengan tali, sedangkan bagian bawah untuk pinggang.
Tahun 1913, Mary Phelps Jacob atau yang lebih dikenal dengan Caresse Crosby, seorang sosialita New York menciptakan brassiere yang kemudian disingkat menjadi bra. Â Bra Crosby pun langsung dipatenkan, akan halnya jenis bra Crosby yang terkenal adalah "bra backless."
Bisnis Crosby pun dimulai dengan melayani pesanan dari departemen store terkemuka namun pada akhirnya ia jual patennya kepada Warner Brothers. Co karena startupnya gagal. Â
Pada awalnya, bra ini dibuat dari bahan yang mudah diregangkan sehingga hanya ada satu ukuran alias all size. Â William dan Ida Rosenthal lah yang dikemudian hari memperkenalkan sistem besaran cup A, B, C, dan D. Â Â
Namun, hal ini masih menjadi perdebatan hingga kini karena ada yang mengklaim bahwa SH. Champ and Co-lah yang lebih dulu memperkenalkan sistem penomoran cup bra tersebut.
Tahun 1930 industri bra berkembang dengan pesat dengan tali elastis yang dapat disesuaikan, cup yang empuk, dan lain sebagainya.
Bra berbentuk peluru torpedo kemudian mengambil alih dan banyak digunakan oleh para wanita yang bekerja di pabrik. Bra ini digadang-gadang dapat memberi perlindungan lebih bagi wanita yang bekerja di lini produksi.
Kini, bra menjadi semacam kebutuhan bagi kebanyakan wanita. Â Dengan menggunakan bra yang cocok, baik dari sisi gaya, ukuran, dan tipe dapat mengubah kualitas hidup secara signifikan. Â
Ya, jenis bra yang tepat akan membantu meningkatkan penampilan. Oleh karena itu, sudah saatnya para wanita mengetahui jenis-jenis bra yang nantinya dapat disesuaikan dengan gaya berpakaiannya.
1. Â Brallete. Â Bra yang memiliki bahan lembut, ringan, dan tidak berkawat. Bralette tidak mempertahankan bentuk tiga dimensi payudara namun kesederhanaannya membuat pemakainya merasa nyaman dan cocok untuk digunakan dalam keseharian.
13. Â Nursing bra, digunakan oleh para ibu yang tengah menyusui atau selama kehamilan. Â Bra ini memiliki kait yang dapat dibuka saat menyusui bayi.Â
Sekian.
*Dari berbagai sumber.