Ya, bunga yang sangat mudah ditanam ini dapat digunakan sebagai penurun gula darah, menjaga kesehatan jantung, menjaga kesehatan otak, mencegah kerontokan rambut, mengurangi peradangan, mengurangi resiko hipertensi, mengatasi masalah asma, dan dapat menjadi ramuan penurun berat badan.
Nah, beberapa hari lalu, saya puyeng memikirkan menu sarapan lalu nongkrong sejenak di pekarangan. Melihat bunga telang bermekaran, ide menu sarapan langsung berputar.
Semenjak ditanam, saya belum pernah menggunakan bunga tersebut untuk olahan makanan dan hari itu adalah momennya.
Saya pun langsung memetiki bunga-bunga telang dengan heroiknya, terkumpullah 25 kuntum. Bunga ini akan dijadikan pewarna olahan makanan yang berjudul "Katiri Mandi."
Katiri mandi merupakan olahan percandilan yang berasal dari Mandar, Sulawesi Barat yang berbentuk seperti bubur candil atau bubur biji salak. Namun, tidak seperti biji salak yang rasanya manis, candil katiri mandi memiliki rasa asin sedangkan larutan santan kentalnya rasanya manis.
Katiri mandi juga ada yang menyerupai kolak dengan kuah gula aren. Candilnya terbuat dari tepung ketan. Seperti pada umumnya, beberapa olahan makanan dapat memiliki versi berbeda.
Nah, biasanya saya menggunakan campuran ubi ungu untuk mewarnai candilnya namun kali ini bunga telanglah yang menjadi bintangnya.
Berikut ini adalah resep katiri mandi berbahan tepung tapioka. Biasanya katiri mandi berbahan tepung ketan ya gaes ya.Â
Bila ingin candilnya bertekstur agak empuk maka dapat menggunakan kentang atau ubi yang dikolaborasikan dengan tepung ketan.
Resep Katiri Mandi Bunga Telang
Pewarna bunga telang:
25 buah bunga telang
100 ml air